Kesaksian Korban Selamat Angkot Ringsek di Cianjur: Saya Dengar Suara Santri yang Memanggil, 'Ustaz'
Sebagai informasi, di dalam angkot ringsek itu ada dua buah sepatu beda merek, seukuran anak sekolah dasar usia tujuh sampai sepuluh tahun.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Misteri siapa penumpang angkot berwarna biru yang rusak parah di lokasi longsor Desa Cibeureum, Kecamatan Cugunang, Cianjur, akhirnya terjawab.
Terjawabnya teka teki siapa penumpang angkot ringsek tersebut bermula ketika hasil reportase tim Tribun Network ke lokasi pada Rabu (23/11/2022), diunggah dalam bentuk video ke Youtube.
Video hasil reportase itu kemudian dikomentari oleh seorang penonton sekaligus menjelaskan tentang siapa penumpang dalam angkot malang tersebut.
Sebagai informasi, di dalam angkot ringsek itu ada dua buah sepatu beda merek, seukuran anak sekolah dasar usia tujuh sampai sepuluh tahun.
Sang penonton video hasil reportase Tribunnews.com itu menjelaskan, angkot biru itu berisi rombongan 8 siswa laki-laki sekaligus hafiz Al-Quran STP SD Khoiru Ummah Cianjur dan 1 ustaz, berikut sopirnya.
"Qadarullah, ustaz dan dua siswa syahid di tempat," ucap penonton di kolom komentar video YouTube Tribunnews.com berjudul .
Menurut penonton yang juga salah satu wali murid itu mengaku, ustaz yang membawa rombongan dan dua siswa yang meninggal, sudah dimakamkan.
Tak lupa wali murid ini berterimakasih kepada mereka yang menolong para siswa lainnya sehingga bisa selamat.
Baca juga: Sopir Angkot Maut yang Ringsek Terkubur Longsor Cianjur Selamat, Seorang Penumpang Balita Meninggal
Sementara itu salah satu postingan pengguna Facebook dengan nama Iis Nawati Umu Hanifah menguatkan data di atas.
Ia memposting satu foto dan satu video dari akun TikTok @mariapuspaafrakids.
Di foto itu terpampang delapan anak laki-laki siswa STP SD Khoiru Ummah Cianjur. Mereka memakai seragam dominan hijau cerah dengan latar warung.
Mereka tersenyum ceria di foto, yang menurut keterangannya, diambil sebelum gempa Cianjur.
Sementara di video menampilkan slide show foto, di antaranya para siswa dan sang ustaz yang membentangkan spanduk bertulis, "PKBM Khoiru Ummah."
Slide foto berikutnya adalah daftar enam siswa yang selamat, di antaranya Rajwa, Hisan, Faqih, Fauzan, Iqbal dan Dawa.
Para siswa ini selamat dan sudah mendapat perawatan di rumah sakit.
Sementara korban yang meninggal dunia adalah, ustaz Yunus Iskandar dan dua siswa, yakni Ananda M Salman Faris dan M Fata Tahsinul Ahlaq.
Khoiru Ummah Cianjur dalam akun Instagramnya menyampaikan duka cita atas gempa Cianjur dan meninggalnya para syuhada, yakni ustaz dan dua siswanya.
Dari keterangan di postingan tersebut, Khoiru Ummah Cianjur mengikuti Festival PKBM dengan dua rombongan angkot.
Dalam perjalanan pulang, dua angkot tersebut terjebak di antara dua longsor.
Satu rombongan angkot yang berisi siswi perempuan atau akhwat bersama ustazahnya selamat dan terpaksa berhenti di depan parkiran Warung Sate Shinta.
Sopir angkot rombongan akhwat ini langsung membanting setir ke kanan karena di depan longsor dari arah tebing sampai menutupi jalan.
Salah satu yang berada di rombongan angkot akhwat itu adalah Taofik Andi Rachman dari Khoiru Ummah Cianjur.
Menurut dia dalam tulisannya, di belakang angkot mereka justru longsoran lebih besar bersumber dari arah bukit.
"Kami keluar angkot, sambil zikir, bingung bagaimana keluar dari dua longsor ini," ucap Taofik dalam tulisannya yang diposting akun Facebook, Tuty Ummu Basman.
Menurut Taofik, di belakang angkot rombongan akhwat itu ada beberapa mobil yang juga selamat.
Tapi di spot longsor kedua, ada seorang santri putra memanggil, "ustaz, ustaz."
Berikut tulisan Taofik yang diposting akun Facebook, Tuty Ummu Basman
Keadaan ana saat nulis ini, masih linglung dan bingung apa yang terjadi.. pikiran dan perasaan tidak bisa dipahami...
Namun harus diutarakan agar plong beban sekarang yang dirasakan.. Apalagi air mata masih belum kering..
Sebelumnya, setelah kami mengikuti acara PKBM di Sarongge. Kami bersama 2 mobil angkot pulang menuju sekolah, SD Khoiru Ummah Cianjur.
Di satu angkot, ana di depan, dengan rombongan santri putri penghafal Qur'an dan ustadzahnya. Semuanya 17 orang.
Ketika di daerah dekat warung sate Shinta Cugenang. Kami dikejutkan dengan longsor di depan mata kami beberapa meter.
Untungnya, sopir sigap dan membanting mobil ke arah kanan parkiran dekat warung sate.
Sehingga, kami selamat.
Namun, kami lihat ke lawan arah..
SubhanaAllah, ternyata longsor lebih besar sudah kami lewati di belakang.
Sehingga kami ada diantara dua longsor.
SubhanaAllah, bukit yang ditengah tidak terjadi longsor sehingga kami selamat, walaupun gempa susulan terjadi.
Kami keluar angkot, sambil dzikir, bingung bagaimana keluar dari dua longsor ini.
Apalagi ada tanggung jawab ana membawa 15 santri dan 1 ustadzah selamat.
Akhirnya, kami menunggu dan agak menjauh dari bukit, namun tidak bisa jauh karenan ada lereng.
Artinya kami dihimpit oleh 2 longsor, bukit dan lereng.
Di sana kami bersama dengan beberapa mobil dibelakang kami yang selamat dan juga karyawan warung sate itu.
Sambil nunggu, kami terkejut di longsoran belakang ada satu santri putra, yang memanggil: ustadz, ustadz...
SubhanaAllah...
Kami langsung bingung dengan keadaan satu angkot lagi yang ada dibelakang kami, yang jaraknya sangat jauh.
Ana pikir mereka semua selamat tidak kena longsor.
Namun ternyata mereka kena juga.
Namun, ada beberapa yang selamat..
Asalnya ana mau menerobos longsoran yang belakang, namun ana pikir ulang dan juga dilarang karena bisa jadi ada longsor susulan.
Sehingga, akhirnya ana fokuskan menyelamatkan siswa putri yang jelas ada. Dan ternyata ada warga yang baik mengantar kami melewati longsor depan karena memang tidak selebar yang belakang.
Akhirnya, ana bisa kontribusi menyelamatkan 15 santri putri, 1 putra dan 1 ustadzah.
Mereka pergi ke sekolah, dengan selamat..
Namun, ana masih di sana ingin mengetahui langsung dan bisa bantu evakusi.
Di sana ana belajar kesiapan warga dalam membantu dan evakuasi lebih cepat dan bermanfaat dibandingkan yang lainnya.
Akhirnya, disana kami mendapatkan anak-anak yang selamat dari kabar group wa.
Akhirnya, ada 2 asatidz di sekolah yang datang ke sana dan bertemu ana..
Dan tidak bisa dibendung akhirnya ana nangis juga.. dan akhirnya mereka juga membantu.
Namun, karena ada dentuman gempa susulan akhirnya kami putuskan untuk pulang.
Dan di sekolah..
Ana mendapatkan 6 anak santri putra yang selamat, 1 asatidz dan 1 santri putra yang meninggal...
Kemudian 1 anak ada yang belum terevakuasi sampai curhatan ini ditulis.
Selamat jalan para Syuhada..
Saudara kami, Pejuang Islam terpercaya, Ustadz yang selalu sigap, Ust Yunus Abu Yasir
Anak kami, Salman..
Dan Fata semoga bisa ditemukan dengan selamat...
Saat ini ditulis, Cianjur sudah beberapa kali gempa...
Ampuni kami ya.. Allah.. bisa jadi dosa kami masih banyak.. dan dakwah kami masih belum kuat..
Wa Allahu A’lam...
Sopir selamat
Angkot berwarna biru yang dibiarkan tergolek di pinggir jalan turut menyita perhatian Presiden Joko Widodo.
Informasi yang didapat tim Tribun Network, sopir angkot yang mobilnya ringsek ini selamat.
"Sopir angkotnya ini dia datang tadi pagi. Alhamdulilah dia selamat," kata Asep (42), sopir Ambulance Rumah Zakat Asep saat dijumpai TribunnewsBogor.com di lokasi longsor pada Kamis (24/11/2022).
Asep menceritakan, sopir angkot itu hanya luka dan patah tulang tangannya.
"Kondisinya tadi pagi waktu ketemu saya itu ada luka-luka dan tangannya patah," sambung Asep.
Sopir angkot itu selamat dari maut itu lantaran loncat saat gempa yang tak lama diikuti longsor.
"Waktu gempa dan longsor sempat melihat dan langsung loncat," tambahnya.
Tidak hanya sendiri, sopir angkot itu loncat bersama tiga penumpang lainnya karena ada di pinggir pintu.
Menurut Asep, sopir angkot tersebut sedang menarik angkot dari arah Cipanas menuju Cianjur.
"Dia cerita penumpangnya ada 13 orang. Tiga orang di pinggir pintu loncat sama sopir angkot."
"Nah, sisanya itu masih dicari sampai sekarang," tambahnya.
Sumber: Tribun Jakarta