Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jangan Asal Posting, Ini 5 Penerapan Empati Digital di Medsos soal Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Seluruh pihak perlu dinilai perlu memahami empati digital dalam menyampaikan informasi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, laga Arema FC vs Persebaya.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Jangan Asal Posting, Ini 5 Penerapan Empati Digital di Medsos soal Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
freepik.com
Ilustrasi - Pengamat Media Sosial dari Komunikonten, Hariqo Satria, mengungkapkan seluruh pihak perlu memahami empati digital dan kejujuran dalam menyampaikan informasi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan setelah laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Media Sosial dari Komunikonten, Hariqo Satria, mengungkapkan seluruh pihak perlu memahami empati digital dan kejujuran dalam menyampaikan informasi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan setelah laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam.

Diketahui hingga saat ini, tercatat 174 orang meninggal dunia akibat kerusuhan setelah laga Arema FC vs Persebaya usai.

"Jumlah ini terbesar sepanjang sejarah pertandingan olahraga di Indonesia, dan kedua terbesar dalam sejarah sepakbola dunia."

"Ini tidak boleh jadi sekadar angka, karena bagi keluarga ini adalah luka, kesedihan yang tidak terlupa." ungkap Hariqo, Minggu (2/10/2022).

Untuk itu, Hariqo menyebut ada lima hal yang perlu diperhatikan terkait empati digital.

Baca juga: UPDATE Jumlah Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Bertambah: 174 Orang Meninggal

1. Tidak Memposting Konten yang Menyulut Emosi Korban 

Hariqo menyarankan agar seluruh pihak tidak memposting konten yang membuat keluarga korban, baik yang meninggal maupun dalam perawatan menjadi semakin terluka, marah, dan lain sebagainya.

Berita Rekomendasi

"Belajar dari Almarhum Pak Sutopo BNPB, utamakan empati, menghayati yang dirasakan oleh seluruh keluarga korban yang ditinggal orang-orang yang sangat dicintainya," ungkapnya.

Sejumlah bangkai kendaraan akibat dirusak dan dibakar massa dalam kerusuhan usai laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya terlihat teronggok di sekitar Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022) pagi. Usai laga antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam, yang berakhir dengan kekalahan 2-3 untuk Arema FC, terjadi kerusuhan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa hingga 130 orang, sekitar 180 orang lainnya luka-luka, dan 13 kendaraan dirusak serta dibakar. SURYA/PURWANTO
Sejumlah bangkai kendaraan akibat dirusak dan dibakar massa dalam kerusuhan usai laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya terlihat teronggok di sekitar Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022) pagi. Usai laga antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam, yang berakhir dengan kekalahan 2-3 untuk Arema FC, terjadi kerusuhan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. (SURYA/PURWANTO)

2. Sampaikan Informasi Jujur

Kemudian kepada para penyelenggara, panitia, pejabat, aparat, dan pihak berwenang lainnya, Hariqo meminta agar menyampaikan informasi yang benar dan jujur.

"Sehingga masyarakat tidak kecewa, marah."

"Sebaiknya yang disampaikan adalah bahan yang sudah ditulis dan telah dicek berlapis kebenarannya," ujarnya.

Belajar dari sejarah, Hariqo mengungkapkan prinsip kejujuran adalah kebijakan yang terbaik harus diterapkan dalam setiap konten, konferensi pers, dll.

"Kejujuran, keseriusan, hukuman dapat membuat kejadian menyedihkan ini tidak terulang," ungkap Hariqo.

Baca juga: Ketua Panpel Arema FC akan Bertanggung Jawab dan Bentuk Posko Informasi Korban

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas