Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Minta Kader Nasdem Lengser dari Kabinet, Justru Jatuhkan Marwah Jokowi

Melalui Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali, aksi yang dilakukan para relawan Jokowi itu sangat berlebihan.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Minta Kader Nasdem Lengser dari Kabinet, Justru Jatuhkan Marwah Jokowi
Tribunnews.com/Fersianus Waku
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem Ahmad Ali membantah isu Surya Paloh berpamitan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena beda arah politik di Pilpres 2024. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi Relawan Jokowi yang meminta seluruh Menteri yang berasal dari Partai NasDem untuk mundur mendapat respons dari internal Partai.

Melalui Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali, aksi yang dilakukan para relawan Jokowi itu sangat berlebihan.

Pasalnya, ia menilai bahwa Presiden Jokowi dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh sudah bersahabat sejak lama.

Sehingga, keputusan NasDem dalam mendeklarasikan Anies ini juga disebut Ahmad Ali akan selalu memegang teguh nilai-nilai yang telah disepakati sebelumnya.

Baca juga: Ramai Sebutan Nasdrun Setelah NasDem Deklarasi Anies Capres 2024, PAN: Racun yang Mengotori Otak

“Pak Jokowi, Partai NasDem khususnya Surya Paloh adalah sahabat dari Pak Jokowi, dan mulai dari 2014 dan insya Allah pada 2024,” kata Ahmad Ali, Senin (10/10)

“Relawan tersebut terlalu berlebihan menurut saya, karena perjalanan Partai NasDem berkoalisi insya Allah akan selalu memegang teguh nilai-nilai dalam kesepakatan dalam koalisi itu sendiri,” sambungnya.

Diketahui, surat tersebut berisi tuntutan agar Presiden Jokowi segera memberhentikan seluruh menteri saat ini yang berasal dari Partai NasDem. Mengingat Partai NasDem telah mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024.

Sementara, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, permintaan yang disampaikan relawan itu harus diabaikan.

BERITA TERKAIT

Pasalnya, jika Jokowi mendengarkan masukan itu melaksanakannya, justru akan menjatuhkan marwahnya sebagai Presiden.

Apalagi, alasan yang disampaikan oleh para relawan tak sesuai dengan kinerja para menteri tersebut. Hanya, berdasarkan pandangan jika para menteri dari NasDem sudah tak sejalam dengan visi-misi Presiden Jokowi.

"Permintaan relawan harus diabaikan, ini demi marwah Jokowi agar tidak dianggap sebagai politisi saat menjabat sebagai Presiden, permintaan itu pun tidak rasional kecuali alasan kinerja," kata Dedi Kurnia kepada Tribun Network, Senin.

Dalam hal ini, Dedi memberi saran agar Presiden Jokowi tak berhubungan langsung dengan para relawan tersebut. Kecuali, Jokowi rela kehilangan kepercayaan publik terkait desakan relawan tersebut.

"Dan juga, Nasdem tidak terbukti berseberang, dengan mengusung Anies tidak lantas Nasdem menjadi oposan, Nasdem tetap bagian dari koalisi pemerintah, kecuali memang Surya Paloh keluar dari koalisi," tegasnya.

Sebelumnya, Para Relawan Jokowi melihat NasDem adalah partai koalisi pendukung pemerintah Jokowi.

Bahkan, hingga saat ini beberapa kader Partai NasDem masih dipercayakan Jokowi sebagai menteri dalam kabinet Indonesia Maju.

Baca juga: Peluang Koalisi di Atas 90 Persen, NasDem Harap Anies Baswedan Segera ke PKS

Namun, deklarasi dukungan terhadap Anies Baswedan oleh Partai NasDem dirasa para relawan berlawanan dengan visi dan misi pemerintahan Presiden Jokowi.

Mereka juga mengatakan, tidak ingin bangsa Indonesia dibuat kacau oleh kelompok intoleran, radikal, dan pengasong khilafah. Dimana, mereka menuding para pembuat kacau itu merupakan pendukung dari Anies Baswedan.

"Kami meminta kepada bapak presiden untuk segera memberhentikan para menteri yang berasal dari partai NasDem," kata Freedy Moses Ulemlem, bagian dari Relawan Jokowi saat membaca surat terbuka, di Jalarta, Senin (10/10).

Tak hanya itu, para Relawan Jokowi ini merasa bahwa dukungan NasDem terhadap Anies Baswedan seakan-akan membuka kembali peristiwa Pilkada DKI Jakarta 2017, lalu.

Dimana, kata mereka, hal ini sangat melukai rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. (Tribun Network/yuda).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas