Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Advokat Senior Sebut Hakim Terkesan Ancam Saksi ART Ferdy Sambo dalam Persidangan

Menurut Palmer, jangan juga hakim seakan-akan memberi sikap kepada saksi, maupun terdakwa, dalam artian seperti hendak mengarahkan sudah bersalah.

Penulis: Erik S
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Advokat Senior Sebut Hakim Terkesan Ancam Saksi ART Ferdy Sambo dalam Persidangan
Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV
Saksi Susi, ART Ferdy Sambo dan Putri dimintai keterangan dalam sidang lanjutan terdakwa Bharada E yang digelar di PN Jaksel pada Senin (31/10/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Disayangkan sikap hakim yang mengancam pidana terhadap saksi Susi, asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, dalam persidangan Brigadir J dengan terdakwa Richard Eliezer.

Dalam persidangan, Susi diancam akan diproses pidana oleh Majelis Hakim persidangan lantaran dituding memberikan keterangan yang berubah-ubah.

Advokat senior Palmer Situmorang yang juga Ketua Umum Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) menilai, seharusnya hakim bisa lebih tenang menggali data dan mengkroscek rangkaian peristiwa semata, tidak kemudian seperti memaksa dan terkesan mengancam saksi.

Menurut Palmer, sikap hakim tersebut seakan-akan hendak membenarkan semua opini dalam pemberitaan dalam kasus tersebut dengan menafikan kontruksi hukum yang tengah sdiuji di persidangan.

"Kalau saya membaca konstruksi hukumnya, dari semua pemberitaan yang ada, maupun diskusi dengan teman teman pengacara, sebenarnya sudah lari kemana-mana ini. Kalau hakim memberitahukan bahwa nantinya ada implikasi pidana, itu hakim sudah baik, tetapi kalau dikatakan bahwa saksi sudah berbohong, untuk apa. Gali saja pertentangan, keterangan satu dengan yang lain, keterangan saksi, berkesesuaian tidak dengan data, valid tidak, itu saja yang dipakai," ujar Palmer kepada media, Senin (31/10/2022).

Baca juga: Susi Cabut Keterangan Soal Anak Bungsu Ferdy Sambo, Hakim: Jangan Banyak Bohong!

Menurut Palmer, seorang hakim tentu sudah memiliki teknik interogasi yang baik, apalagi secara psikologi, meja hakim lebih tinggi dari saksi dan terdakwa, jadi jelas sekali wibawanya. Karena itu, mestinya tidak ada nada ancaman.

Menurut Palmer, para advokat, berdasarkan pengalaman puluhan tahun menjadi pengacara sejak di Peradi, para advokat tidak suka jika hakim terlalu aktif.

Berita Rekomendasi

Akan lebih baik, jaksa saja yang aktif berperkara dengan para pengacara.

"Hakim hanya menilai, memberi pertimbangan, jangan kemudian malah publik menanti-nanti apa yang ada di benak hakim ini, apa sikapnya," ujar Palmer.

Menurut Palmer, jangan juga hakim seakan-akan memberi sikap kepada saksi, maupun terdakwa, dalam artian seperti hendak mengarahkan sudah bersalah.

Seharusnya, seorang hakim bersikap lurus, ibaratnya hakim seperti god father, seseorang yang berkomunikasi dengan Tuhan dalam upaya mencari keadilan.

"Ini sudah bagus kok penyidikan perkara ini, ada kurang sedikit tinggal dirapihkan saja. Hakim tidak perlu aktif. Ini terjadi euforia sudah terbentuknya pemberitaan, seakan akan tidak diperlukan lagi kita menguji di persidangan, tinggal ketok palu saja," tandas Palmer.

Ia menambahkan, walaupun hakim memiliki keleluasaan yang dilindungi undang-undang, ia mengibaratkan kewenangan itu mestinya digunakan dengan cantik, luwes.

"Hakim, kan, agung. Menempatkan diri, mengggali data dengan valid. Pendekatan aproach sekeras jaksa tak apa, tapi harus membuat saksi bisa bicara lebih enak. Kalau saksi terkungkung, ingatan di kepala dia bisa buyar, tidak fokus, apa sih yang ditanya," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas