Wapres Ma'ruf Hadiri Peluncuran Film Santri United Kerjasama MES, AMKI, dan Button Ijo
Wapres menyebut pembangunan ekonomi yang dimaksud meliputi berbagai sektor yang dapat dikembangkan dengan pemanfaatan teknologi.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama dengan Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI) dan PT Dahlia Kolektif Button Ijo .
Penandatanganan ini untuk pengembangan ekosistem ekonomi syariah dalam kerjasama proses pembuatan, pendistribusian dan pemasaran film layar lebar.
Kegiatan ini berlangsung pada saat peringatan Hari Santri Nasional 2022 yang diselenggarakan MES dan berlangsung di Masjid At Thohir, Depok, Jawa Barat, Senin (31/10/2022).
Turut hadir Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dan Menteri BUMN Erick Thohir yang juga adalah Ketua Umum PP Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Ketua Dewan OJK Mahendra Siregar, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, serta jajaran Dewan Pakar dan Badan Pengurus Pusat MES.
Baca juga: Teladani Kisah Sukses Maruf Amin, Erick Thohir: Bukti Santri Bisa Wujudkan Mimpinya Jadi Apapun
Erick Thohir mengatakan Indonesia adalah negara yang diberkahi sineas-sineas kreatif yang akan selalu menghasilkan karya hebat.
Lalu meski industri hiburan menjadi salah satu sektor bisnis yang terdampak pandemi COVID-19 namun hal ini bisa dimanfaatkan sebagai momentum menghasilkan ide kreatif dan peluang baru.
"Insyaallah tahun depan juga MES akan mendorong ekonomi kreatif yaitu hasil kerja sama Button Ijo dan AMKI dalam membuat film berjudul “Santri United”. Yang akan kita launching-kan insyaallah di bawah kepemimpinan Pak Wapres (Ma'ruf Amin)," kata Erick dalam gelaran Hari Santri Nasional bertajuk “Santri Berdaya untuk Indonesia Sejahtera”.
Lebih lanjut, Erick menilai peluncuran film Santri United sebagai bentuk kontribusi MES dalam industri kreatif di dalam negeri.
Film ini mengangkat peran santri dan pesantren di Tanah Air, sehingga dapat membangkitkan semangat para santri untuk berkarya lebih besar bagi Indonesia.
Dalam sambutannya Wapres K.H. Ma’ruf Amin mengatakan, agama memerintahkan manusia untuk memakmurkan bumi melalui pemanfaatkan sumber daya alam untuk kepentingan umat.
Tentunya pemanfaatan potensi alam harus seimbang dengan upaya pelestarian lingkungan.
Untuk itu, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin meminta semua elemen masyarakat, termasuk para santri agar menjaga bumi dari kerusakan lingkungan.
“Santri harus aktif menjaga bumi, boleh mengeksplorasi tetapi jangan merusak. Santri harus aktif menjaga pencegahan kerusakan lingkungan. Jangan kamu merusak,” tegas Wapres.
Lebih lanjut, Wapres menyampaikan bahwa di samping mencegah kerusakan bumi, para santri juga harus dapat berkontribusi dalam pembangunan nasional, khususnya pembangunan ekonomi.
“Tanggung jawab manusia untuk memakmurkan bumi. Ini perintah agama, dan paling utama membangun ekonomi,” tuturnya.
Wapres menyebut pembangunan ekonomi yang dimaksud meliputi berbagai sektor yang dapat dikembangkan dengan pemanfaatan teknologi.
“Membangun ekonomi, supaya makmur pertanian, perdagangan, pertambangan, ekonomi kreatifnya, karena itu perintah agama dan kunci utamanya adalah SDM yang memiliki teknologi pengetahuan,” ujar Wapres.
“Santri harus menggerakkan, jangan ada lahan yang tidur dan jangan ada tenaga yang nganggur, Insya Allah makmur,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Wapres berpesan kiranya peran-peran santri tadi dapat tersampaikan dengan baik melalui film “Santri United” agar memberi semangat baru kepada santri untuk bangkit kembali dalam Membangun Negeri menuju Indonesia Emas 2045.
