Pakar Mikro Ekspresi Sebut Ferdy Sambo Sangat Pede saat Minta Maaf: Apa Kartu Truf yang Dipegang?
Pakar mikro ekspresi Kirdi Putra membaca wajah terdakwa Ferdy Sambo (FS) saat menyampaikan maaf pada keluarga Brigadir J.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Pakar mikro ekspresi Kirdi Putra membaca wajah terdakwa Ferdy Sambo (FS) saat menyampaikan maaf pada keluarga Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Pernyataan maaf Ferdy Sambo itu diungkapkan dalam persidangan di PN Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022) kemarin.
Kridi melihat Ferdy Sambo masih tampak sangat percaya diri meski duduk sebagai terdakwa dan dihadapkan dengan orangtua Brigadir J.
Menurutnya, ada tiga kemungkinan penyebab Ferdy Sambo tampak sangat percaya diri.
"Kita lihat, FS itu dari awal kepercayaan dirinya itu tinggi sekali, luar biasa," kata Kirdi dikutip dari youTube KompasTv, Rabu (2/11/2022).
Pertama, bisa berarti Ferdy Sambo benar-benar tidak melakukan kesalahan.
Baca juga: Ferdy Sambo ke Orang Tua Brigadir J: Ini Terjadi Akibat Perbuatan Anak Bapak Kepada Istri Saya
Namun dalam hal ini kemungkinan tersebut langsung dibantah karena faktanya Brigadir J tewas dalam kasus ini.
"Satu, bahwa dia benar-benar tidak bersalah, tapi kalau dia tidak bersalah enggak ada Yosua yang meninggal," katanya.
Lalu, kemungkinan kedua karena ia sudah terbiasa sebagai perwira polisi.
Menurutnya, Ferdy Sambo yang notabene jenderal bintang dua biasa berhadapan dengan pelaku kriminal dan bisa menekan sehingga responsnya terjaga.
Kemudian, kemungkinan ketiga ada seseorang yang menjadi pijakan dan pegangan sehingga dia sangat yakin posisinya aman.
"Atau ketiga ada sesuatu atau seseorang dan menjadi pijakan dia, sehingga dia sangat yakin posisi dia sangat aman."
"Nah ini jadi pertanyaan, apa nih. Apa kartu truf yang dia pegang?" katanya.
Tidak Ada Ketulusan
Kirdi menilai tidak ada ketulusan dalam diri Ferdy Sambo saat menyampaikan permintaan maaf.
Menurutnya permohonan maaf yang tulus terdiri dari tiga unsur.
Yakni siapa yang memohon maaf, kepada siapa dan alasan ia minta maaf.
"Yang disampaikan FS ini substansi permohonan maafnya tidak disampaikan, bahwa dia menembak Yosua, membuat nyawa Yosua melayang."
"Tapi disampaikan alasan tidak bisa menahan emosi karena perbuatan Yosua. Itu alasan," ujar Kirdi.
Kirdi juga menilai tak ada raut penyesalan di wajah Ferdy Sambo.
Menurutnya, untuk melihat seseorang menyesal itu diketahui dari ada gabungan perasaan takut, sedih dan jijik yang menyatu menjadi satu.
"Sejauh saya melihat belum ada gabungan perasaan, sedih, takut dan jijik yang menyatu jadi satu. Dan kalau ini belum saya lihat, saya tidak melihat itu (penyesalahn) di FS," katanya.
Ferdy Sambo Minta Maaf
Terdakwa Ferdy Sambo akhirnya menyampaikan permohonan maafnya secara langsung kepada orang tua Brigadir J.
"Bapak dan Ibu Yoshua, saya sangat memahami perasaan Bapak dan Ibu, saya mohon maaf," kata Ferdy Sambo dalam persidangan, dilansir Tribunnews.
Ia mengatakan sangat menyesal telah melakukan tindakan tersebut.
Ferdy Sambo mengaku saat itu tidak dapat mengendalikan emosinya yang memuncak.
"Saya sangat menyesal, saya tidak mampu mengontrol emosi," jelas Ferdy Sambo.
Menurut Ferdy Sambo, peristiwa yang menewaskan ajudannya itu terjadi akibat kemarahannya atas perbuatan Brigadir J kepada istrinya, Putri Candrawathi.
Meski demikian, Ferdy Sambo menyebut akan bertanggung jawab secara hukum dan telah meminta ampun kepada Tuhan YME.
"Saya ingin menyampaikan bahwa peristiwa yang terjadi adalah akibat kemarahan saya atas perbuatan anak Bapak kepada istri saya," tutur Ferdy Sambo.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Fitri Wulandari)