Menhan Prabowo Subianto Soroti Serangan Udara hingga Demokratisasi Kekuatan Konflik Rusia-Ukraina
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ada sejumlah hal yang bisa dipelajari oleh militer Indonesia dalam konflik Rusia-Ukraina.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membuka pandangannya tentang konflik Rusia-Ukraina dalam pidato kunci pada Seminar Nasional bertajuk Tantangan TNI AU Dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan ketidak berpihakannya pada kedua negara yang berseteru tersebut.
Namun demikian, menurut Prabowo Subianto ada sejumlah hal yang bisa dipelajari oleh militer Indonesia dalam konflik yang masih berlangsung hingga saat ini tersebut.
Berdasarkan sejumlah data dari sumber terbuka yang dipelajarinya, kata dia, tercatat sejak serangan pertama tanggal 24 Februari 2022, Rusia memiliki keunggulan yang jauh lebih besar.
Akan tetapi, kata Prabowo Subianto, keunggulan tersebut tidak mampu menghasilkan keunggulan udara untuk Rusia.
Menurut Prabowo Subianto ada sejumlah hal yang menyebabkan itu terjadi.
Pertama, kata dia, serangan Rusia tidak efektif memberikan pukulan menentukan di hari-hari pertama.
Serangan-serangan tersebut, kata dia, tidak terkonsentrasi dan tersebar.
Hal tersebut disampaikannya dalam pidato kunci pada Seminar Nasional bertajuk Tantangan TNI AU Dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan di Puri Ardya Garini Lanud Halim Perdanakusumah Jakarta pada Selasa (8/11/2022).
"Sehingga pertahanan udara dan kekuatan udara Ukraina masih mampu melaksanakan operasi," kata Prabowo Subianto.
Selain itu, kata dia, Rusia juga tidak berhasil untuk menetralisir pertahanan udara Ukraina.
Rusia, lanjut dia, juga tidak berhasil mengintegrasikan intelijen taktis.
"Rusia nampaknya tidak memiliki rencana efektif untuk melawan drone dan unmanned aerial system (drone) dari Ukraina," kata dia.
"Ini sekali lagi bukan saya pro Rusia, pro Ukraina, ini tidak, ini adalah pelajaran yang bisa kita ambil dan ini saudara-saudara kaji dan bisa saudara-saudara bantah, ini saya lempar untuk saudara bahas dan mencari pengaruh dan apa yang bisa kita dapat dari pelajaran itu," sambung dia.
Baca juga: Ukraina Bersedia Negosiasi dengan Rusia, Tapi Tidak Mau Jika Presidennya Masih Vladimir Putin
Selain itu, kata dia, hal yang harus dipelajari adalah pentingnya fokus untuk mencari dan menghancurkan peluru kendali yang bergerak atau mobile.