Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Respons Sekjen PDIP soal Isu Jokowi Jadi Ketum PDIP: Itu Provokator Politik, Bu Mega jadi Pemersatu

Sekjen DPP PDI-P, Hasto Kristiyanto, menilai isu Jokowi akan menjadi Ketum PDIP gantikan Megawati Soekarnoputri sebagai provokasi, Jumat (4/11/2022).

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Miftah
zoom-in Respons Sekjen PDIP soal Isu Jokowi Jadi Ketum PDIP: Itu Provokator Politik, Bu Mega jadi Pemersatu
dok. Setpres
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau penanaman tebu di kebun tebu Temu Giring di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat, (4/11/2022). Dalam artikel mengulas tentang isu yang beredar 'Jokowi akan menjadi Ketum PDIP menggantikan Megawati Soekarnoputri'. 

Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menolak memberikan banyak komentar mengenai desakan kepada Jokowi untuk menggantikan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketum PDIP.

Gibran mengatakan, tidak ada pembicaraan antara dirinya dengan Jokowi mengenai isu yang sempat menjadi tren di media sosial tersebut.

"Tidak ada tanggapan. Tidak ada (pembicaraan mengenai isu Jokowi menjadi Ketum PDIP)," kata putra sulung Jokowi itu, di Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Senin (31/10/2022).

Dikutip dari Kompas.com, Gibran mengaku, tidak tahu mengenai bertahan atau tidaknya sang ayah menjadi kader PDIP setelah masa jabatannya sebagai presiden berakhir.

Baca juga: Jokowi Dukung Prabowo, Pengamat: Isyarat Tak Ingin Anies Menang di Pilpres 2024

Di sisi lain, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Solo, FX Hadi Rudyatmo, akan mencari orang yang mengatasnamakan relawan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Orang itu, dinilai telah mengadu domba internal PDI-P dengan membuat tagar #MegaDikudeta.

Di dalam tagar tersebut, muncul desakan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggantikan posisi Ketua Umum (Ketum) PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Berita Rekomendasi

"Tagar #MegaDikudeta yang mengatasnamakan relawan Ganjar akan saya cari sampai ketemu. Kalau sembunyi ke lubang yang terkecil pun di tanah, saya tuang bensin saya bakar tenan anak itu," kata Rudy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/11/2022).

Rudy mengaku sangat marah dengan kemunculan tagar tersebut.

Menurutnya, tagar tersebut berpotensi menimbulkan perpecahan di internal partai dan membuat gaduh di masyarakat.

"Iya ngawur sekali. Itu adalah cara-cara Belanda mengadu domba bangsa Indonesia," ungkapnya.

Rudy menilai orang yang suka mengadu domba bukan merupakan relawan dan bukan bangsa Indonesia.

Mantan Wali Kota Solo ini menegaskan, ia akan membela Ketua Umum Megawati Soekarnoputri jika ada yang ingin menjatuhkan dan menjelek-jelekkan.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Mario Christian Sumampow, Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya/Labib Zamani/
Fristin Intan S)

Simak berita lainnya terkait Partai Politik

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas