Survei Voxpol Sebut Popularitas Golkar dan Gerindra Teratas, Politikus PDI Perjuangan: Agak Anomali
Hasil survei Voxpol Center Research and Consulting menunjukkan polularitas PDIP kalah dari Golkar dan Gerindra.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Voxpol Center Research and Consulting menunjukkan polularitas PDI Perjuangan kalah dari Golkar dan Gerindra.
Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira menganggap hasil survei tersebut agak anomali.
Sebab menurutnya, dalam survei tersebut juga menunjukkan elektabilitas partai besutan Megawati Soekarnoputri itu menempati urutan pertama.
"Iya hasil ini memang agak anomali," kata Andreas kepada Tribunnews.com, Minggu (20/11/2022).
Kendati demikian, Anggota Komisi X DPR RI itu mengatakan segala kemungkinan bisa saja terjadi.
Andreas menuturkan bila hasil survei itu benar maka pihaknya akan berupaya agar PDIP semakin dikenal publik.
"Tetapi artinya kalau hasil ini benar, PDIP perlu meningkatkan kedikenalannya sehingga elektabilitas bisa lebih tinggi lagi. Karena yang terpenting adalah elektabilitas," ujarnya.
Sebelumnya, hasil survei Voxpol Center Research and Consulting menunjukkan polularitas Golkar berada pada posisi tertinggi, yaitu 89,8 persen.
Berdasarkan hasil survei, popularitas Golkar diikuti Gerindra, PDIP, dan PKS.
"Dari sisi popularitas, Golkar 89,8 persen, Gerindra 88,6 persen, PDIP 88,6 persen, dan PKS 79,5 persen," kata Direktur Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago dalam Rilis Peta Elektoral dan Simulasi Kandidat Capres-Cawapres Potensial Pilpres 2024 pada Jumat (18/11/2022).
Kemudian popularitas tertinggi diikuti Demokrat 79,4 persen, NasDem 78,9 persen, PKB 78,4 persen, PAN 78,2 persen, PPP 74,8 persen, Perindo 66,8 persen, Hanura 65,3 persen, PBB 55,9 persen, dan PSI 42,5 persen.
Baca juga: PDIP Kalah Populer dari Golkar, Masinton: Warga Jakarta Masih Percaya Kami
Ranking popularitas ini disebut Pangi dipengaruhi beberapa hal.
"Ada isu, banyak program, dan deklarasi yang mempengaruhi data ini," ujarnya.