Surya Paloh: Enggak Ada Yang Salah dari Anies Baswedan, Cuman Enggak Disukai Saja
Surya Paloh mengatakan, bahwa ketidaksukaan terhadap sosok Anies hanya pada faktor suka tidak suka. Bukan, terkait rekam jejaknya.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh merespons soal keputusan partainya yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Calon Presiden (Capres) 2024.
Dimana, keputusan itu mendapat kritikan dari sejumlah pihak karena memilih mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Surya Paloh pun merespons dengan mengistruksikan jajaran Partai NasDem untuk mengecek rekam jejak dari Anies Baswedan.
Pengecekan dilakukan mulai dari pengalaman di pemerintahan hingga apakah Anies terkait dengan alat negara asing.
Hasilnya, kata Paloh, hal itu tak ditemukan oleh Partai NasDem di dalam diri Anies Baswedan.
Hal itu disampaikan Surya Paloh saat menggelar Silaturahmi Kebangsaan dengan Para Guru Besar dari seluruh Indonesia di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta, Sabtu (22/10/2022).
"Kita cek lagi apa latar belakangnya, ini jangan-jangan ada enggak masalah utama, yang bisa barangkali merusak masa depan bangsa ini," kata Surya Paloh.
"Kalau kita beri kesempatan dia (Anies) menjadi pemimpin negeri, kita coba, coba kita cek, kita coba beriqtiar, kita lakukan pengecekan, ah nggak ada. Apa dia menjadi alat negara asing, nggak ada juga dalam pemahaman kita. Jadi apa yang salah. Oh nggak ada yang salah, cuman enggak disukai aja," sambungnya.
Surya Paloh mengatakan, bahwa ketidaksukaan terhadap sosok Anies hanya pada faktor suka tidak suka. Bukan, terkait rekam jejaknya.
Baca juga: Presiden Jokowi Benarkan Anies Baswedan Temuinya untuk Pamit
Paloh pun mengungkapkan, bahwa ada hal yang menyentuh kalbunya sebagai ketua umum partai. Dimana, ada rasa keadilan yang menggugah untuk mendukung Anies Baswedan.
Ia juga meyakini, bahwa dukungan kepada Anies merupakan komitmen Partai NasDem untuk mempersatukan bangsa, merealisasikan komitmen kebangsaan, kemajemukan hingga prulalisme di Indonesia.
"Persatuan dan kesatuan tidak hanya sekedar, retorika, ucapan semata-mata, coba aplikasikan, implementasikan," ucap Paloh.
"Maka inilah momentum kita mengempelementasikan. Karena kita yakin kalau atas dasar ketidaksukaan dengan pikiran-pikiran yang menyatakan nantinya, semangat kebangsaan kita, toleransi kita berubah menjadi intoleran dari orang seperti Anies Baswedan ini," jelasnya.