BNPB Ungkap Kemungkinan Adanya Korban Hilang Gempa Cianjur yang Belum Terlapor
BNPB mengimbau warga yang merasa keluarganya belum ditemukan, belum kembali, atau tidak ada kabar sejak gempa terjadi di Cianjur untuk melapor.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Plt Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, menyatakan dalam menangani bencana gempa bumi yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat, fokus utama BNPB adalah pencarian dan penyelamatan korban, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Abdul, Presiden Jokowi sebelumnya telah berpesan agar semua korban gempa Cianjur harus ditemukan.
Sehingga BNPB bersama Basarnas dan tim gabungan lainnya akan melakukan upaya pencarian dan penyelamatan tersebut secara total.
"Secara umum, sebagaimana arahan Bapak Presiden, fokus pencarian dan penyelamatan harus kita utamakan. Presiden berpesan bahwa semua korban harus ditemukan, ini akan dikerjakan dan dilaksanakan secara total oleh tim," kata Abdul dalam tayangan Live Program 'Sapa Indonesia Pagi' Kompas TV, Sabtu (26/11/2022).
Lebih lanjut, Abdul menuturkan, dari 39 orang yang hilang pada hari sebelumnya, kini tim gabungan telah berhasil menemukan 17 orang korban.
Abdul menyebut berdasarkan laporan sebelumnya, terdapat tujuh orang hilang di Warung Shinta dan dua orang di Kampung Cijedil.
Baca juga: Cerita Pilu Penemuan Jenazah Ibu dan Anak Korban Gempa Cianjur, Berpelukan dalam Timbunan Longsor
Namun, setelah dilakukan pencarian oleh Basarnas dan tim, ternyata ditemukan sembilan orang korban.
Hal tersebut mengartikan adanya kemungkinan korban hilang yang belum terlaporkan oleh keluarganya.
"Seperti diketahui dari 39 korban hilang pada hari sebelumnya itu sudah ditemukan 17. Laporan sebelumnya tujuh orang di Warung Shinta, dua di Kampung Cijedil."
"Nah kemarin di Warung Shinta ini ternyata, laporan warga itu tujuh tetapi Basarnas dan tim pencari gabungan itu menemukan sembilan. Ini artinya bisa saja ada korban hilang yang belum terlaporkan oleh keluarganya," terang Abdul.
Oleh karena itu, Abdul mengimbau warga yang merasa ada keluarganya yang belum ditemukan, belum kembali, atau tidak ada kabarnya sejak gempa terjadi di Cianjur, maka diminta utuk melaporkannya.
Baca juga: UPDATE Gempa Cianjur: 310 Korban Meninggal, 24 Lainnya Masih Dicari, Kemungkinan Masih Bertambah
Warga bisa melaporkannya ke Posko Utama yang berada di Pendodo Bupati Cianjur.
"Sehingga kami mengimbau jika masih ada masyarakat yang merasa keluarganya belum ditemukan, belum kembali, atau tidak ada kabarnya sejak terjadinya gempa. Mohon melaporkannya ke Posko Utama di depan Pendopo Bupati," ungkap Abdul.
Abdul menuturkan, lokasi Warung Shinta ini merupakan jalan perlintasan dan bisa saja kondisinya cukup padat saat terjadinya gempa.
Sehingga mungkin saja ada korban hilang yang belum dilaporkan yang masih tertimbun.
Baca juga: Salurkan Bantuan Korban Bencana Gempa Bumi di Cianjur, Relawan Berikan Makanan hingga Obat-obatan
"Karena memang lokasi Warung Shinta itu merupakan jalan perlintasan, dan mungkin cukup padat pada saat itu, mungkin saja masih ada korban yang tertimbun," tuturnya.
Hingga hari ini, Sabtu, Abdul menyebut Warung Shinta dan Kampung Cijedil masih menjadi titik pencarian tim gabungan.
Kemarin tim sudah berhasil menemukan 17 orang, di antaranya delapan orang di Desa Cijedil dan 9 orang di Warung Shinta, sehingga masih ada 24 korban yang hilang akibat gempa Cianjur.
"Ini masih menjadi ttik pencarian hari ini. Kemudian dari 17 itu ada 8 di Desa Cijedil, sehingga masih sisa 24 korban. Ini juga menjadi fokus pencarian hari ini. Supaya benar-benar korban ini bisa kita temukan apapun kondisinya, secepatnya," pungkasnya.
Baca juga: Warga Majalengka Jadi Korban Gempa Cianjur, Korban Berada di Rest Area Wisata Tapal Kuda Cugenang
Kisah Bayi & Balita Selamat dari Gempa Cianjur
Peristiwa gempa Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11/2022) lalu, meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Terlebih bagi masyarakat Cianjur yang anggota keluarganya menjadi korban meninggal maupun terdampak lainnya akibat gempa magnitudo 5,6 itu.
Tercatat hingga Jumat (25/11/2022) malam, jumlah korban meninggal bertambah menjadi 310 orang dari sebelumnya 272 korban.
Sementara 24 orang lainnya masih belum ditemukan.
Namun di balik cerita pilu, ada juga kisah para korban gempa Cianjur yang berhasil selamat meskipun sempat tertimpa reruntuhan bangunan maupun rumah mereka.
Baca juga: Konselor Polres Ciamis Diturunkan Memulihkan Psikologi Anak di Pengungsian Kampung Cimalang Cianjur
Salah satunya kisah seorang balita 4 tahun bernama Salmatul Sahada, menjadi pahlawan bagi keluarganya setelah dia berhasil menyelamatkan adiknya dari reruntuhan gempa Cianjur.
Ya, Salmatul Sahada selamat dari reruntuhan rumah yang hancur akibat gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) lalu.
Saat ditemukan, bocah 4 tahun ini dalam kondisi berpelukan dengan adiknya saat gempa itu terjadi.
Deden, ayah Salmatul Sahada, menceritakan bagaimana anaknya selamat dari gempa Cianjur.
"Salma lagi main sama adik-adiknya di dapur sama istri saya juga pas gempa tuh. Kebetulan saya lagi di luar, kerja, pas tahu ada gempa saya langsung pulang mencari mereka," ujar Deden di posko layanan psikososial di halaman SDN Sukamaju 2, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Kamis (24/11/2022) siang.
Baca juga: Kondisi Korban Selamat dari Longsor Cianjur yang Hantam Angkot, Kepala Bocor hingga Kerap Bengong
"Karena pertolongan Allah juga yah, saya mendengar teriakannya. Langsung saya cari sumber suaranya. Alhamdulillah ketemu, langsung saya bantu keluar dari reruntuhan," ucapnya.
Adik Salmatul bernama Fatihudin (2) dan Zaenal Abidin (1) selamat karena ibunya sedang menggendong kedua anak tersebut.
"Jadi pas diselamatkan tuh, posisi lagi pelukan. Kecuali Salma emang lagi main sendiri. Salma kepalanya kena puing terus sampai luka," kata Deden.
Deden mengaku bersyukur masih bisa bertemu dengan anak serta istrinya meski rumahnya kini rata dengan tanah.
"Bersyukur masih bisa dipertemukan, sekarang tinggal jalanin aja ke depannya. Engga apa-apa rumah rusak yang penting bisa bertemu keluarga," ucapnya.
Baca juga: 6 Dapur Lapangan Kostrad Siapkan Konsumsi Korban Gempa di Cianjur Tiga Kali Sehari
Untuk sementara, Deden dan keluarga tinggal di posko pengungsian halaman SDN Sukamaju 2, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, di Cianjur.
Tangis Salmatul Sahada pecah saat proses pergantian perban yang ada di kepalanya oleh tim medis yang menangani.
Akibat tertimpa reruntuhan bangunan rumah, Salmatul terluka di bagian kepala.
Salmatul yang dipangku oleh ayahnya, Deden (35), terlihat menahan sakit saat proses pergantian perban di kepalanya.
Baca juga: Menilik Permukiman Terdampak Gempa Cianjur di Cieundeur, Depan Tampak Kokoh di Dalam Roboh
Tak kuat menahan sakit, Salmatul pun menangis kesakitan. Namun, Deden berusaha menghiburnya.
Salmatul yang sebelumnya kesakitan, kemudian diam setelah dihibur oleh dua Polwan dari Brimob Pasukan Gegana yang bertugas di posko.
Kedua anggota Polwan menghibur Salmatul dengan mengajaknya bermain masak-masakan dan menyanyi.
"Nanti kita main masak-masakan yak," ujar salah polwan yang bernama Noviasti Rahma.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Dewi Agustina)