Polisi Dinilai Tidak Tegas Karena Sepakati Pertandingan Arema FC Vs Persebaya Digelar Malam Hari
Bambang Rukminto menyoroti ketidaktegasan polisi karena tetap mengizinkan pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya digelar malam hari.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES) Bambang Rukminto menyoroti ketidaktegasan polisi karena tetap mengizinkan pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya digelar malam hari.
Bambang mengatakan seharusnya dalam merencanakan keamanan, polisi bisa memprediksi potensi masalah yang bisa terjadi jika pertandingan digelar pada malam hari.
Terlebih, kata dia, pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu memiliki sakala cukup besar.
"Kalau memang menyarankan pertandingan itu dimajukan pada 15.30 WIB, harusnya tetap konsisten dilakukan. Polisi harusnya tegas, jangan ada tawar menawar," ucap Bambang ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (4/10/2022).
Baca juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Polisi Tak Lagi Boleh di Dalam Stadion?
Ketidaktegasan polisi itu alhasil berakibat fatal.
Bambang menyebut aparat keamanan dinilai tidak siap mengamankan situasi keamanan yang berakhir ricuh serta menelan korban jiwa itu.
Maka dari itu, ia mengatakan perlu mengusut ketidaktegasan aparat kepolisian yang tetap menyepakati pertandingan di gelar pada malam hari.
"Karena memang polisi seharusnya bisa memperkirakan dan mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Yunus Nusi menyebut, PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan Panitia Pelaksana (Panpel) menolak rekomendasi polisi agar laga Arema vs Persebaya Surabaya di gelar sore hari pukul 15.30 WIB.
Yunus menjelaskan, hal itu lantaran baik pihak PT LIB, Panpel pertandingan dan pihak kepolisian menyepakati beberapa syarat untuk tetap menggelar pertandingan di malam hari pukul 20.00 WIB.
"Salah satunya menyepakati untuk tidak menghadirkan suporter lawan ke stadion. Itu yang jadi rujukan Panpel dan PT LIB," kata Yunus dalam konferensi pers di Stadion Madya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (2/10/2022).
Lanjut Yunus, karena kesepakatan itu juga, pihaknya tak memprediksi akan terjadi kericuhan suporter di dalam Stadion Kanjuruhan tersebut.
Sebab ia beranggapan, tidak akan terjadi kerusuhan antar suporter dikarenakan tidak diizinkannya pendukung Persebaya hadir di dalam stadion.
"Dimana letak kerusuhannya jika tidak ada rivalitas suporter, tidak ada pendukung Persebaya datang ke Malang. Sehingga itu yang jadi kesepemahaman dan akhirnya dilaksanakan," ucapnya.
Alhasil, saat ini dikatakan Yunus, PSSI dan sejumlah pihak tengah melakukan investigasi perihal kejadian yang menewaskan kurang lebih 130 orang dan ratusan luka-luka itu.
Adapun investigasi ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum PSSI Muhammad Iriawan dengan melibatkan Eksekutif Komite (Exco), PT LIB dan Komite Disiplin (Komdis).
"Ada dari tim dokter juga untuk melihat langsung di rumah sakit. Diperkirakan sore ini sudah ada di malang, kita tunggu hasilnya," katanya.