Anggota Komisi IX DPR Minta Perundungan di Dunia Kedokteran Harus Segera Dihentikan
Dalam pidatonya, pria yang akrab disapa Gus Nabil ini mengungkap fenomena bullying terhadap dunia pendidikan.
Editor: Hasanudin Aco
"Perundungan di lingkungan kedokteran itu merupakan kejahatan. Maka, harus ada solusi hukum serta proses hukum yang jelas dan kongkret hingga tidak ada yang dirugikan. Praktik perploncoan senior-yunior ini harus berhenti. Ini merugikan kita semua, merugikan bangsa Indonesia. Pelaku kejahatan ini harus diproses hukum, untuk efek jera dan menstop perundungan ini untuk selamanya di lingkungan para dokter," punkasnya
Senada dengan Gus Nabil, Ketua Dewan Pertimbangan IDI DKI Jakarta yang juga Ketua PB IDI terpilih, Slamet Budiarto mengungkapkan faktor terjadinya bullying.
"Terutama dipendidikan spesialis, itu faktornya banyak dari faktor internal, kemudian banyak hak-hak residen yang tidak terpenuhi oleh penyelenggara pendidikan, ada hak insentif, jadi seorang spesialis residen harus digaji, yang kedua ada hak istirahat," katanya.
Permasalahan bullying terjadi karena sistem, sistem harus diperbaiki dan IDI harus masuk di dunia pendidikan spesialis
"Inikan sudah bagian momok dari pendidikan spesialis sehingga bullying ini masih terjadi jadi permasalahan utamanya adalah di sistem ini harus diperbaiki yang kedua IDI juga harus masuk dalam dunia pendidikan spesialis agar bisa menangani atau mencegah terjadinya bullying terutama untuk peserta didik karena nanti dokter yang dihasilkan dari bullying berpotensi jadi tidak baik sehingga itu harus dicegah," jelasnya.
Menurut dia, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan, DPR RI dan IDI harus bersama-sama untuk mencega ini, jadi kalau pendidikannya baik, hulunya baik maka keluarannya akan menjadi baik, kalau pendidikannya kurang baik maka dokternya berpotensi kurang baik
"Jadi suatu hal yang harus cepat dan wajib ini segera diselesaikan," ujarnya.