Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepsek dan Guru Apresiasi Praktik Sekolah Penggerak, Bikin Sekolah Makin Punya Nilai Tambah

Sejumlah kepala seolah dan guru mengapresiasi kebijakan Sekolah Penggerak yang diluncurkan Kemendikbudristek.

Penulis: Dodi Esvandi
zoom-in Kepsek dan Guru Apresiasi Praktik Sekolah Penggerak, Bikin Sekolah Makin Punya Nilai Tambah
Tribunnews.com/Dodi Esvandi
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim berfoto bersama para kepala sekolah penggerak se-Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya di SD Negeri 28 Pontianak Utara, Kalimantan Barat, Senin (24/10/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dodi Esvandi

TRIBUNNEWS.COM PONTIANAK - Sejumlah kepala seolah dan guru mengapresiasi kebijakan

yang diluncurkan Kemendikbudristek.

Mereka menilai sejak menjadi Sekolah Penggerak pembelajaran di sekolah terasa lebih menyenangkan.

“Guru dan siswa menjadi lebih banyak terlibat di dalam projek, dan anak-anak semakin senang karena belajarnya tidak hanya di kelas tetapi menggunakan tempat lainnya seperti perpustakaan,” ujar Kepala Sekolah SD Negeri 28 Pontianak Utara, Heryaningsih saat berdalog dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim di Sekolah Dasar (SD) Negeri 28 Pontianak Utara, Kalimantan Barat, Senin (24/10/2022).

Selain itu, perempuan yang biasa disapa Ning itu menilai Program Sekolah Penggerak membuat sekolahnya semakin mempunyai nilai tambah karena adanya pelajaran bahasa Inggris yang dimulai sejak kelas 1 SD.

“Ini menjadi poin tambahan bagi sekolah kami, karena di sekolah lain yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka maka belum ada pelajaran bahasa Inggris di sekolahnya, sehingga para orang tua banyak yang ingin menyekolahkan anaknya di tempat kami,” imbuh Ning.

Baca juga: Nadiem Apresiasi para Kepala Sekolah Penggerak: Terima Kasih Telah Jadi Garda Terdepan Perubahan

Sekolah Penggerak juga dinila menjadi pendorong kemajuan bagi guru di dalam pembelajaran.

Berita Rekomendasi

Hal itu dikatakan Heppi Fitri Yenni, Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 19 Kota Pontianak.

Ia menyebut sekolahnya kini menjadi selangkah lebih maju dibandingkan sebelumnya.
Dalam Kurikulum Merdeka, menurut Heppi, guru di sekolahnya bisa mengunduh materi dan berbagai praktik baik yang terdapat di Platform Merdeka Mengajar.

Dari situ, dikatakan Heppi para guru di sekolahnya mengimplementasikan dan menambahkan inovasi dalam pembelajaran.

“Kami sangat mendukung Sekolah Penggerak, karena di dalamnya interaksi antara siswa dan guru lebih tercipta. Pembelajaran yang dahulu dipusatkan pada guru, sekarang lebih banyak melibatkan siswa karena berdasarkan projek. Sekarang guru adalah fasilitas dan siswa sebagai raja di dalam pembelajaran,” kata Heppi.

Baca juga: Bertemu Menteri Nadiem, Kepsek Penggerak Curhat Masalah Guru Honorer hingga Kurikulum Merdeka

Menurut Heppi, sejak menggunakan Kurikulum Merdeka, siswa di sekolahnya sangat menikmati pembelajaran.

Menggunakan tiga tema, pembelajaran projek di SMP Negeri 19 Kota Pontianak berfokus pada tema kearifan lokal, kewirausahaan, dan bangunlah jiwa raganya.

“Dalam tema tersebut kami mengajak anak-anak terlibat dalam mempelajari kebudayaan, kearifan lokal seperti sejarah Kota Pontianak hingga budaya makan yang dikenal dengan istilah tradisi Saprahan,” jelasnya.

Dengan adanya perubahan-perubahan dalam pembelajaran, Kepala Sekolah Penggerak berharap agar Kemendikbudristek terus melanjutkan Kurikulum Merdeka.

“Kami sangat mendukung, semoga bisa terus dilanjutkan oleh Pemerintah dan akan ada inovasi-inovasi lainnya yang lebih mendukung kemajuan pendidikan kita,” harap Heppi.

Baca juga: Program Guru Penggerak Dorong Murid Lebih Berani Berpendapat Hingga Bebas Berekspresi

Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi kognitif (literasi dan numerasi) serta nonkognitif (karakter) yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).

Kepala sekolah dan guru dari Sekolah Penggerak melakukan pengimbasan kepada satuan pendidikan lain. Program Sekolah Penggerak berbeda dengan program sekolah model atau sekolah rujukan.

Terdapat lima jenis intervensi yang terintegrasi dalam Program Skeolah Penggerak, misalnya berupa pendampingan konsultatif dan asimetris kepada Pemerintah Daerah, pelatihan dan pendampingan kepala sekolah dan guru, pembelajaran dengan paradigma baru, perencanaan berbasis data, dan digitalisasi sekolah.

Sementara itu Mendikbudristek Nadiem Makarim mengapresiasi para Kepala Sekolah Penggerak karena telah menerapkan sejumlah program Merdeka Belajar yang butuh usaha ekstra.

Baca juga: Jadi Satu-satunya Swasta, SMA IT Ukhuwah Dukung Penuh Program Sekolah Penggerak di Banjarmasin

Menurut Nadiem, menjadi Sekolah Penggerak bukan suatu hal yang mudah karena membutuhkan keberanian dalam menghadapi kerumitan dan tantangan.

Untuk itu Nadiem menyampaikan terima kasih kepada para Kepala Sekolah Pengerak yang telah mampu menggerakkan warga sekolah untuk bersama-sama mengimplementasikan paradigma baru di sekolahnya.

“Saya ucapkan apresiasi, terima kasih kepada bapak ibu kepala sekolah yang telah menjadi garda terdepan perubahan. Terima kasih bapak ibu sudah berani meluncurkan paradigma baru dalam pembelajaran,” kata Nadiem.

Dalam diskusi itu Nadiem menegaskan bahwa paradigma Sekolah Penggerak sebagai sekolah favorit adalah kesalahan persepsi.

“Kami memilih Sekolah Penggerak bukan berdasarkan bagusnya sekolah tersebut, tetapi dari kemauan kepala sekolah dan guru-gurunya untuk melakukan perubahan,” ujar Nadiem.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas