World Bank dan Kementan Bahas Kebijakan KUR Perkuat Ketahanan Pangan
Mentan SYL menekankan perlunya tindakan dari lembaga internasional untuk bekerja sama dalam solidaritas untuk membangun sektor pertanian.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Dalam rangka tindak lanjut pertemuan Menteri Pertanian dan Vice President World Bank (WB) atau Bank Dunia pada Selasa, 11 Oktober 202 lalu di Washington DC, guna memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan skala produksi nasional, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo melakukan pertemuan lanjutan bersama Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen, Senin 31 Oktober 2022.
Pada pertemuan yang dilakukan secara virtual tersebut, Mentan Syahrul berfokus kepada upaya perlunya tindakan dari lembaga internasional untuk bekerja sama dalam solidaritas untuk membangun sektor pertanian secara lebih baik.
"Kami menghendaki agar World Bank dapat mendukung sektor pertanian dan ketahanan pangan Indonesia terlebih kita telah berhasil dalam menghimpun dana KUR bagi petani."
Diketahui Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi sektor pertanian pada tahun 2020 telah diberikan sejumlah 55 trilyun, berlanjut pada tahun 2021 digulirkan 85 trilyun dan pada tahun 2022 sampai dengan bulan Oktober 2022 sudah mencapai angka 95 trilyun.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa sektor pertanian selama ini adalah jawaban pasti dalam menghadapi berbagai persoalan dunia. Karena itu, membangun pangan harus dimulai dari kebersamaan.
"Kiranya Ms Satu Kahkonen melalui World Bank dapat mendukung program kami seperti tertuang dalam executive summary terkait kajian yang telah dilakukan terutama pada saat Leader Summit G20 di Bali, kiranya juga untuk dapat diteruskan kepada Presiden RI."
Lebih lanjut Mentan menegaskan akan berkoordinasi dengan Menko Bidang Perekonomian terkait capaian, keberhasilan dan hasil kajian WB terhadap KUR.
Terkait pencapaian pembiayaan pertanian di Indonesia, Satu Kahkonen memberikan masukan kepada Mentan agar kembali melakukan kajian lebih mendalam terhadap data-data KUR.
"Kajian yang signifikan dengan data yang tersedia sangat dibutuhkan, karena program KUR dibawah kepemimpinan Menteri Pertanian sifatnya masih baru", tegas Satu.
Pada kesempatan yang sama, Mr Vikash Choudhary, dari World Bank yang ikut hadir dalam pertemuan virtual tersebut menitipkan pesan agar KUR yang selama ini dilakukan dengan sistem kredit subsidi beralih ke arah kredit komersial sehingga dapat mengurangi beban pada APBN.
World Bank menjanjikan akan menyediakan executive summary hasil dari pertemuan dan laporan tersebut untuk didiskusikan dengan lembaga pemerintahan terkait seperti Kemenko Perekonomian dikarenakan perlunya sinergi kajian KUR sektor pertanian secara menyeluruh.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.