Jokowi Pesan Jangan Ada yang Ditutupi, Polri Jelaskan Kenapa Belum Ada Tersangka Tragedi Kanjuruhan
Jokowi Ingin Tragedi Kanjuruhan diusut tuntas, tidak ada yang ditutup-tutupi, Polri jelaskan kenapa hingga kini belum ada penetapan tersangka
Penulis: Theresia Felisiani
![Jokowi Pesan Jangan Ada yang Ditutupi, Polri Jelaskan Kenapa Belum Ada Tersangka Tragedi Kanjuruhan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jokowi-minta-kanjuruhan-jangan-ditutupi.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun langsung ke lokasi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga mengunjungi korban tragedi Kanjuruhan di rumah sakit.
Bukan tanpa alasan, pasalnya Presiden Jokowi ingin tahu akar masalahnya hingga terjadi kerusuhan.
Presiden Jokowi juga menegaskan agar tidak ada yang ditutup-tutupi dalam pengungkapan tragedi Kanjuruhan.
Menurutnya pihak yang bersalah akan dikenai sanksi bahkan bisa sampai pidana.
Sementara itu, masyarakat Malang Raya termasuk Aremania juga menantikan adanya penetapan tersangka oleh Polri.
Polri pun menjawab mengapa hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka dalam tragedi Kanjuruhan.
Jokowi Ingin Tragedi Kanjuruhan Diusut Tuntas, Tidak Ada yang Ditutup-tutupi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin Tragedi Kanjuruhan yang menelan korban jiwa lebih dari 100 orang tersebut diusut tuntas.
Oleh karena itu pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk menginvestigasi tragedi tersebut.
“Ya, kenapa dibentuk tim pencari fakta independen karena ingin kita usut tuntas,” kata Presiden Jokowi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Saiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu, (5/10/2022).
Presiden Jokowi menegaskan tidak ada yang ditutup-tutupi dalam pengungkapan tragedi tersebut.
Menurutnya pihak yang bersalah akan dikenai sanksi bahkan bisa sampai pidana.
“Tidak ada yang ditutup-tutupi yang salah juga diberikan sanksi, kalau masuk pidana juga sama,” katanya.
Presdien Jokowi mengaku telah berbincang dengan sejumlah korban tragedi Kanjuruhan yang dirawat di RSUD dr. Saiful Anwar.
Ia ingin mengetahui situasi yang terjadi pada malam nahas tersebut.
Tujuannya agar diketahui akar permasalahan sehingga kejadian serupa tidak terulang.
“Saya benar-benar ingin tahu akar masalah penyebab tragedi ini sehingga kedepan kita bisa mendapatkan sebuah solusi terbaik dan kita tahu sudah dibentuk tim pencari fakta independen yang diketuai oleh pak Menkopolhukam,” pungkas Presiden Jokowi.
![Jokowi sampai di RS Syaiful Anwar, Kabupaten Malang pada Rabu (5/10/2022). Kunjungannya dalam rangka menjenguk korban luka imbas dari tragedi di Stadion Kanjuruhan. Selain itu, Jokowi juga memberikan santunan bagi 125 ahli waris korban meninggal dunia.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jokowi-sampai-di-malang-jenguk-korban-kanjuruhan.jpg)
Dari RSUD dr. Saiful Anwar, Kepala Negara akan menuju Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, untuk melakukan peninjauan.
Selepas itu, Presiden Jokowi akan kembali ke Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh untuk kemudian lepas landas menuju Provinsi Bali.
Presiden Jokowi direncanakan akan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, pada petang hari.
Selanjutnya, Presiden Jokowi akan menuju Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) untuk membuka Kongres ke-5 Konferensi Badan Peradilan Konstitusi Sedunia atau The World Conference on Constitutional Justice (WCCJ) Tahun 2022.
Selesai acara tersebut, Presiden Jokowi akan menuju hotel untuk bermalam di Bali dan melanjutkan agenda kunjungan kerja keesokan harinya.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan menuju Provinsi Jawa Timur yaitu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD., Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan, Komandan Paspampres Marsda TNI Wahyu Hidayat Sujatmiko, dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Belum Ada Tersangka Kasus Tragedi Kanjuruhan, Begini Penjelasan Polisi
Polisi hingga kini belum menetapkan tersangka kasus tragedi Kanjuruhan, Malang Jawa Timur yang menewaskan ratusan suporter.
