Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menkes: Obat Antidotum dari Singapura akan Digunakan Tangani Kasus Gagal Ginjal Akut

Menteri Kesehatan mengatakan pemerintah akan menggunakan obat antidotum dari Singapura untuk digunakan menangani kasus gagal ginjal akut.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
zoom-in Menkes: Obat Antidotum dari Singapura akan Digunakan Tangani Kasus Gagal Ginjal Akut
Tangkap layar kanal YouTube Sekretariat Presiden
Menteri Kesehatan mengatakan pemerintah akan menggunakan obat antidotum dari Singapura untuk digunakan menangani kasus gagal ginjal akut. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan akan menggunakan antidotum atau obat penawar yang didatangkan dari Singapura terkait penanganan kasus gagal ginjal akut.

Budi mengatakan antidotum tersebut telah diuji bagi pasien anak yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan memiliki respons positif.

"Kita datangkan obatnya dari Singapura, sudah tiba dan kita coba. Dari enam pasien, empat positif responsif. Jadi obat ini begitu kita lihat responsnya positif," katanya dalam acara virtual bertajuk 'Capaian Kinerja Pemerintah Tahun 2022' yang disiarkan di YouTube FMB9ID_IKP, Jumat (21/10/2022).

Melihat hasil pengujian ini, Budi mengatakan pemerintah akan mendatangkan antidotum dalam jumlah banyak untuk menangani kasus gagal ginjal akut yang disebut telah terjadi di 20 provinsi.

"Jadi obat ini kita lihat positif, kita akan segera datangkan dalam jumlah cukup banyak untuk bisa disebarkan di seluruh rumah sakit karena kejadian sudah teridentifikasi di 20 provinsi dengan total (kasus) lebih dari 200 (orang)," paparnya.

Baca juga: Menkes: Obat Penyakit Ginjal Akut Asal Singapura Teridentifikasi Aman

BPOM Tarik 5 Merek Obat Sirup Buntut Kasus Gagal Ginjal Akut

Pencegahan lain yang telah dilakukan adalah ditariknya lima merek obat sirup oleh Badan Pengawasan Obat dan Minuman (BPOM).

Berita Rekomendasi

Menurut BPOM, kelima merek obat sirop tersebut dinyatakan mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol melebihi ambang batas.

Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil sampling dan pengujian terhadap 39 bets dari 26 obat sirup.

"Hasil sampling dan pengujian terhadap 39 bets dari 26 sirup obat sampai dengan 19 Okotober," tulis BPOM.

Sementara kriteria sampling dan pengujian yang dilakukan oleh BPOM yaitu:

a. Diduga digunakan pasien gagal ginjal akut sebelum dan selama berada/masuk rumah sakit.

b. Diproduksi oleh produsen yang menggunakan empat bahan baku pelarut propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin atau gliserol dengan jumlah volume yang besar.

c. Diproduksi oleh produsen yang memiliki rekam jejak kepatuhan minimal dalam pemenuhan aspek mutu.

d. Diperoleh dari rantai pasok yang diduga berasal dari sumebr yang berisiko terkait mutu.

Baca juga: Kemenkes Catat 208 Kasus Gagal Ginjal Akut, Tingkat Kematian 55 Persen

Adapun kelima merek obat yang ditarik BPOM adalah:

1. Termorex Sirup (obat demam) yang diproduksi oleh PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik berukuran 60 mililiter.

2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu) yang diproduksi oleh PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik berukuran 60 mililiter.

3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu) yang diproduksi oleh Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL 7226303037A1, kemasan dus dengan botol plastik berukuran 60 mililiter.

4. Unibebei Demam Sirup (obat demam) yang diproduksi oleh Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL 8726301237A1, kemasan dus dengan botol berukuran 60 mililiter.

5. Unibebi Demam Drops (obat demam) yang diproduksi oleh Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan dus dengan botol berukuran 15 mililiter.

208 Kasus Gagal Ginjal Akut sejak Agustus 2022, Tingkat Kematian 55 Persen

Hingga saat ini, Kemenkes mencatat ada 208 kasus gagal ginjal akut sejak 2022 dengan tingkat kematian mencapai 55 persen.

Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril.

"Tiga bulan terakhir ini, diawali akhir Agustus, September dan Oktober itu terjadi kasus gagal ginjal akut, di mana jumlahnya semakin meningkat dan angka kematiannya yang tinggi."

"Angka kematiannya sampai 55 persen, dan saat ini sudah tercatat 208 kasus dengan kematian 55 persen," kata Syahril.

Baca juga: RSCM Terima 49 Kasus Gagal Ginjal Misterius pada Anak, Tingkat Kematian Capai 63 Persen

Menanggapi kasus ini, Syahril mengatakan pihaknya bekerjasama dengan BPOM akan memastikan kandungan obat yang beredar di masyarakat.

Salah satunya adalah dengan penarikan obat sirup yang disebut mengandung zat berbahaya seperti Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DG).

"Diduga gagal ginjal ini karena keracunan obat-obat yang mengandung bahan etilen glikol dan dietilen glikol, yang tentu saja dua zat ini sebetulnya tidak diperkenankan beredar," pungkas Syahril.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(YouTube Kompas TV)

Artikel lain terkait Gangguan Ginjal

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas