Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenkes: Gagal Ginjal Anak Akibat Keracunan Obat Baru Kali Ini Terjadi

dr Mohammad Syahril menyampaikan sebelumnya gagal ginjal merupakan penyakit sangat biasa yang nyaris setiap tahun terjadi.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kemenkes: Gagal Ginjal Anak Akibat Keracunan Obat Baru Kali Ini Terjadi
(istimewa // starkvilleurgentcareclinic.com)
Kemenkes: Gagal Ginjal Anak Akibat Keracunan Obat Baru Kali Ini Terjadi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Mohammad Syahril menyampaikan sebelumnya gagal ginjal merupakan penyakit sangat biasa yang nyaris setiap tahun terjadi.

Namun gagal ginjal yang diketahui pada umumnya terjadi akibat dari infeksi, dehidrasi ataupun pendarahan.

Namun gagal ginjal yang diakibatkan karena intoksikasi atau keracunan obat baru kali ini terjadi.

"Tapi gagal ginjal itu sebetulnya macam - macam, hampir tiap tahun ada. Tapi yang dikaitkan dengan intoksikasi obat yang saat ini angkanya cukup signifikan ini baru ini," kata Syahril dalam diskusi daring Polemik Trijaya 'Misteri Gagal Ginjal Akut', Sabtu (22/10/2022).

Sebelumnya hanya mungkin karena infeksi, dehidrasi, karena pendarahan, jadi tidak terlalu mendapat perhatian kita karena dianggap kasus yang sangat biasa," lanjutnya.

Kasus gagal ginjal pada anak kata Syahril, sebelumnya tak pernah ada kaitannya dengan keracunan atau intoksikasi obat.

"Sebelumnya tidak ada yang kaitannya dengan keracunan atau intoksikasi obat seperti saat ini," jelas dia.

Berita Rekomendasi

Diketahui, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan berdasarkan perkembangan terbaru, teridentifikasi sebanyak 241 kasus gangguan ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) pada anak-anak tersebar di 22 provinsi.

Dari jumlah tersebut, 133 pasien atau 55 persen diantaranya meninggal dunia.

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Makin Meningkat, Perindo Minta Pemerintah Tangani Lebih Serius

Jumlah kasus tersebut kata Budi, meningkat pesat sejak bulan Agustus. Di mana pada Agustus tercatat 36 kasus, September terjadi 78 kasus, dan pertengahan Oktober 110 kasus.

Gangguan ginjal akut ini juga mayoritas menyerang balita atau bayi di bawah lima tahun.

Adapun gejala klinis yang nampak adalah demam, kehilangan nafsu makan, malaise, mual, muntah, ISPA, diare, nyeri bagian perut, dehidrasi hingga pendarahan.

Dilaporkan sebanyak 29 persen pasien alami gejala anuria atau tidak adanya urine, atau urine keluar dengan jumlah sedikit (oliguria).

-

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas