Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan, Kosgoro 57 Sebut Semua Pihak Harus Bertanggungjawab
Dave mengingatkan dampak dari kericuhan di Malang berpotensi membuat event internasional terancam digelar di tanah air.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Kolektif (PPK) Korgoro 1957 Dave Akbarshah Fikarno Laksono menyatakan duka mendalam kepada para korban akibat kericuhan suporter usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Saat ini suasana duka di dunia bola tanah air, kami Kosgoro 1957 menyatakan duka cita yang mendalam,” kata Dave dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (2/10/2022)
Baca juga: Buntut Tragedi Usai Laga Arema vs Persebaya, Ketua Umum PAN Desak Liga 1 Dievaluasi Besar-besaran
Dave mengingatkan dampak dari kericuhan di Malang berpotensi membuat event internasional terancam digelar di tanah air.
Tahun depan diketahui Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Di saat kita perlahan keluar dari pandemi, kita memulai kegiatan sosial budaya ekonomi dan juga event internasional sampai olahraga, sekarang dinodai bahkan berpotensi diragukan kembali melakukan event-event besar. Kami meminta pertanggungjawabana semua pihak,” ucap Dave.
“Jangan sampai citra Indonesia tercoreng dan diragukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan internasional,” ujar Dave.
Lebih lanjut, Dave mengingatkan semua pihak harus bekerja sama dan berkoordinasi mengusut tuntas penyebab meninggalnya ratusan orang tersebut.
Dave menekankan investigasi harus dilakukan secara terbuka dan melibatkan semua pihak, agar dunia international tetap bisa percaya kepada bangsa Indonesia.
Jangan sampai kemampuan Indonesia diragukan dalam melaksanakan perhelatan besar.
“Semua pihak di sini apakah itu Forkopimda, kementerian olahraga, aparat keamanan Kepolisian, lembaga intelijen semua harus berkoordinasi untuk menuntaskan dan mencari tahu persoalan ini,” pungkas Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar ini.
Polri menyebut korban meninggal 127 orang, belakangan Presiden Jokowi menyebut 129, hingga kini data korban masih terus bergerak karena masih banyaknya korban yang dirawat di Rumah Sakit.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.