Jokowi Minta Tragedi Kanjuruhan Tuntas Kurang dari Satu Bulan, Aremania: 7 Hari Harus Ada Tersangka
Presiden Jokowi minta tragedi Kanjuruhan diungkap tuntas kurang dari satu bulan sementara Aremania minta dalam 7 hari harus ada tersangka.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya yang menewaskan ratusan nyawa suporter dan dua anggota polisi terus jadi sorotan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Jokowi meminta agar tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan bisa mengungkapkan secara tuntas tragedi tersebut dalam waktu kurang dari satu bulan.
Sementara itu, Aremania memberikan jangka waktu selama tujuh hari kepada pemerintah dan kepolisian untuk menetapkan status tersangka.
Jika tidak ada nama yang menjadi tersangka pasca kericuhan di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu malam kemarin (1/10/2022).
Aremania mengancam akan turun ke jalan, Malang Raya akan membiru.
Pernyataan tersebut sebagai sikap Aremania, agar kasus kericuhan yang terjadi di dalam laga Arema vs Persebaya dapat diusut tuntas.
Jokowi Minta Tragedi Kanjuruhan Diungkap Tuntas Kurang dari Satu Bulan
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta agar tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan bisa mengungkapkan secara tuntas tragedi tersebut dalam waktu kurang dari satu bulan.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang juga sekaligus menjadi Ketua TGIPF.
"Saya baru saja melapor kepada Presiden terkait kerusuhan di Kanjuruhan itu. Pertama, tim pencari fakta itu diminta segera bekerja, kalau bisa tidak sampai satu bulan sudah bisa menyimpulkan. Masalah besarnya sebenarnya sudah diketahui, tinggal masalah-masalah detailnya itu bisa dikerjakan mungkin tidak sampai satu bulan," ungkap Mahfud MD, dikutip dari laman presidenri.go.id, Selasa (04/10/2022).
Sebagai dasar TGIPF bekerja, Presiden Jokowi akan mengeluarkan Surat Keputusan Presiden (Keppres) pada hari ini, (4/10/2022).
Keppres tersebut akan menjadi naungan bagi tim dari berbagai institusi yang bekerja menginvestigasi kejadian di Stadion Kanjuruhan.
"Misalnya Menpora punya tim, PSSI punya tim, Irwasum punya tim, itu bagus untuk menyelidiki itu agar terang lalu nanti dikoordinasikan dengan kami di sini, di Kemenko Polhukam. Jadi ini yang dibentuk oleh Presiden," imbuhnya.
Menurut Mahfud MD, tim yang dipimpinnya akan berupaya memenuhi target yang diberikan Presiden.