Haedar Nashir Dapat Suara Terbanyak, Berpeluang Jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk Kedua Kalinya
Haedar Nashir masuk dalam daftar 13 anggota PP Muhammadiyah dan memperoleh suara terbanyak, yakni 2.203 suara, disusul Abdul Mu'ti dan Anwar Abbas.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir masuk dalam daftar 13 anggota PP Muhammadiyah dalam sidang Muktamar ke-48 di Solo, Jawa Tengah, pada Minggu (20/11/2022).
Haedar Nashir juga mendapatkan suara terbanyak yakni dengan 2.203 suara.
Di urutan kedua ada Abdul Mu'ti dengan 2.159 suara dan Anwar Abbas di urutan ketiga dengan 1.820 suara.
Masuknya Haedar Nashir dalam daftar 13 anggota PP Muhammadiyah ini pun menandakan ia bisa kembali terpilih menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk kedua kalinya.
Menurut Panitia Pemilihan (Panlih), Muchlas Arkanudin, 13 anggota PP Muhammadiyah terpilih tersebut nantinya akan melakukan musyawarah.
Kemudian dalam musyawarah tersebut akan diputuskan satu nama yang terpilih menjadi calon Ketua Umum dan Sekum PP Muhammadiyah periode 2022-2027.
Baca juga: Haedar Nashir Calon Kuat Ketua Umum PP Muhammadiyah, Siti Sang Istri Calon Ketua Umum PP Aisyiyah
Pemilihan tersebut diketahui dilakukan pada Sidang Pleno VII yang digelar hari ini, Minggu (20/11/2022) siang.
"Memilih 13 yang nantinya salah satu jadi Ketum PP Muhammadiyah," kata Muchlas.
Lebih lanjut Muchlas menuturkan, pemilihan 13 anggota PP Muhammadiyah ini dilakukan dengan menggunakan 50 perangkat E-voting.
Setiap peserta hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit untuk memilih.
Baca juga: Daftar 13 Anggota PP Muhammadiyah Periode 2022-2027, Haedar Nashir Raih Suara Terbanyak
Dengan adanya 2.600 pemilih, proses pemilihan PP Muhammadiyah ini memakan waktu sekitar satu jam.
Muchlas pun memastikan jika hasil E-voting ini 100 persen sah.
Karena, akurasi perangkat E-voting berstatus zero error dengan akurasi 100 persen, sehingga hasilnya dijamin akurat.
"Hasil e-voting dipastikan 100 persen sah. Level akurasi mesin E-voting, dan kedua pakta integritas dari panitia pemilihan yang mengurus data," jelasnya.
Baca juga: Haedar Nashir: Perlu Gerakan Progresif Dalam Berdakwah untuk Rangkul Milenial dan Gen Z