Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Tragedi di Kanjuruhan, Profesor di Inggris Sindir Sikap Polisi dan Manajemen Stadion yang Buruk

Profesor Clifford Stott soroti tindakan polisi Indonesia dan manajemen stadion yang buruk jadi akibat terjadinya tragedi maut di Stadion Kanjuruhan

Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Soal Tragedi di Kanjuruhan, Profesor di Inggris Sindir Sikap Polisi dan Manajemen Stadion yang Buruk
SURYA/PURWANTO
Suasana kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan 131 korban tewas, Profesor Clifford Stott soroti tindakan polisi Indonesia dan manajemen stadion yang buruk jadi akibat terjadinya tragedi maut di Kanjuruhan 

TRIBUNNEWS.COM - Lagi-lagi kinerja polisi jadi sorotan ahli asing tentang tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Diketahui, tragedi maut yang menewaskan suporter Arema FC dan dua anggota polisi kini jadi sorotan media asing.

Termasuk dalam laman Washington Post, menuliskan pendapat Clifford Stott, Profesor di Universitas Keele Inggris.

Clifford Stott menyinggung tentang tindakan pihak polisi Indonesia.

Selain itu, Clifford Stott juga menyoroti manajemen stadion Kanjuruhan yang buruk.

"Clifford Stott mempelajari sikap kepolisian di event olahraga (Indonesia), meninjau dari video yang disediakan The Post, yang terjadi di Kanjuruhan adalah akibat langsung dari tindakan polisi yang dikombinasikan dengan manajemen stadion yang buruk," lansir Washingtonpost.com.

Baca juga: New York Times: Polisi Indonesia Kurang Terlatih dalam Mengendalikan Massa

Clifford Stott menyebut kejadian kunci tragedi Kanjuruhan dimulai saat penembakan gas air mata dengan posisi pintu tertutup.

Berita Rekomendasi

"Menembakkan gas air mata ke tribun penonton saat gerbang terkunci kemungkinan besar tidak akan menghasilkan apa-apa selain korban jiwa dalam jumlah yang besar,"

"Dan itulah tepatnya yang terjadi," jelas Clifford Stott.

Potret kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.
Potret kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang. (TRIBUNJATIM.COM/PURWANTO P)

Dalam rilis yang sama, The Post menunjukkan bukti video yang memperlihatkan penembakan gas air mata ke penggemar baik di lapangan atau di tribun.

"Polisi tak lama setelah pertandingan berakhir, menembakkan setidaknya 40 amunisi ke penggemar baik di lapangan atau di tribun.

Sebagian besar gas air mata melayang menuju bagian tempat duduk tribun 11, 12, dan 13."

Washington Post mengilustrasikan gambaran Stadion Kanjuruhan setelah ditembaki gas air mata, kabut terbang mengikuti arah angin memenuhi tribun penonton gate 11, 12, dan 13
Washington Post mengilustrasikan gambaran Stadion Kanjuruhan setelah ditembaki gas air mata, kabut terbang mengikuti arah angin memenuhi tribun penonton gate 11, 12, dan 13 (washingtonpost)

Baca juga: Dikritik Media Internasional New York Times Kurang Terlatih Kendalikan Massa, Ini Pembelaan Polri

Mahfud MD Sebut Kapolri akan Umumkan Tersangka Tragedi Kanjuruhan Malam Ini

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, menyampaikan tersangka tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang akan diumumkan Kapolri hari ini, Kamis (6/10/2022).

Mahfud MD menjelaskan jika Kapolri juga akan mengumumkan anggota Polri yang diduga melakukan pelanggaran kode etik.

"Insyaallah, malam ini Kapolri akan mengumumkan Tersangka pelaku tindak pidana dan Terduga pelanggaran etik dlm Tragedi Sepakbola Kanjuruhan Malang."

"Pengumuman tersebut akan mempermudah investigasi yg dilakukan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yg dibentuk dengan Kepres 19/2022," tulis Mahfud MD.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo, mengungkapkan ada 31 polisi yang diperiksa terkait kasus itu.

"Saat ini dari Irwasum maupun Propam sudah melakukan pemeriksaan terhadap 31 anggota Polri," ujarnya dalam konferensi pers di Malang, Jawa Timur, Rabu (5/10/2022), dilansir Tribunnews.com.

Namun, Dedi tidak menjelaskan secara rinci pemeriksaan itu apakah terkait soal aturan FIFA yang melarang penggunaan gas air mata di stadion.

Baca juga: Korban Tragedi Kanjuruhan Tambah jadi 131 Orang, Mensos Risma: Anggaran Santunan Ditambah

New York Times Nilai Polisi Indonesia Kurang Terlatih dalam Mengendalikan Massa

Dikutip dari Tribunnews.com, kinerja Polri juga disorot media asing New York Times.

Dalam akun Twitter mereka, dituliskan jika Polisi Indonesia masih kurang terlatih dalam mengendalikan massa.
"Kepolisian Indonesia sangat termiliterisasi, kurang terlatih dalam pengendalian massa, dan dalam hampir semua kasus, (Polri) tidak pernah dimintai pertanggungjawaban atas kesalahan langkah, kata para ahli," cuit New York Times, Selasa (4/10/2022).

Lebih lanjut, artikel New York Times yang dikutip The Indian Express, membahas soal tanggapan para ahli terkait kinerja polisi Indonesia dalam tragedi di Kanjuruhan.

Tak hanya itu, anggaran Polri yang meningkat dari tahun ke tahun juga turut menjadi sorotan. (*)

(Tribunnews.com/ Siti N/ Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas