Implementasi MBKM Kemendikbudristek, Perguruan Tinggi Gelar Pertukaran Mahasiswa ke Luar Negeri
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kemendikbudristek mendorong perguruan tinggi melakukan pertukaran pelajar antar kampus di dalam dan luar negeri
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbudristek mendorong perguruan tinggi melakukan pertukaran pelajar antar kampus di dalam dan luar negeri.
Director of Binus Global of Bina Nusantara (Binus) University, Diah Wihardini mengatakan pihaknya terus mengembangkan program pertukaran mahasiswa luar negeri.
Baca juga: Dukung MBKM Kemendikbudristek, Dosen Dibekali Teknologi Pembelajaran Mobile
"Untuk pertukaran mahasiswa kami memiliki kuota 3-5 mahasiswa setiap tahun," ungkap Diah melalui keterangan tertulis, Kamis (24/11/2022).
Kampus, kata Diah, akan melakukan seleksi para mahasiswa yang mendaftar, dengan beberapa persyaratan, di antaranya berbahasa Inggris baik.
Dari hasil seleksi tersebut, kampus akan melakukan koordinasi dengan pihak kampus luar negeri.
"Selain memberangkatkan mahasiswa, kami juga menerima mahasiswa dari luar negeri. Kerja sama ini kami lakukan bersama EU SHARE," ujar Diah.
'Kami akan melihat background akademik mahasiswa dari luar negeri. Apakah bisa mengikuti program studi (Prodi) di Binus," tambah Diah.
Sementara itu, Vice Rector for Academic Development, Universitas Bina Nusantara (Binus) Prof E Achmad Kuncoro mengatakan, program pertukaran mahasiswa bertujuan agar pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kampus saja. Dan dilakukan selama dua semester.
"Mahasiswa bisa melakukan studi di luar negeri, seperti penelitian, Startup bisnis hingga studi independen. Program studi bebas dipilih mahasiswa, mereka sudah semester 5," jelas Kuncoro.
Baca juga: Perguruan Tinggi Terapkan Metaverse, Hasil Inovasi Pembelajaran dalam MBKM Kemendikbudristek
Pada program MBKM, kata Kuncoro, mahasiswa bisa mendapatkan pembelajaran di luar kampus.
Melalui skema magang, pengabdian kepada masyarakat.
"MBKM 3 semester, 1 semester di dalam kampus, 2 semester di luar kampus. Ini untuk apa? Agar mahasiswa siap bekerja setelah lulus nanti," kata Kuncoro.
Terkait magang, Kuncoro mengungkapkan program dipilih oleh mahasiswa. Kemudian kampus akan menentukan industri.
Program magang tersebut, menurut dia, mahasiswa harus memenuhi learning plan atau rencana pembelajaran.
“Kami buat kurikulum dengan industri, untuk mendukung pembelajaran mahasiswa. Dan mahasiswa didampingi dosen pembimbing, bertugas memberi nilai bersama pembimbing di industri," pungkas Kuncoro.