Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Desakan Korban Tragedi Kanjuruhan Diautopsi, Benarkan Gas Air Mata Kedaluarsa ?

Nyanyian Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris yang juga tersangka tragedi Kanjuruhan, minta korban diautopsi karena banyak yang wajahnya biru.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Ada Desakan Korban Tragedi Kanjuruhan Diautopsi, Benarkan Gas Air Mata Kedaluarsa ?
Kolase Tribunnews/istimewa
Kolase foto Pemakaman jenazah Hutriadi Hermanto (37) di TPU Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022) dan suasana di area Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan. Nyanyian Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris yang juga tersangka tragedi Kanjuruhan, minta korban diautopsi karena banyak yang wajahnya biru. 

"Saya masuk ke dalam di situ sudah banyak adik-adik kita, saudara-saudara kita bergeletakan."

"Mereka saya lihat ada yang lebam mukanya, mukanya membiru, tidak bisa napas."

"Ada yang sekarat dan saya pegang kakinya dan lehernya, sudah meninggal," kata Abdul Haris, Jumat (7/10/2022).

Ketua Panitia Pelaksana (panpel) Arema FC, Abdul Haris di Kantor Arema FC pada Jumat (7/10/2022). Abdul Haris menjadi satu di antara enam orang yang jadi tersangka Tragedi Kanjuruhan yang menelan 131 korban meninggal pasca-laga Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) silam.
Ketua Panitia Pelaksana (panpel) Arema FC, Abdul Haris di Kantor Arema FC pada Jumat (7/10/2022). Abdul Haris menjadi satu di antara enam orang yang jadi tersangka Tragedi Kanjuruhan yang menelan 131 korban meninggal pasca-laga Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) silam. (KOMPAS.com/ Nugraha Perdana)

Untuk itu pihaknya memohon agar soal gas air mata yang ditembakan pihak kepolisian benar-benar dibuka seterang-terangnya.

Bahkan ia juga meminta agar korban meninggal di-autopsi untuk mengetahui apa penyebab kematian mereka.

"Tolong diperiksa itu gas air mata yang seperti apa."

"Karena gas air mata yang saya rasakan saat tanggal 1 itu tidak sama ketika kejadian gas air mata tahun 2018."

Berita Rekomendasi

"Saat 2018 Aremania bergeletakan masih bisa dikasih kipas dikasih air bisa tertolong."

"Ini sudah tidak bisa apa apa. Korbannya saya lihat mukanya biru biru semua," ujarnya.

"Saya juga minta ini di-autopsi agar diketahui ini meninggal karena apa, apakah meninggal karena berhimpitan atau karena gas air mata."

"Tolong yang punya kewenangan, tolong ini diusut. Saya mohon, kenapa itu harus terjadi."

"Kalau menghalau agar Aremania tidak masuk ke lapangan kenapa ditembakkan ke pintu evakuasi, kenapa di sana?"

"Di sana itu yang lihat adalah keluarga, anak anak kecil, wanita, yang masih umur belia."

"Mereka bukan suporter murni tapi mereka keluarga."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas