Saat Presiden Jokowi Bertemu Teman Semasa Kuliahnya, Nostalgia Foto Wisuda
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan teman-temannya semasa kuliah di Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Minggu, (16/10/20
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan teman-temannya semasa kuliah di Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Minggu, (16/10/2022).
Presiden Jokowi tampak berbincang santai dengan teman-teman beliau semasa kuliah.
Dalam keterangannya usai pertemuan, Presiden menjelaskan bahwa teman-teman semasa kuliah yang ia temui berasal dari daerah yang berbeda-beda, mulai dari Sabang sampai Merauke.
Baca juga: Jokowi Unggah Foto saat Wisuda Fakultas Kehutanan UGM, Teman Kuliah Ceritakan Sosok Jokowi Muda
Pada pertemuan tersebut, Presiden bersama teman-teman mengenang kembali momen semasa kuliah yang diabadikan melalui kamera saat itu.
“(Saya melihat) foto-foto waktu wisuda, ada yang foto waktu di mapala (mahasiswa pecinta alam). Saya sendiri fotonya sudah hilang, tapi ternyata kawan-kawan masih simpan semuanya komplet,” katanya.
Senada, teman semasa kuliah, Tommy, menyampaikan bahwa foto yang diperlihatkan kepada Presiden Jokowi merupakan foto saat mendaki Gunung Kerinci.
Meski album yang diperlihatkan telah berusia lama, tetapi kata Tommy, masih jelas terlihat foto momen wisuda Presiden Jokowi bersama teman-temannya di tahun 1985 lalu.
“Tahun 1985 ini foto waktu wisuda. Waktu itu Pak Jokowi wisudanya dengan beberapa teman angkatan, November 1985. Masuknya 1980, wisudanya 1985,” ujar Tommy.
Baca juga: FAKTA Penggugat Ijazah Palsu Jokowi, Bambang Tri Ditangkap, Jadi Tersangka Bersama Gus Nur
Tommy menjelaskan bahwa sifat Presiden Jokowi dari dulu saat menjadi mahasiswa hingga sekarang tetap sama.
Tommy menilai, Presiden Jokowi tetap menjadi orang yang bijak dan tidak gampang tersinggung ketika sedang bergurau.
“Pak Jokowi, selama dia mahasiswa dengan kondisi sekarang itu kurang lebih masih sama. Satu, tidak pernah marah, wise dia. Kalaupun kita gojekan, (bercanda) ya sederhana saja gojekannya, bergurau saja. Kalau misalkan tersinggung enggak pernah marah, menasihati kita itu biasa,” lanjutnya.
Sementara itu, teman-teman semasa kuliah yang lain mengenang Presiden Jokowi sebagai sosok yang disiplin.
Seperti Bambang, teman seangkatan Presiden yang mengingat Presiden sebagai sosok yang rajin beribadah.
“Itulah yang saya ingat. Orangnya rajin, jadi waktu kuliah pun keluar izin cuma untuk salat,” ucap Bambang.
Selain itu, Bambang juga mengenang Presiden Jokowi sebagai pemersatu kelompok-kelompok mahasiswa yang ada saat itu. Melalui organisasi mapala di fakultasnya, menurut Bambang, Presiden telah mempersatukan kelompok-kelompok tersebut melalui aktivitas naik gunung.
“Pak Jokowi itu pemersatu. Dulu kan ada kelompok-kelompok, ada HMI, GMNI, terus putih, tapi beliau yang menyatukan di wadah Silvagama trus naik gunung bareng-bareng. Itulah terus jadi kompak,” lanjutnya.
Teman-teman Presiden Joko Widodo semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) menilai Presiden sebagai sosok yang mampu merangkul semua kalangan.
Presiden juga dinilai mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan pertemanan yang beragam dan tidak membeda-bedakan golongan.
“Kita ini dari berapa kubu, maklumlah dari mahasiswa itu kan ada HMI, ada apa, tapi bisa disatukan. Beliau yang ibaratnya, walaupun beliau bukan pengurus bukan apa, tapi beliau bisa merangkul kita semua,” ujar Tommy, usai bertemu dengan Presiden.
Teman-teman Presiden Jokowi juga tidak menyangka bahwa beliau akan menjadi pemimpin Indonesia saat ini.
Baca juga: Terungkap Jokowi Ternyata Pernah Keluhkan Perilaku Teddy Minahasa, Ada Apa ?
Semasa kuliah, teman yang lain, Seweko, juga sempat mengatakan kepada Presiden bahwa dirinya terlihat seperti pejabat ketika memakai pakaian rapi.
“Suatu saat kita habis praktik manajemen dia bawa map gitu. Saya bilang, kita dulu manggilnya karena belum Presiden ya kita manggilnya Jok gitu, 'Jok kamu itu seperti pejabat, Jok.' Dia (pakaiannya) necis begitu, enggak taunya jadi Presiden,” kata Seweko.
Terkait isu ijazah sarjana milik Presiden Jokowi, teman-teman semasa kuliah menilai isu yang berkembang tidak benar.
Menurut Seweko, ijazah milik Presiden asli dan sama seperti ijazah lulusan Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985 lainnya.
“Itu pasti asli to mas, wong kita itu sama-sama kuliah, kita ke kehutanan sama-sama, praktikum sama-sama, wisuda bersama, ijazah aslinya itu sama kita, sama semua. Dekannya siapa, rektornya siapa itu sama,” katanya.
Seweko pun mengaku prihatin dengan berkembangnya isu terkait ijazah tersebut di media.
“Kita prihatin kok ada yang mempersoalkan. Artinya, kalaupun yang mempersoalkan dengan niatnya (mengungkap), 'saya ada dua saksi,' lah kita ini 80 kok. Itu loh, tapi kok ada yang percaya,” lanjutnya.
Senada, teman semasa kuliah Presiden Jokowi, Evi Yulia, juga menyayangkan berkembangnya isu tersebut di media sosial. Menurutnya, media sosial harusnya dapat digunakan secara bijak dan hati-hati.
“Medsos harusnya diarahkan dengan daya pikir, daya nalar yang bagus gitu. Kok tambah enggak karu-karuan,” ujar Evi.
Sementara itu, pihak UGM melalui Rektor Ova Emilia telah melakukan klarifikasi terkait keaslian ijazah Presiden Jokowi pada 11 Oktober lalu. Evi menilai, klarifikasi yang dilakukan oleh rektor telah melalui serangkaian koordinasi dan konfirmasi dengan pihak dari Fakultas Kehutanan.
“Itu rektor loh, rektor kan enggak sembarangan bicara pasti akan koordinasi dengan fakultas, sama dekan,” imbuhnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.