40 Guru dari 29 Lembaga Pendidikan di 13 Provinsi Terbang ke Australia Ikut Pelatihan BRIDGE
Sebanyak 40 guru dari 29 lembaga pendidikan di 13 provinsi di Indonesia berangkat menuju Australia untuk mengikuti pelatihan menjadi guru BRIDGE.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 40 guru dari 29 lembaga pendidikan di 13 provinsi di Indonesia berangkat menuju Australia pada minggu ini untuk mengikuti pelatihan menjadi guru BRIDGE.
BRIDGE atau Building Relationships through Intercultural Dialogue and Growing Engagement merupakan program hubungan Indonesia - Australia lewat peningkatan dialog antarbudaya dan interaksi antara guru-guru kedua negara.
"Senang melihat guru-guru Indonesia yang berkeinginan kuat berkunjung ke Australia untuk berbagi pengalaman dan keterampilan dengan rekan-rekan mereka di Australia," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams dalam keterangannya, Kamis (2/11/2022).
Program Kemitraan Sekolah BRIDGE Australia-Indonesia adalah program kemitraan sekolah yang didanai oleh Pemerintah Australia melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) dan dijalankan oleh Asia Education Foundation (AEF).
Baca juga: Berkas Pendaftaran PPPK Guru 2022, Lengkap dengan Jadwal dan Tahapan Pendaftaran
Program ini bertujuan untuk menjalin kemitraan kolaboratif yang berkelanjutan antara sekolah-sekolah Indonesia dengan Australia dan untuk menyediakan akses ke pengetahuan dan keterampilan pendidikan baru bagi para pendidik Indonesia dan Australia.
Sejak 2008, program Kemitraan Sekolah BRIDGE Australia-Indonesia telah menjalin 210 kemitraan (195 sekolah di 18 provinsi di Indonesia dan 195 sekolah di seluruh negara bagian dan wilayah di Australia) yang melibatkan lebih dari 840 guru.
Setibanya di Sydney, para guru akan melanjutkan perjalanan ke mitra sekolah Australia mereka masing-masing yang berlokasi di tujuh negara bagian dan wilayah.
Mereka akan menghabiskan waktu bersama guru mitra mereka dan merasakan pengalaman tinggal di rumah warga Australia melalui komponen homestay dari program ini.
Ibu Nurwahidah dari SMA Negeri 1 Atambua berharap terbangunnya persahabatan antara dua sekolah, dua negara, Australia dan Indonesia, setelah program ini.
"Saya percaya guru dan siswa kita akan saling menghormati antara satu sama lain dan membangun pemahaman bersama tentang budaya kita masing-masing," kata Nur.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.