Kisah Nurhayati, Korban Gempa Cianjur 4 Jam Tertimbun Reruntuhan Bangunan Saat Mengaji di Madrasah
Nurhayati (27), seorang korban gempa Cianjur, Jawa Barat bercerita bagaimana dirinya terjebak reruntuhan bangunan akibat gempa, Senin (20/11/2022).
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Nurhayati (27), seorang korban gempa Cianjur, Jawa Barat bercerita bagaimana dirinya terjebak reruntuhan bangunan akibat gempa, Senin (20/11/2022).
Nurhayati saat ini erkapar lemah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat Kota Cimahi, Rabu (23/11/2022) setelah dirinya berhasil dievakuasi dari reruntahan bangunan.
Ditemani suaminya, warga Kampung Garogol, RT 05/03, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur ini hanya bisa tidur terlentang dan sesekali duduk di tempat tidur rumah sakit.
Nurhayati harus dirujuk ke RSUD Cibabat sejak Selasa (22/11/2022) karena mengalami luka pada tubuhnya hingga patah tulang pada bagian kaki setelah tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa berkekuatan Magnitudo 5,6 mengguncang tempat tinggalnya.
Baca juga: Update Korban Gempa Cianjur: 271 Orang Meninggal Dunia, 40 Hilang, 2.043 Korban Luka-luka
Meski sudah terkapar lemah, dia masih ingat betul saat detik-detik gempa tersebut terjadi.
Saat itu, Nurhayati mengaku sedang mengaji bersama puluhan warga yang lain di madrasah, kemudian dia merasakan guncangan yang begitu besar.
"Waktu itu saya lagi mengaji di madrasah, terus terasa goyang dan saat mau berdiri itu (bangunan) langsung runtuh," ujarnya saat ditemui di RSUD Cibabat, Kota Cimahi, Rabu (23/11/2022).
Saat guncangan gempa terasa begitu besar, Nurhayati tak sempat keluar madrasah untuk menyelamatkan diri hingga akhirnya dia pun tertimpa reruntuhan bangunan.
"Setelah madrasah runtuh di sana masih terasa goyang terus sebentar-sebentar. Tapi kalau madrasah pas sekali goyang langsung ambruk," kata Nurhayati.
Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan dan Anak Korban Gempa Cianjur Butuh Pendampingan Psikososial
Akibat ambruknya madrasah tersebut, banyak jemaah yang tertimpa reruntuhan bangunan karena kebanyakan mereka tidak sempat keluar untuk menyelamatkan diri saat gempa terjadi.
"Saat itu jemaahnya banyak, ada yang menyelamatkan diri juga keluar. Tapi kalau saya terjebak (tertimbun) di dalam dari jam 2 sampai jam 6 magrib," ucapnya.
Saat tertimpa reruntuhan bangunan selama 4 jam itu, dia masih sadar, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa pasrah sambil terus berdoa agar segera bisa dievakuasi.
"Saya baru dievakuasi jam 6 pas magrib dengan cara material bangunan diangkat dulu secara manual," ujar Nurhayati.
Setelah berhasil dievakuasi oleh warga dan petugas gabungan, Nurhayati diketahui mengalami luka lecet pada sekujur tubuhnya dan patah tulang kaki hingga harus menjalani tindakan operasi di RSUD Cibabat pada hari ini.