Hasto: Visi Pertahanan Indonesia Negara Maritim Harus Jadi Visi Kepala Negara ke Depan
Hasto Kristiyanto menyatakan TNI harus netral dalam politik praktis namun harus bisa memahami kebijakan politik negara.
Editor: Hasanudin Aco
![Hasto: Visi Pertahanan Indonesia Negara Maritim Harus Jadi Visi Kepala Negara ke Depan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/drhasto-kristiyahh.jpg)
Dijelaskan bahwa konsepsi pertahanan juga atas cara pandang itu sehingga kekuatan angkatan laut dan udara dengan topangan kekuatan TNI AD menjadi kekuatan terdepan di dalam menghadapi agresi negara lain dan ketika negara agresor berhasil masuk ke wilayah Indonesia maka kekuatan Angkatan Darat melalui pertahanan pulau-pulau besar diterapkan dengan topangan AL dan AU.
"Jadi semua matra kompak, solid, dan menjadi satu kekuatan pertahanan yang efektif bagi Indonesia Raya. Belajar dari Perang Rusia-Ukraina, ekskalasi konflik hingga perang ternyata terjadi karena diawali persoalan geopolitik," kata Hasto.
Pada kesempatan yang sama Hasto menegaskan bahwa geopolitik Soekarno tidak mengenal watak ekspansif. Demikian halnya pertahanan negara.
“Kekuatan pertahanan sangat penting agar tidak ada satu pun negara yang berani menganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI. Namun kekuatan pertahanan ini juga penting guna menjaga dunia yang bebas dari berbagai belenggu penjajahan”, kata Hasto.
Menghadapi persoalan geopolitik di Kawasan, khususnya di Laut Tiongkok Selatan, Hasto menegaskan bahwa Indonesia harus menjadi the guardian of the world peace. “Perintah konstitusi jelas, bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena itulah kita perlu TNI yang kuat, agar bisa menjaga perdamaian dunia. Indonesia harus ambil langkah aktif dan progresif guna mencegah perang di Selat Taiwan dan Laut Tiongkok Selatan. Disitulah peran diplomasi luar negeri yang terintegrasi dengan diplomasi pertahanan”, kata Hasto lebih lanjut.
Kata Hasto, teori geopolitik Soekarno menemukan bahwa untuk membangun kekuatan pertahanan negara, kunci paling utamanya adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lalu faktor kedua adalah politik, khususnya diplomasi pertahanan dan luar negeri.
Danseskoal Laksamana Muda (TNI) Yoos Suryono Hadi mengatakan materi kuliah yang disampaikan Hasto sangat penting. Karena militer harus mengantisipasi disrupsi keamanan dengan adanya perang Ukraina Rusia.
“Perang Ukraina Rusia juga memberi pengaruh secara politik dan ekonomi yang mengharuskan Indonesia mengkalkulasi ulang strategi kebijakan beserta program pemulihan ekonomi, dan reformasi struktural yang menjadi fokus pemerintah,” kata Yoos.
Yoos juga menjelaskan bahwa para perwira sisdwa yang mengikuti kuliah tersebut adalah dari angkatan yang ke-60, sebanyak 182 perwira menengah. Terdiri dari perwira TNI AL 162 orang, TNI AD 2 orang, TNI AU 2 Orang, dan Polri 7 orang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.