Politikus PDIP Masinton Tuding Andi Arief Masih Hidup di Zaman Otoriter
Masinton Pasaribu menganggap Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief masih hidup di zaman otoriter.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDIP Masinton Pasaribu menganggap Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief masih hidup di zaman otoriter.
Hal itu menanggapi pernyataan Andi Arief yang menyebut hanya satu yang membuat Puan Maharani menang di pilpres 2024, yakni semua ditangkap saja.
"Andi Arief masih hidup di zaman otoriter kali. Ya alam pikirnya masih terbawa situasi yang otoriter. Sekarang kan sudah era demokrasi," kata Masinton saat ditemui di kantor Tribun, Jakarta, Senin (26/9/2022).
Menurut Masinton, pernyataan Andi Arief bisa saja terjadi bila pada zaman orde baru (Orba).
Sementara sekarang, kata dia, era demokrasi dan tidak memungkinkan orang ditangkap semena-mena.
"Sekarang ini sudah era demokrasi sipil, kebebasan pers. Gimana caranya? Enggak mungkin dong ada orang ditangkap semena-mena enggak ada salah," ujarnya.
Sebelumnya, dalam sebuah video yang beredar di WhatsApp Andi Arief menyebut hanya satu yang bisa Puan Maharani menang, yakni semua ditangkap saja.
"Kalau sekarang misalkan yang disiapkan Puan Maharani, lha kan semua orang berani melawan Puan Maharani. Tetapi kalau ditangkap-tangkapin, pimpinan partainya diancam, ya itu yang tidak boleh," ucapnya.
Baca juga: Beredar Videonya Ungkap Jokowi Bilang Anies Baswedan akan Masuk Penjara, Ini Klarifikasi Andi Arief
"Kalau PDIP menawarkan Puan Maharani, hanya satu yang membuat Puan Maharani menang, semua ditangkapin aja. Iya itu kan?" lanjut Andi.
Dalam video itu, Andi Arief menuturkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menemui semua ketua umum partai politik (parpol) kecuali PDIP.
Dari informasi yang didapat SBY, kata dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya mau dia calon presiden di 2024.
"SBY bukan orang sembarangan. Informasinya kualitasnya, dia cek satu per satu. Dia sudah ketemu seluruh pimpinan partai kecuali PDIP. Semua mengeluh, dia sudah mendengar langsung, skenario dua pasang," ungkapnya.
"Lalu dia melakukan pengecekan pada orang yang mendengar langsung dari mulutnya Pak Presiden. Pak Presiden hanya mau dua calon," sambungnya.
Diminta tak dikutip
Andi Arief lalu memberikan klarifikasi setelah videonya tersebut beredar di berbagai media sosial.
Andi Arief menyatakan, video berdurasi 01.50 menit yang beredar itu bukanlah untuk konsumsi publik, melainkan hanya untuk internal Partai Demokrat.
"Sehubungan dengan beredarnya video wawancara saya, mohon untuk tidak dikutip. Pertama, itu buat internal," kata Andi Arief melalui akun Twitternya.
Tak hanya itu, Andi Arief juga menyatakan, kalau video yang beredar bukanlah format asli.
Melainkan, sudah ada beberapa part yang dihilangkan sehingga berpotensi menimbulkan kesalahpahaman.
"Kedua, ada beberapa bagian yang dipotong dan bisa membuat salah paham," ungkapnya.