Cerita Perawat di RSUD Cimacan Tangani Korban Gempa Meski Keluarganya Dievakuasi
Esi mengatakan akibat gempa tersebut rumahnya mengalami keretakan. Namun, ia bersyukur keluarganya selamat.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Esi, seroang perawat yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cimacan, mengaku keluarganya sempat dievakuasi saat gempa bumi Cianjur beberapa waktu lalu.
Esi mengatakan akibat gempa tersebut rumahnya mengalami keretakan. Namun, ia bersyukur keluarganya selamat.
"Kebetulan pas waktu hari (kejadian) itu rumah ada retak. Dan keluarga alhamdulillah enggak ada korban sama sekali," kata Esi saat ditemui Tribunnews.com di RSUD Cimacan, Minggu (27/11/2022).
Esi menyebut keluarganya sempat dievakuasi ke salah satu masjid pascagempa tersebut.
Baca juga: Cerita Korban Gempa Cianjur: Olah Sayuran Busuk hingga Tidur di Makam dan Kandang Ternak
"Kalau keluarga pas hari kejadian sampai tiga hari masih di masjid dievakusi di masjid," ujarnya.
"Kalau sekarang (keluarga) sudah saya bawa ke Rumah di Cipanas yang lebih aman," sambungnya.
Lebih lanjut, Esi mengaku sedih lantaran meninggalkan keluarganya sendirian di rumah.
"Sedih sih harus ninggalin keluarga sendirian," ungkap dia.
Namun bagi Esi, misi kemanusiaan lebih penting saat ini, yakni merawat pasien korban gempa bumi di RSUD Cimacan.
Terlebih, kata dia, keluarganya tak memiliki dampak yang terlalu signifikan, kecuali rumah mengalami keretakan.
"Karena kondisi keluarga juga enggak terlalu parah, jadi ya saya lebih menjalankan tugas di sini daripada keluarga. Karena enggak ada korban," ucapnya.
Sebagai informasi, Gempa Bumi berkekuatan 5,6 Magnitude mengguncang Kabupaten Cianjur pada Senin (21/11/2022) lalu.
Hingga kini, BNPB mencatat sedikitnya 310 orang meninggal dunia, ratusan bangunan rusak dan ribuan warga terdampak akibat gempa tersebut.
Bahkan, hingga hari ke lima pascagempa, di Kabupaten Cianjur sendiri masih terjadi beberapa gempa bumi susulan yang mengakibatkan banyaknya warga mengungsi enggan untuk kembali ke rumah.