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan tim investigasi menerapkan unsur kehati-hatian dan kecermatan sebelum menetapkan tersangka.
"Ada beberapa hal yang harus didalami. Karena unsur kehati-hatian dan kecermatan yang dilakukan ini harus betul-betul menjadi standar. Pendalaman-pendalaman harus dilakukan tim pada malam ini maupun besok. Sehingga mungkin besok kami akan sampaikan progress dari tim investigasi. Insya Allah besok," ujar Dedi saat gelar jumpa pers di Polres Malang pada Rabu (5/10/2022).
Dedi menambahkan, perkembangan terbaru tim investigasi telah memeriksa 31 anggota Polri terkait kasus ini.
Pemeriksaan juga terus dikakukan hingga malam ini.
"Tim investigasi telah melakukan pemeriksaan terhadap 31 anggota Polri. Dilanjutkan pemeriksaan pada malam ini sesuai dengan instruksi bapak Kapolri," sebutnya.
Baca juga: Langkah Seribu Polri Penuhi Perintah Presiden Jokowi Cari Tersangka Tragedi Kanjuruhan
Selain itu, sebanyak 35 saksi yang kini tengah digali keterangannya oleh polisi.
Menurut Dedi, keterangan saksi masih terus dipelajari oleh polisi.
"Tadi dari tim penyidik sudah dilaporkan langkah-langkah yang sudah dilakukan. Para saksi berjumlah 35 orang, baik internal yang ikut dalam pengamanan. Maupun saksi dari eksternal," ungkap Dedi.
Di sisi lain, Dedi menegaskan tim investigasi telah memahami permintaan Presiden RI Joko Widodo untuk bekerja secara cepat.
"Tim telah diinstruksikan bekerja cepat sesuai arahan presiden," tutupnya.
Komnas HAM: Masyarakat Malang Minta Segera Ada Tersangka Tragedi Stadion Kanjuruhan
Komisioner Komnas HAM RI M Choirul Anam mengatakan selama melakukan proses investigasi Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang pihaknya banyak mendapatkan aspirasi terkait proses hukum tragedi tersebut.
Ia mengatakan, banyak pihak menginginkan segera ada tersangka dalam tragedi tersebut.
"Satu yang juga suaranya banyak di mana-mana adalah teman-teman masyarakat Malang, tokoh-tokoh Malang, maupun Aremania juga meminta segera ada tersangka," kata Anam di kanal Youtube Humas Komnas HAM RI pada Rabu (5/10/2022).
"Karena memang kalau dilihat secara kasat mata yang kami temukan memang ada kekerasan, korban meninggal, dan lain sebagainya," kata Anam.
Anam mengatakan masyarakat Malang Raya menunggu tindakan hukum yang diambil oleh aparat penegak hukum mengenai siapa yang bertanggung jawab dalam peristiwa nahas tersebut.
"Banyak yang menyuarakan kepada kami segera ditetapkan tersangka. Tentu saja dengan proses hukum yang adil dan fair. Kalau melihat peristiwanya, ini peristiwa terbuka dan sebagainya. Harusnya memungkinkan untuk segera adanya tersangka. Itu harapan," kata Anam.
![Komisioner Komnas HAM RI M Choirul Anam.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/choirul-anam-kanjuruhan-nih3.jpg)
Aremania Ancam Turun ke Jalan Jika Dalam Waktu 7 Hari Tak Ada Tersangka
Aremania memberikan jangka waktu selama tujuh hari kepada pemerintah dan kepolisian untuk bekerja.
Jika tidak ada nama yang menjadi tersangka pasca kericuhan di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu malam kemarin (1/10/2022), Aremania akan turun ke jalan.
Pernyataan tersebut disampaikan Aremania, sebagai sikap, agar kasus kericuhan yang terjadi di dalam laga Arema vs Persebaya dapat diusut tuntas.
Sebab, laga derbi Jawa Timur itu, menyebabkan 125 orang tewas, dan ratusan orang mengalami luka-luka.
"Kami berikan batas waktu selama tujuh hari. Jika tidak ada yang jadi tersangka, atau tidak ada yang bertanggungjawab, kami akan turun ke jalan. Malang Raya membiru," ucap Ade Herawanto, seorang Aremania, Senin (3/10/2022).
