Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Megawati Khawatir Kalau Dunia Jadi 'Mabuk' dan Solidaritas Antar Negara Menghilang

Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menceritakan soal pesan yang disampaikan Proklamator yang juga Presiden Pertama RI Ir. Soekarno

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Megawati Khawatir Kalau Dunia Jadi 'Mabuk' dan Solidaritas Antar Negara Menghilang
Ist
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri saat memberikan sambutan dalam acara 'Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective' secara virtual di Gedung ANRI, Jakarta, Senin (7/11/2022). Megawati Khawatir Kalau Dunia Jadi 'Mabuk' dan Solidaritas Antar Negara Menghilang 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menceritakan soal pesan yang disampaikan Proklamator yang juga Presiden Pertama RI Ir. Soekarno dalam menghadapi tantangan geopolitik di masa mendatang.

Menurut Soekarno, kata Megawati, sebagai bangsa Indonesia kita perlu mengetahui soal geopolitik yang terjadi di belahan dunia.

Maka dari itu, Bung Karno mendirikan Lembaga Ketahanan Nasional Republic Indonesia (Lemhannas).

Hal itu disampaikan Megawati saat memberikan sambutan dalam acara 'Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective' secara virtual di Gedung ANRI, Jakarta, Senin (7/11/2022).

"Saya tanya, "untuk apa bapak, Lemhannas itu?"," tanya Megawati kepada Bung Karno saat itu.

"Itu untuk mengumpulkan calon pemimpin bangsa dari semua daerah untuk saling bertemu. Untuk orang Aceh ketemu orang Papua, dan lain sebagainya. Dan untuk mengerti bagaimana persatuan dunia itu, maka harus diajarkan yang namanya geopolitik, sehingga mereka siap lahir batin," kata Megawati.

Selain itu, Megawati juga menyampaikan bahwa dibentuknya Lemhanas ini agar terbangun persaudaraan anak bangsa se-Indonesia. Dan juga dapat mengantisipasi kalau terjadi dinamika selain internal, maupun eksternal yang terjadi di belahan dunia.

Berita Rekomendasi

"Jadi, Alhamdulillah Pak Jokowi sudah menginstruksikan untuk supaya sesuai kembali seperti apa yang dikehendaki oleh Bung Karno, Lemhannas itu," ungkap Megawati.

Megawati juga mengungkapkan ke khawatirannya jika dunia ini 'mabuk', lalu menggunakan persenjataan-persenjataan massal.

Tentu, sebagai penggagas gerakan Non-Blok, peran bangsa Indonesia wajib menghalangi segala gerakan-gerakan persenjataan yang dilakukan negara-negara lain.

Baca juga: Hasto Ingatkan Pentingnya Pemikiran Geopolitik Soekarno untuk Hadapi Masalah Global

"Kalau sekarang kan semua orang mengatakan hak asasi manusia, itu sangat betul lho, makanya itu harus diingatkan terus hak asasi manusia itu, di kita sudah ada perikemanusiaan," terangnya.

"Seperti perang asimetris, proxy war, perang dagang, perang persenjataan, dan perang hegemoni dengan potensi eskalasi yang begitu cepat dan mengkhawatirkan seharusnya kita semua," sambung Megawati.

Karena itulah, melalui Konferensi Internasional bertajuk 'Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspectives', Megawati mengajak negara-negara Non-Blok untuk memperkuat gerak solidaritas antar bangsa.

"Mau ke mana sih kapal kita ini? Kita itu bukan Indonesia saja lho. Kalau itu sebuah kapal, Bung Karno sampai bicara leidstar, bintang penerang. Itu kan sebetulnya tujuan, kan bintang nggak pindah, di sana saja," kata Megawati.

"Kita kobarkan kembali spirit Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, dan Konferensi Trikontinental, untuk bisa mengupayakan, mewujudkan perdamaian abadi. Jangan pernah lelah berjuang, terus tiada henti-hentinya menyuarakan stop perang, pelucutan senjata masal," jelas Megawati.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas