Mahfud MD: Pemerintah akan Tangani Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang dengan Baik
Mahfud MD mengatakan pemerintah menyesalkan terjadinya peristiwa di Stadion Kanjuruhan Malang yang menelan korban jiwa lebih dari 100 orang.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Kemanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan pemerintah menyesalkan terjadinya peristiwa di Stadion Kanjuruhan Malang yang menelan korban jiwa lebih dari 100 orang.
Pemerintah kata Mahfud MD akan menangani tragedi usai laga Arema FC vs Persabaya Surabaya tersebut dengan baik.
“Saya sudah dapat informasi dari Kapolri, Jenderal Listyo Sigit. Saya juga sudah berkordinasi dengan Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta. Pemerintah menyesalkan atas kerusuhan di Kanjuruhan,” kata Mahfud MD dikutip dari akun Insntagramnya, Minggu (2/10/2022).
Pemerintah kata Mahfud MD menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
Ia berharap keluarga korban bersabar dan terus berkordinasi dengan aparat dan petugas pemerintah di lapangan.
Baca juga: Kerusuhan Usai Laga Arema vs Persebaya, YLBHI Sebut Tindakan Aparat Bertentangan dengan Aturan
“Pemda Kabupaten Malang akan menanggung biaya rumah sakit bagi para korban,” kata Mahfud.
Sebelumnya kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang antara suporter dengan aparat memakan korban jiwa hingga lebih dari 100 orang.
Kerusuhan terjadi usai Arema FC takluk 3-2 dari sang tamu Persebaya Surabaya, Sabtu (1/9/2022) malam.
Setelah itu terlihat suporter Arema FC atau Aremania mulai masuk ke area lapangan dan diadang aparat keamanan.
Hingga pagi tadi korban meninggal dunia mencapai 129 orang.
Baca juga: Polri Turunkan Tim DVI Percepat Identifikasi Korban Kerusuhan Laga Arema vs Persebaya di Kanjuruhan
Kerusuhan terjadi akibat ribuan dari suporter Aremania turun ke lapangan, begitu di lapangan mereka mendapatkan hadangan dari aparat yang berjaga.
Dalam penanganan itu, terlihat pihak kepolisian yang bertugas menggunakan gas air mata untuk mengurai suporter, yang diduga pula ini jadi penyebab banyaknya korban jiwa berjatuhan.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta mengatakan justru penggunaan gas air mata sudah sesuai prosedur.
Pihak kepolisian menggunakan gas air mata karena suporter sudah bertindak anarkis dan masuk ke area lapangan.
Baca juga: Buntut Rusuh Laga Arema vs Persebaya di Kanjuruhan, Komisi X DPR Desak Kompetisi Liga I Dihentikan
Setelah penembakan gas air mata suporter berhamburan ke pintu 12 dan membuat area itu mengalami penumpukan.
“Saat terjadi penumpukan, itu jadi banyak yang mengalami sesak napas,” kata Nico Afinta saat konferensi pers, Minggu (2/20/20220.
“Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi, semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam in,” katanya.