Dia menyampaikan, banyaknya korban tewas dalam insiden tersebut merupakan duka mendalam yang dialami oleh arek-arek Malang.
Oleh sebab itu, Ade bersama dengan Aremania lainnya yang mengatasnamakan Aremania Menggugat akan melakukan somasi secara terbuka pada Selasa (4/10/2022).
Somasi ini akan ditunjukkan kepada Panpel pertandingan di laga Arema vs Persebaya, Kepolisian, PSSI dan PT LIB.
"Kami lakukan somasi bersama dengan teman-teman dari bantuan hukum Arema Menggugat. Somasi ini kami lakukan secara terbuka," ujarnya.
Baca juga: AKBP Putu Kholis Aryana, Kapolres Malang yang Baru Ternyata Pernah Ikut Tangkap Djoko Tjandra
Sementara itu, Ambon Fanda yang juga Aremania menyayangkan, hingga kini belum ada pihak-pihak yang mau bertanggungjawab atas insiden kericuhan di Stadion Kanjuruhan.
Dia berjanji, akan turun ke jalan, untuk menyampaikan aksi protes Aremania atas tragedi yang telah merenggut ratusan korban jiwa.
"Kami memberikan batas waktu tujuh hari. Kalau selama batas waktu itu tidak ada yang mau bertanggungjawab. Kami turun," tegasnya.
Spanduk Usut Tuntas Tragedi di Stadion Kanjuruhan Bertebaran di Penjuru Malang Raya
Spanduk bertuliskan Usut Tuntas atas tragedi yang menelan ratusan korban jiwa di Stadion Kanjuruhan bertebaran di beberapa sudut Kota Malang, Selasa (4/10/2022).
Tak hanya spanduk dan banner, poster-poster soal tragedi di Stadion Kanjuruhan juga bertebaran di tembok dan tiang listrik di seluruh penjuru Kota Malang.
Beberapa kalimat yang ditulis dalam spanduk dan poster itu di antaranya :
'Sepakbola Tidak Sebanding Dengan Nyawa'
'Mereka Pamit ke Orang Tua Nonton Sepakbola, Pulang Sudah Tidak Bernyawa'.
'Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan'.
Bahkan di depan gedung DPRD Kota Malang ada spanduk bertuliskan 'Usut Tuntas Nyawa Terampas'.
Kalimat yang disampaikan dalam tulisan tersebut, merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh Aremania atas insiden di Stadion Kanjuruhan.
"Adanya spanduk itu merupakan gerakan kami Aremania. Kami ingin membuat seluruh gang di Malang Raya membuat spanduk usut tuntas," ucap Dadang Indarto, Aremania.
Dia mengatakan, bahwa spanduk tersebut merupakan suara dari Aremania agar insiden di Stadion Kanjuruhan dapat diusut sampai tuntas.
Sebab, dari kejadian tersebut menimbulkan banyak korban jiwa dari kalangan suporter Arema.
"Selain spanduk, kami juga menggelar doa bersama selama tujuh hari ini area Stadion Gajayana. Nanti di hari ke tujuh, kami gelar di Stadion Kanjuruhan," ujarnya.
![kolase foto Arema berduka atas tragedi Kanjuruhan dan spanduk bertuliskan Usut Tuntas atas tragedi yang menelan ratusan korban jiwa di Stadion Kanjuruhan bertebaran di sudut-sudut Kota Malang, Selasa (4/10/2022). Aremania mengancam akan turun ke jalan jika dalam waktu 7 hari tak ada tersangka](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/spanduk-usut-tuntas-kanjuruhan.jpg)
Selain itu, Aremania kini mulai mengumpulkan data dan fakta di lapangan.
Data dan fakta inilah, yang nantinya akan dijadikan bukti nyata untuk pengambilan sikap Aremania ke depan.
Mereka menganggap, selama ini terjadi kesimpangsiuran data, terkait jumlah korban meninggal dunia dalam insiden tersebut.
Hal ini menjadi sesuatu yang disesalkan oleh Aremania, mengingat, banyak Aremania yang meninggal dunia pasca insiden tersebut.
"Saat ini kami masih mengumpulkan data dan fakta yang ada. Itu sudah kami sampaikan kepada teman-teman Aremania yang lain," tandasnya. (tribun network/thf/Tribunnews.com)