“Saya ingin sekarang adalah santri revival, kebangkitan santri kembali untuk menyongsong 100 tahun kemerdekaan dan lahirnya kebangkitan nasional yang kedua,” tutupnya.
Persahabatan, Mimpi, dan Cinta
Di kesempatan yang sama Ketua Umum Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI) Frans Meroga Panggabean menyucapkan, rasa syukurnya AMKI dapat berkerjasama dengan MES untuk proses produksi dan juga pendistribusian dan pemasaran film layar lebar dengan judul "Santri United".
"Alhamdulillah hari ini kita telah melakukan MoU dengan MES di acara peringatan Hari Santri Nasional yang diselenggarakan oleh MES. Nantinya PH Button Ijo sebagai mitra kita secara profional juga turut berperan agar semua berjalan lancar," kata Frans.
Disini semua pihak sepakat bahwa film ini nantinya dijadikan sarana untuk edukasi dan literasi masyarakat secara luas terutama kaum santri yang juga menjadi prioritas pengabdian MES.
Frans berharapkan peran santri untuk dapat berjuang secara "jihad" (mengutip dari Wapres), yang pastinya berbeda pada masa kemerdekaan adalah mengusir penjajah.
Tapi jihad masa kini adalah mempertahankan Indonesia yang didirikan atas dasar kesepatan dari para pendiri bangsa (founding fathers) bertumpu pada Pancasila, UUD 45 dan NKRI serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai empat pilar kebangsaan yang harus dijihadkan.
"Seperti yang dikatakan Abah Wapres tadi, bahwa tidak akan pernah ada yang dapat mengganti dan tidak akan ada pernah yang merubah dasar kesepakatan itu sebagai sebuah toleransi, kerukunan semua agama yang tidak membedakan antara suku, agama, dan ras,” tutur Frans.
Ia pun menambahkan, sesuai arahan Wapres, akan dituangkan pula dalam film ini adalah bagaimana santri berperan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat dan santri menjadi motor penggerak mewujudkan Indonesia sejahtera.
Sehingga pemberdayaan ekonomi kerakyatan, keumatan dan berkeadilan dapat tersampaikan dengan baik melalui film “Santri United” ini sesuai dengan tema “Santri Berdaya untuk Indonesia Sejahtera".
Selain itu, Mirna Paramitha selaku produser film Santri United menuturkan, film ini menceritakan mengenai harapan, cinta dan persahabatan.
"Kita akan berbicara tentang perbedaan ras. Jadi perbedaan dari beberapa etnis tidak hanya agama dengan berlatang belakang santri," ungkapnya.
Terkait lokasi syuting ada di tiga tempat yakni di Alor, NTT dan Lasem, Rembang serta Tarutung dan Danau Toba, Tapanuli Utara.
"Kita sudah riset dulu untuk development di tiga kabupaten untuk bertemu para santri yang ada di Lasem dan juga bertemu dengan Gus Zaim sebagai pengasuh pondok pesantren Kauman Lasem,” tambah Mirna lagi.
Produksi film akan memakan waktu lebih dari 8 bulan dimulai dengan pre-production. " Setelah pre-production selanjutnya tahap penulisan skenario, casting dan dan cek lokasi, serta pemilihan kru. Selanjutnya bulan Maret dan April kita akan mulai proses produksi dan post production selama tiga bulan."
Mirna berharap dengan film yang juga melibatkan para santri ini nantinya membuka santri-satri muda dan para pemuda untuk berfikir terbuka dan menerima suatu perbedaan sehingga bahkan dijadikan modal maju bersama.
"Seperti yang sudah disampaikan wakil presiden tadi mengenai mufakat dan kita juga berbicara tentang mimpi dan cita-cita dari santri itu kedepannya mau jadi apa sih?. Tidak sekonyong-konyong harus jadi guru mengaji saja tapi juga bisa memberdayakan masyarakat," tungkas Mirna.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.