4 Pengakuan Urip Saputra Rekayasa Kematian, Dari Terlilit Utang Rp 1,5 Miliar Hingga Asal Usul Ide
Sejumlah pengakuan diberikan Urip Saputra (40) kepada polisi terkait rekayasa kematian yang dilakukannya. Terungkap motif dan asal usul idenya.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Sejumlah pengakuan diberikan Urip Saputra (40) kepada polisi terkait rekayasa kematian yang dilakukannya.
Pria asal Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat tersebut diperiksa polisi setelah dirinya bersama sang istri menyerahkan diri kepada polisi, Jumat (18/11/2022) malam.
Keberadaannya sebelumnya sempat menimbulkan teka-teki, karena setelah keluar dari RSUD Kota Bogor pada 16 November 2022, keberadaan tak ada yang mengetahuinya.
Bahkan rumahnya pun terlihat sepi saat wartawan menyambanginya.
Setelah beberapa hari menghilang, Urip dan istrinya pun memilih menyerahkan diri kepada polisi dan memberikan pengakuan terkait ulahnya yang mengundang kehebohan.
Baca juga: Skenario Urip Saputra Rekayasa Kematian demi Hindari Utang, Berharap Hidup dengan Identitas Baru
Menggunakan baju batik biru, Urip saat ini masih menjalani pemeriksaan di Polres Bogor.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, terungkap sejumlah pengakuan Urp kepada polisi.
1. Terlilit Utang Rp 1,5 miliar
Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin menyebut Urip melakukan rekayasa kematiannya atas ide sendiri karena memiliki utang di tempat kerjanya.
"Terkonformasi juga bahwa ide gagasan untuk pura-pura mati ini datang dari US (Urip), untuk menghindari kewajibannya membayar hutang dari tempat yang bersangkutan bekerja," kata Iman kepada wartawan, Sabtu (19/11/2022).
Iman mengatakan total utang Urip kepada kantornya sebanyak Rp1,5 miliar.
Baca juga: Urip Saputra dan Istrinya Serahkan Diri ke Polres Bogor, Kini Polisi Buru Penyebar Mayat Hidup
Atas hal itu, Urip malu sehingga terlintas dipikirannya untuk membuat rekayasa kematiannya.
"Karena yang bersangkutan merasa malu, dengan jabatannya atau dengan posisinya di organisasi, sehingga yang bersangkutan mengambil langkah pendek dengan berpura-pura mengalami kematian tersebut," jelasnya.
Iman memastikan jika utang tersebut didapat Urip dari tempat dia bekerja bukan karena terjerat pinjaman online.
"Kalau berdasarkan pengakuan untuk kebutuhan pribadinya, dan sebagian dibelikan property," jelasnya.
2. Asal Usul Ide Rekayasa Kematian
Urip memang sudah menyusun skenarionya sejak awal seolah-olah dia meninggal dunia.
"Terkait hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap Urip, dia sudah menyampaikan dan mengkonfirmasikan beberapa informasi yang sudah kami kumpulkan sebelumnya. Sudah terkonfirmasi bahwa yang bersangkutan tidak pernah mengalami kematian," kata
Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin.
Skenario tersebut memang datang dari ide urip sendiri, mulai dari memesan ambulans, hingga skenario keluar dari peti mati saat dinyatakan hidup kembali.
Baca juga: Tak Hanya Urip, Sang Istri juga Menghilang saat Hendak Dimintai Keterangan, Kini Diburu Polisi
"Dari mulai awal memesan ambulans, kemudian peti jenazah, sampai dengan skenario ketika sudah sepi di rumahnya yang bersangkutan keluar dari peti tersebut. Itu sudah dipetakan saudara Urip," jelasnya.
Skenario ini dilakukan semenjak Urip bergerak dari Jakarta menuju kediamannya di wilayah Rancabungur.
Namun, Urip yang saat itu bersama istrinya tidak pulang langsung ke kediamannya.
"Mulai dari Jakarta. Mulai awal punya ide tersebut setelah saudara Urip pulang dari Semarang. Kemudian tidak langsung ke Bogor, menginap terlebih dahulu di Jakarta," ungkapnya.
Baca juga: Mencari Jejak Keberadaan Urip Saputra, Hilang Setelah 5 Hari Dirawat di RS, Akankah Jadi Tersangka?
Adapun alasan skenario itu dilakukan Urip, sambung Iman, hal itu hanya sepintas terbesit di pikiran Urip.
"Tidak terinspirasi dari kejadian kejadian yang lain. Hanya memang sepintas saja, mengambil langkah tersebut," katanya.
Meski begitu, saat ini, Polres Bogor terus melakukan pemeriksaan Urip.
Termasuk pendalaman dari beberapa saksi yang saat ini juga turut dihadirkan oleh Polres Bogor.
"Saksi sendiri saat ini juga masih diperiksa. Intinya, dalam proses pemeriksaan," katanya.
3. Dibantu istri
Dalam menjalankan aksinya, Urip dibantu sang istri berinisial Y.
Sebenarnya sang istri sudang mengigatkan Urip bila aksi suaminya akan membuat kehebohan.
Namun, Urip tetap berkeras hati menjalankan niatnya dan istrinya pun akhirnya membantu rencana Urip.
"Iya istrinya terpaksa mengikuti itu, karena menurut Keternagan saudara US istrinya sempat mengingatkan juga bahwa perbuatannya itu bisa berdampak atau menimbulkan kehebohan atau kegaduhan," jelasnya.
4. Berharap Identitas Baru
Urip berharap bila skenarionya merekayasa kematian akan membuat dirinya memiliki identitas baru.
Tentu saja hal itu demi menghindari kewajibannya kepada tempat kerjanya.
Dalam skenarionya, Urip akan keluar dari peti mati saat suasana sepi dan menghilang.
"Setelah sepi rumahnya, yang bersangkutan keluar dari peti jenazah tersebut, dan menghilang karena dianggap sudah mati. Tinggal nanti hidup lagi dengan identitas baru," kata Kapolres. (Tribunnewsbogpr.com/ Rahmat Hidayat/ khairunnisa/ Abdi)