Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BPKN RI Sebut Banyak Korban Investasi Bodong yang Malu Melapor

Kepala BPKN RI Rizal E Halim, mengatakan berdasarkan strata sosial, korban investasi bodong merata di tiap kelas.

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Erik S
zoom-in BPKN RI Sebut Banyak Korban Investasi Bodong yang Malu Melapor
Tribunnews/Ibriza Fasti Ifhami
Kepala Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) RI Rizal E Halim angkat bicara perihal penipuan berkedok pinjaman online (pinjol) yang menimpa ratusan mahasiswa Insitut Pertanian Bogor (IPB). 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) RI menyebut banyak korban investasi bodong yang malu melaporkan permasalahannya.

Kepala BPKN RI Rizal E Halim, mengatakan berdasarkan strata sosial, korban investasi bodong merata di tiap kelas.

Baca juga: Kepala BPKN RI: Kejadian di IPB Memperburuk Profil Perlindungan Konsumen di Indonesia

"Memang kalau melihat strata sosial ya (para korban) sangat malu ya. Itu tidak hanya kelompok bawah, tapi merata," kata Rizal, dalam diskusi online yang disiarkan langsung di laman YouTube MNC Trijaya, Sabtu (19/11/2022).

"Dari kelas bawah, menengah, atas, ada ya (korban investasi bodong)," sambungnya.

Meski begitu, Rizal menjelaskan, setiap tahun selalu ada korban investasi bodong yang melaporkan permasalahannya ke BPKN RI.

"Investasi bodong ini ke Badan Perlindungan Konsumen Nasional setiap tahun ada laporannya," kata Rizal.

Berita Rekomendasi

Kemudian, tutur Rizal, jumlah laporan karena kasus itu setiap tahun berbeda-beda. Namun, setidaknya mencapai ratusan laporan.

Baca juga: SWI Akan Jembatani Ratusan Mahasiswa IPB Korban Penipuan Pinjol Untuk Restrukturisasi

"Banyak ya. Ratusan kalau yang seperti itu," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam Tobing mengatakan investasi ilegal masih akan tetap marak terjadi di Indonesia.

"Investasi ilegal ini bagaimana pun juga masih akan marak. Karena masih ada masyarakat yang mau ditipu," kata Tongam, dalam Polemik Darurat Kejahatan Online, disiarkan langsung di laman YouTube MNC Trijaya, Sabtu (19/11/2022).

Kemudian, Tongam mengibaratkan investasi ilegal ini seperti prinsip ekonomi supply and demand (penawaran dan permintaan).

Baca juga: Update Ratusan Mahasiswa IPB Korban Pinjol: Diajak Makan di Cafe dan Iming-iming Untung 10 Persen

"Supply-nya itu pelaku-pelaku investasi ilegal ini, masih berkeliaran. Karena demand-nya masyarakat kita masih ada yang mau ikut," jelasnya.

Lebih lanjut, kata Tongam, jika dilihat dari sisi pelakunya, maraknya investasi ilegal ini disebabkan dua faktor.

Pertama, jelas Tongam, kemajuan teknologi informasi saat ini memudahkan pelaku untuk membuat situs, aplikasi, dan penawaran-penawaran di media sosial.

Baca juga: Penipu Mahasiswa IPB juga Pernah Jadikan Kontrakan Orang Lain sebagai Jaminan untuk Beli Mobil

"Yang juga memang sangat mudah diterima masyarakat," tuturnya.

"Kedua, juga memang penawaran-penawaran itu banyak lintas negara ya. Dari luar negeri, yang sangat mudah juga kita terima," sambung Tongam.

Sementara dari sisi masyarakat. Tongam mengatakan, masih ada kecenderungan mudah tergiur dengan investasi tinggi.

"Ditawarkan bunga 1 persen ikut. Dapat mobil, cepat dapat rumah," katanya.

Baca juga: Guru Besar IPB: Tak Hanya di Galon, BPA Sebenarnya Lebih Banyak di Kemasan Makanan Kaleng

Selain itu, ia menjelaskan, tingkat pemahaman masyarakat tentang keuangan dan investasi yang masih perlu ditingkatkan.

"Jadi tingkat pendidikan formal tidak berbanding lurus dengan tingkat literasi keuangan. Karena (korban) yang tertipu juga sangat banyak," ucap Tongam.

Foto:
(Tangkapanlayar/Ibriza)
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas