Pengungsi Kampung Babakan Imbangan Bertahan di Posko Minum Air Sawah
warga masih dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk minum dan mandi dengan memanfaatkan air sawah.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Saluran air bersih belum sepenuhnya bisa digunakan warga Kampung Babakan Imbangan Desa Cibulakan, Cianjur, Jawa Barat, korban gempa bermagnitudo 5,6.
Ketua RT 1 RW 3 Kampung Babakan Imbangan Ayirahmat mengatakan warganya memilih bertahan di posko darurat yang dibuat secara mandiri menggunakan terpal.
Menurutnya, warga masih dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk minum dan mandi dengan memanfaatkan air sawah.
“Kami kumpulkan warga RT 1 RW 3 di sini semuanya minum pakai air sawah yang dimasak dulu karena tidak ada logistik yang kami terima, baru ada pagi ini dan bukan air bersih,” kata Ayirahmat ditemui Tribun Network, Rabu (23/11/2022).
Dia menegaskan warganya solid untuk gotong royong membangun posko dan menghidupi kebutuhan minuman dan makanan seadanya.
Ayirahmat mengaku baru tadi pagi menerima bantuan mie instan, beras, kopi yang diterimanya dari lembaga kemanusiaan.
Namun bantuan logistik tidak cukup memenuhi ratusan pengungsi di Kampung Babakan Imbangan.
Sementara di tengah malam, saat kondisi gelap warga membuat penerangan menggunakan api unggun.
“Warga sebetulnya ada pencahayaan darurat semisal lilin tetapi rumah ambruk kami tidak bisa ambil,” tuturnya.
Baca juga: Gempa 3,9 Magnitudo Guncang Cianjur, Warga Berhamburan Keluar Posko Pengungsian
Dia menuturkan 100 persen rumah warganya rusak dengan persentase yang berbeda-beda.
Ayirahmat mencatata dari seluruh warga Kampung Babakan Imbangan yang meninggal hanya satu orang yakni seorang ibu rumah tangga.
Jenazah sudah langsung dimakamkan di hari Senin (21/11/2022) karena permintaan dari keluarganya.
Korban yang menderita luka berat sekitar enam orang dan sudah dibawa ke RSUD Sayang Cianjur.
“Yang luka ringan cukup banyak 40 orang dan untuk balita kebanyakan sudah dievakuasi ke rumah saudaranya demi kenyamanan,” tukasnya.
Puluhan Gempa Susulan
Warga yang berada di dalam tenda posko tidur beralaskan karpet masjid.
Suci, satu di antaranya masih merasakan trauma dan tidak berani kembali masuk ke rumah yang hanya mengalami retak tembok.
Dia bahkan masih puluhan kali merasakan gempa susulan yang relatif kecil.
“Gempa susulan mungkin lebih dari 20 kali karena itu kami memilih tetap di posko sampai tidak ada lagi gempa susulan,” tutur Suci.
Kebutuhan logistik sangat diharapkan pengungsi posko terutama barang-barang kewanitaan.
Untuk anak-anak yang dibutuhkan susu, obat-obatan serta masker.
“Pengungsi sudah banyak yang batuk-batuk kemungkinan karena banyak debu dari bangunan material yang hancur,” imbuhnya.