Suara Rintihan Minta Tolong Terdengar dari Runtuhan Rumah di Cianjur, Diduga Ibu Hamil Lima Bulan
Suara lirih minta tolong tersebut diyakini berasa dari seorang ibu yang sedang mengandung lima bulan dan tertimpa reruntuhan rumah.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga orang mendengar suara rintihan perempuan meminta tolong di lokasi rumah yang ambruk akibat gempa di Cianjur, Jawa Barat.
Rumah yang runtuh tersebut berada di kawasan Kampung Seulaeurih, Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Suara lirih minta tolong tersebut diyakini berasa dari seorang ibu yang sedang mengandung lima bulan dan tertimpa reruntuhan rumah.
Baca juga: Update Data Dampak Gempa Cianjur: Korban Meninggal 268 Jiwa, 151 Hilang, 22.198 Rumah Rusak
Hingga kini ibu yang belakangan diketahui bernama Indri Rahmawati (23) belum ditemukan keluarga.
Warga bersama dengan para relawan berjibaku mencari korban di atas reruntuhan rumah sejak pagi hingga sore hari ini, namun usaha warga dan relawan belum membuahkan hasil.
Indri masih belum ditemukan hingga Selasa (22/11/2022) malam.
Sang ibu, Ipah (47), pun terlihat harap-harap cemas. Wajahnya terlihat lelah dengan sorot mata yang nanar dan nada suara sedikit parau.
Ia mencoba menceritakan kronologi sampai anaknya hilang dan hingga kini belum ditemukan.
Sebelum terjadi gempa, anaknya pamit pergi ke warung untuk membeli jajanan kuaci. Namun jajanan tak didapat ia lantas pergi ke rumah kerabatnya.
"Dari rumah kerabatnya itu ia sudah pamit untuk pulang, saat berjalan pulang tersebut terjadi gempa dan semua rumah ambruk ke jalan," ujar ibu yang mengenakan daster ditemui di tenda pengungsian sore ini.
Ipah menduga saat terjadi gempa tersebut anaknya takut dan berteduh di sebuah rumah namun rumah tersebut ambruk.
"Ada yang melihat anak saya berteduh karena saat gempa terjadi gerimis juga," katanya.
Baca juga: BMKG Catat 145 Kali Gempa Susulan di Cianjur, Kondisi Kegempaan Semakin Melemah
Ipah mengatakan, suami anaknya sudah pulang dari Jakarta dan kini ikut mencari tak hanya di lokasi reruntuhan tapi juga mencari ke rumah sakit khawatir anaknya sudah dibawa ke rumah sakit.
Namun sampai saat ini pencarian di rumah sakit juga belum membuahkan hasil.
Ipah berharap anaknya segera ditemukan karena keluarga harap-harap cemas.
"Saya belum tidur sejak kemarin, apalagi di tenda pengungsian seperti ini banyak warga lain juga yang ikut bergadang menjaga anak-anak mereka," kata Ipah.
268 Orang Meninggal Dunia
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan korban jiwa gempa bumi di Cianjur mencapai 268 orang, berdasarkan data Selasa (22/11/2022).
Sebanyak 122 jenazah sudah teridentifikasi dari total tersebut. BNPB juga mencatat jumlah korban hilang mencapai 151 orang.
Baca juga: Badan Geologi Kementerian ESDM: Sumber Gempa di Cianjur Merupakan Kawasan Rawan Bencana Tinggi
"(Korban hilang) masih dilakukan pencarian secara terus menerus. Apakah 151 orang ini adalah bagian dari yang belum teridentifikasi nanti kami akan dalami lebih lanjut," kata Suharyanto saat memberikan keterangan pers lewat siaran BNPB.
Korban luka akibat bencana ini mencapai 1.083 orang, dan sebanyak 58.362 orang mengungsi.
Sedangkan kerugian materil dari gempa 5,6 magnitudo ini, yakni 6.570 unit rumah rusak berat, 2.071 unit rusak sedang, dan 12.641 unit rusak ringan sisanya masih terus didata.
Kepala BNPB mengatakan ada 12 kecamatan terdampak gempa: cianjur, karangtengah, warungkondang, cugenang, cilaku, cibeber, sukaresmi, bojongpicung, cikalong kulon, sukaluyu, pacet, debrong.
Dari 12 kecamatan sudah berdiri tempat pengungsian yang jumlahnya terus bertambah.
Diharapkan pengungsian terpusat bagi masing-masing kecamatan, walaupun masih ada juga masyarakat yang mendirikan tenda seadanya di dekat rumahnya masing-masing.
Oleh karena itu Suharyanto berharap warga yang terdampak gempa masuk ke tempat pengungsian terpusat agar terjamin pelayanan dan kebutuhannya.
"Kami usahakan agar yang masih mengungsi di titik-titik dekat rumahnya agar masuk ke tempat pengungsian terpusat agar lebih terjamin dari segi perawatan, pelayanan, maupun logistiknya," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.