Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita 2 Pemuda Kehilangan Teman yang Terpisah, Sudah Cari ke RS Tak Ketemu: 'Semoga Hanya Kesasar'

Haidullah dan Rizal mendatangi RS Wava Husada Kepanjen untuk mencari informasi keberadaan temannya yang dikhawatirkan jadi korban kerusuhan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Cerita 2 Pemuda Kehilangan Teman yang Terpisah, Sudah Cari ke RS Tak Ketemu: 'Semoga Hanya Kesasar'
SURYA/Sugiharto
Petugas mengevakuasi 3 mobil akibat kerusuhan tragedi Arema VS Persebaya yang ada di pintu masuk Stadion Kanjuruhan Malang. Minggu (2/10/2022). Dua pemuda mendatangi RS Wava Husada Kepanjen untuk mencari informasi keberadaan temannya yang dikhawatirkan jadi korban kerusuhan. (SURYA/SUGIHARTO) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabut duka dan suasana haru biru menggelayuti Malang dan sekitarnya seusai kerusuhan yang menewaskan ratusan orang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang saat laga Liga I Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam.

Lebih dari seratus orang meninggal dunia akibat insiden kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang itu.

Baca juga: Buntut Tragedi Usai Laga Arema vs Persebaya, Ketua Umum PAN Desak Liga 1 Dievaluasi Besar-besaran

Hingga Minggu (2/10/2022) kemarin, masih banyak keluarga yang belum mendapatkan informasi mengenai keberadaan anggota keluarganya yang saat kejadian ikut menonton pertandingan Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Salah satunya dialami oleh dua pemuda yang berasal dari Probolinggo, Haidullah dan Rizal.

Haidullah dan Rizal kemarin mendatangi RS Wava Husada Kepanjen untuk mencari informasi keberadaan temannya yang dikhawatirkan jadi korban kerusuhan usai pertandingan Arema vs Persebaya, Sabtu malam.

"Saya nyari teman saya. Kemarin terpisah," kata Haidullah.

Dikisahkan, pada saat pertandingan Arema vs Persebaya, mereka bertiga duduk di tribun 12.

Berita Rekomendasi

Mereka sengaja datang ke laga itu pada Sabtu pagi.

Begitu datang di Kepanjen, mereka langsung ke Stadion Kanjuruhan.

Ia menceritakan saat terjadi kerusuhan di stadion.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Menjadi Sorotan Dunia, Ridwan Kamil Ikut Berduka

"Polisi bertindak karena banyak yang melanggar di mana ada yang turun ke lapangan," katanya.

Ia menduga karena kondisi itu temannya panik dan terpisah dari keduanya.

"Semoga hanya kesasar saja. Soalnya dia hanya membawa HP dan tidak ada identitasnya," katanya.

Ia menyebutkan jika temannya berusia 13 tahun.

Sedang HP-nya diduga hilang saat kejadian.

Ia sudah menghubungi HP temannya namun hanya nada dering.

Ia menyebutkan temannya siswa kelas 8 SMP.

Sampai saat ini mereka belum pulang ke Probolinggo karena belum menemukan temannya.

Mereka sudah ke RSUD Kanjuruhan dan RS Wava dan berniat mengecek ke RS lain.

"Semoga teman saya ditemukan dan hanya kesasar," kata dia.

Dua Polisi Meninggal

Dua orang anggota polisi juga tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

Satu dari dua polisi yang meninggal dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya merupakan anggota Polres Trenggalek.

Kasi Humas Polres Trenggalek Iptu Suswanto membenarkan informasi tersebut.

Suswanto mengatakan, anggota yang meninggal adalah Briptu Fajar Yoyok Pujiono (27).

"Briptu Yoyok sehari-hari bertugas di Polsek Dongko," kata Suswanto.

Baca juga: Media Inggris Minta Eks Pelatih Timnas Indonesia Tanggapi Tragedi Kanjuruhan, Simon Soroti Fanatisme

Ia menambahkan, jenazah Briptu Yoyok saat ini dalam perjalanan menuju Trenggalek.

Sementara itu satu anggota polisi lainnya yang ikut tewas adalah Brigadir Andik Purwanto anggota Polsek Sumbergempol, Tulungagung.

Kapolres Tulungagung AKBP Eko Hartanto, membenarkan adanya anggota Polisi yang menjadi korban kerusuhan tersebut.

Saat ini jenazah masih dalam proses penjemputan di Malang.

"Betul ada anggota kami yang meninggal dunia, mohon doanya. Ini masih persiapan (penjemputan jenazah)," kata Kapolres Tulungagung AKBP Eko Hartanto.

Jenazah Brigadir Andik rencananya akan dibawa ke rumah rumah duka di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.

Kapolres menyampaikan belasungkawa atas insiden yang menwaskan banyak orang itu, termasuk dua anggota polisi.

"Kami turut berbela sungkawa atas insiden ini," ujarnya.

Pasutri Jadi Korban, Alfiansyah Kini Yatim Piatu

Sepasang suami istri (pasutri) asal Kota Malang, meninggal dunia akibat kerusuhan tersebut.

Pasutri Aremania yang menjadi korban seusai menyaksikan laga Arema FC vs Persebaya adalah Muhammad Yulianton (40) dan Devi Ratnasari (30).

Pasutri tersebut merupakan warga Jalan Bareng Raya 2G RT 14 RW 8 Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Kota Malang.

Diketahui juga, pasutri itu menonton pertandingan tersebut bersama sang anak yang bernama Muhammad Alfiansyah yang masih berusia 11 tahun.

Baca juga: Tujuh Warganya Tewas Dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan, Bupati Pasuruan Mengaku Sangat Sedih

Salah satu saudara korban, Doni (43) menjelaskan secara detail kejadian tersebut.

"Jadi di RT 14 ini, ada sebanyak 20 orang warganya menonton langsung pertandingan di stadion. Kami menonton di Tribun 14," ujar Doni, Minggu (2/10/2022).

Setelah pertandingan itu berakhir, sekitar pukul 22.00 WIB, kondisi di dalam stadion mendadak ricuh.

Pada awalnya, kericuhan terjadi di tengah lapangan. Tak lama kemudian, kericuhan itu mengarah ke bagian tribun penonton.

"Saat itu, petugas keamanan menembakkan gas air mata ke arah Tribun 12. Namun karena angin, asap dari gas air mata itu mengarah ke Tribun 14. Asap itu membuat perih mata, dan para penonton yang ada di Tribun 14 langsung berhamburan turun untuk segera keluar stadion," jelas Doni.

Doni pun langsung menggendong anaknya dan segera mengikuti para suporter yang lain untuk keluar stadion.

Aksi solidaritas Panser Biru dan Snex untuk Aremania dan korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pasca laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Panser Biru dan Snex menggelar doa dan penyalaan lilin yang berlangsung di Stadion Jatidiri Semarang Minggu (2/10/2022) malam. (Tribun Jateng/Franciskus Ariel Setiaputra)
Aksi solidaritas Panser Biru dan Snex untuk Aremania dan korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pasca laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Panser Biru dan Snex menggelar doa dan penyalaan lilin yang berlangsung di Stadion Jatidiri Semarang Minggu (2/10/2022) malam. (Tribun Jateng/Franciskus Ariel Setiaputra) (Tribun Jateng/Franciskus Ariel Setiaputra)

"Setelah itu, saya berhenti sebentar di bagian pintu keluar stadion. Tiba-tiba, Muhammad Alfiansyah ini datang menghampiri saya. Saya langsung tanya, kemana kedua orang tuamu kok enggak ada. Anak itu menjawab, kalau kedua orang tuanya masih di dalam stadion," bebernya.

Tak lama setelah itu, Doni melihat keberadaan kedua korban telah ditolong oleh orang lain.

Kemudian, korban dipinggirkan keluar stadion dan dibawa ke RS Teja Husada, Kabupaten Malang.

Doni menduga, kedua korban meninggal dunia karena terinjak-injak dengan suporter lainnya yang hendak keluar dari stadion.

Sedangkan anak korban, dapat selamat setelah meminta pertolongan ke polisi.

"Kemungkinan, saudara saya jatuh dari tangga tribun lalu terinjak-injak suporter lainnya. Saat saya lihat, bagian muka jenazah sudah pucat membiru. Kalau anaknya, minta bantuan ke polisi yang sedang jaga di dalam stadion terus selamat," ungkapnya.

Dia menerangkan, Devi baru pertama kali menyaksikan pertandingan di Stadion Kanjuruhan. Sedangkan Yulianton, sudah sering menonton sebelumnya.

"Kedua jenazah sampai rumah duka sekitar Subuh. Rencananya, akan segera dimakamkan di TPU Mergan sekitar pukul 09.00 WIB ini," tandasnya. (Tribun Network/kuh/wid/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas