Mentan SYL Dianugerahi Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka
Penghargaan ini diberikan oleh Perpus RI atas peran besar Mentan SYL terhadap pembudidayaan gemar baca dan literasi.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Perpustakaan Republik Indonesia menganugerahi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) sebagai nugra jasa dharma pustaloka dengan kategori pejabat publik. Penghargaan ini diberikan oleh Perpus RI karena SYL memiliki peran besar terhadap pembudidayaan gemar baca dan literasi.
Dalam sambutannya melalui virtual, SYL mengatakan bahwa perpustakaan sangatlah penting dalam mengawal pembangunan pertanian Indonesia yang jauh lebih maju, mandiri dan modern. Perpustakaan bahkan telah memberi frame akademik terhadap agenda intelektual para petani dan penyuluh.
"Saya kira perpustakaan itu nilainya sangat tinggi karena ada tiga hal yang terakumulasi di sana. Pertama frame akademik intelektual, kedua manajemen sistem yang terukur dan ketiga referensi membangun perilaku manusia terutama bagi leadership," ujar SYL, Senin, 14 November 2022.
SYL mengatakan, informasi dan literasi melalui bacaan buku sangat penting bagi pengetahuan 40 juta petani di seluruh Indonesia. Terutama bagi 82 ribu orang para penyuluhnya. Refrensi pengetahuan itu nantinya akan menjadi rujukan dalam meningkatkan produktivitas.
"Waktu saya jadi gubernur literasi dan bacaan itu sudah menjadi program yang yang Intens. Begitu juga waktu saya jadi bupati saya membangun perpustakaan yang sangat besar di kabupaten Gowa. Lalu sewaktu saya dari camat saya sudah mengumpulkan buku-buku dengan judul 3000 ribu sampai 4000 judul," katanya.
Bagi SYL, peran pustaka sangat strategis dalam menggerakkan kerja penyuluh dan petani. Apalagi mereka merupakan ujung tombak yang bersentuhan langsung dalam proses produksi. "Melalui pengetahuan itulah kesejahteraan mereka juga diharapkan meningkat," jelasnya.
Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando menyampaikan terima kasih atas kontribusi Menteri Pertanian SYL dalam memajukan pengetahuan anak bangsa melalui budaya baca. Baginya, membaca adalah pondasi yang paling fundamental.
"Kita semua harus bisa memajukan bangsa ini melalui pondasi yang paling fundamental. Yang pasti kita harus meletakkan pondasi kecerdasan dengan menghadirkan sebanyak mungkin informasi-informasi yang terbaru Karena dunia begitu cepat berubah dan masa depan akan datang kepada generasi lebih cepat 25 tahun daripada dibayangkan sebelumnya," jelasnya.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.