Polisi Bantah Intimidasi Aremania dan Keluarga Korban Kanjuruhan saat Hendak ke Jakarta
Polri membantah telah melakukan intimidasi terhadap sejumlah Aremania dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan saat hendak ke Jakarta.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri membantah telah melakukan intimidasi terhadap sejumlah Aremania dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan saat hendak ke Jakarta.
Korps Bhayangkara memastikan tudingan tersebut tidak benar.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mempertanyakan perihal siapa sosok yang disebut telah mengintimidasi korban tragedi Kanjuruhan.
"Siapa yang intimidasi?" kata Dedi kepada wartawan, Sabtu (19/11/2022).
Dedi meminta para korban tragedi Kanjuruhan untuk melaporkan hal itu kepada pihak kepolisian jika mengalami intimidasi.
"Laporkan kalau ada bukti ke polres atau polda," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) mengungkapkan sejumlah keluarga korban tragedi Kanjuruhan mengalami intimidasi saat hendak ke Jakarta.
Diketahui, keluarga korban berangkat ke Jakarta untuk meminta mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan ke beberapa lembaga terkait.
Tim Gabungan Aremania yang juga Sekjen Federasi KontraS, Andy Irfan mengatakan intimidasi itu berupa keluarga korban diminta agar tak berangkat ke Jakarta.
"Misalnya hari ini ketika teman-teman ada datang ke Jakarta itu dapat himbauan kepolisian pada intinya meminta agar teman-teman tidak datang ke Jakarta," kata Andy di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/11/2022).
Andy menegaskan larangan tersebut dapat menimbulkan ketakutan bagi keluarga korban tragedi Kanjuruhan.
Baca juga: KontraS Ungkap Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Diintimidasi Saat ke Jakarta
"Secara psikologi itu bagi keluarga korban merupakan bentuk intimidasi ya. Tapi kalau intimidasi dengan bentuk kekerasan enggak (ada)," ujarnya.
Ia pun mencontohkan ketika sejumlah sopir bus hampir membatalkan sewa dari keluarga korban untuk berangkat ke Jakarta.
"Ya menghalangi tetapi tidak dengan kekerasan ya, tetapi misalnya sejumlah sopir bus hampir membatalkan sewa bus kami. Bentuk-bentuknya begitu, menimbulkan rasa takut dan khawatiran bagi banyak orang, banyak pihak yang ada kaitannya dengan kegiatan, aktifitas sekarang ini," ucap Andy.