Polri Bakal Gelar Olah TKP di Kasus Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang
Polri menyatakan pihaknya bakal menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di kasus tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri menyatakan pihaknya bakal menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di kasus tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.
"Olah TKP sangat dimungkinkan. Ini dari Pak Kapus Inafis juga memungkinkan," kata Dedi dalam konferensi pers di Malang, Senin (3/10/2022).
Namun begitu, Dedi masih belum membeberkan lebih lanjut perihal jadwal olah TKP tersebut.
Ia hanya menyatakan bahwa hasil penyelidikan akan disampaikan secara komprehensif.
"Karena tadi saya sampaikan dari hasil analisa kita kan kejadian bukan hanya di dalam Stadion tapi di luar stadion pun akan diungkap oleh tim ini. Jadi biar komprehensif," jelasnya.
Sebelumnya, kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang antara suporter dengan aparat, memakan korban jiwa hingga lebih dari 100 orang. Kerusuhan terjadi usai Arema FC takluk 3-2 dari sang tamu Persebaya Surabaya, Sabtu (1/9/2022) malam.
Setelah itu terlihat suporter mulai masuk ke area lapangan dan dihadang oleh aparat keamanan. Hingga pagi tadi korban meninggal dunia mencapai 129 orang.
Kerusuhan terjadi akibat ribuan dari suporter Aremania turun ke lapangan, begitu di lapangan mereka mendapatkan hadangan dari aparat yang berjaga.
Dalam penanganan itu, terlihat pihak kepolisian yang bertugas menggunakan gas air mata untuk mengurai suporter, yang diduga pula ini jadi penyebab banyaknya korban jiwa berjatuhan.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta mengatakan justru penggunaan gas air mata sudah sesuai prosedur.
Baca juga: Siapa yang Kasih Perintah Tembak Gas Air Mata di Tragedi Stadion Kanjuruhan? Ini Kata Polri
Pihak kepolisian menggunakan gas air mata karena suporter sudah bertindak anarkis dan masuk ke area lapangan.
Setelah penembakan gas air mata suporter berhamburan ke pintu 12 dan membuat area itu mengalami penumpukan.
“Saat terjadi penumpukan, itu jadi banyak yang mengalami sesak napas,” kata Nico Afinta saat konferensi pers, Minggu (2/20/20220.
“Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi, semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam in,” sambungnya.