Bambang Haryo Minta Pemerintah Perkuat Early Warning System untuk Minimalisir Korban Bencana Gempa
Pemilik sapaan akrab BHS ini, menuturkan semoga bantuannya lebih meringankan beban para pengungsi korban gempa.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Anggota DPR RI Periode 2014-2019, Bambang Haryo Soekartono bersama DLU Holding dan sejumlah mitra usaha turun langsung menyalurkan bantuan kepada para warga terdampak gempa Cianjur Jawa Barat di Desa Mekarsari dan Desa Gasol Kecamatan Cugenang.
“Hari ini saya bersama-sama dengan PT Dharma Lautan Utama dan mitra usaha membantu meringankan beban para pengungsi dengan mengirimkan beberapa kebutuhan sembako, selimut, obat obatan, dan kebutuhan kebutuhan lainnya ke beberapa titik yang ada di wilayah terdampak gempa,” ujar Bambang Haryo.
Pemilik sapaan akrab BHS ini, menuturkan semoga bantuannya lebih meringankan beban para pengungsi korban gempa.
“Saya juga memberikan bantuan 6 televisi untuk menghibur mereka selama dipengungsian dan saya juga memberikan bantuan 5 tandon dan 6 toilet portable karena banyak rumah rumah warga yang hancur toiletnya akibat gempa,” katanya.
Anggota Dewan Pakar Partai Gerindra ini berharap pemerintah cepat menangani bencana gempa ini dan menetapkan sebagai Status Tanggap Bencana Nasional sehingga penanganannya dibantu maksimal oleh pemerintah pusat dan pemulihan akan menjadi lebih cepat.
Baca juga: Korban Gempa Cianjur Keluhkan Bantuan Pakaian Bekas Pakai dan Mi Instan, Ini Penyebabnya
“BHS Juga mengharapkan pemerintah segera memasang early warning system atau alarm dini pendeteksi bencana gempa di wilayah terdampak maupun yang rawan terhadap gempa khususnya gempa mega thrust yang sering diberitakan oleh BMKG melalui media," ujarnya.
Demikian juga pihak terkait memasang petunjuk jalur evakuasi yang disosialisasikan dan disimulasikan secara rutin ke seluruh warga kota melalui latihan latihan safety drill dan lain-lain agar korban meninggal dan luka-luka dapat di hindarkan atau diminimalkan karena masih banyak gempa susulan yang terjadi setiap harinya.
"Saya juga mendapatkan informasi dari kepala desa di desa tersebut belum adanya petugas trauma healing untuk menetralisir kondisi stress dan trauma dari warga yang terdampak gempa," ujarnya.
Selain itu, dia sangat menyayangkan Kementerian Perhubungan belum secara maksimal dilibatkan lebih awal dalam mengecek dan mengantisipasi kerusakan infrastruktur jalan, terminal bus, stasiun kota, rel dan jembatan baik jalan maupun kereta api dan kerusakan jalan raya serta putusnya jalur jalur evakuasi termasuk jalur pengiriman logistik.
"Ini seharusnya menjadi tugas pokok Kementerian Perhubungan untuk menginformasikan kepada seluruh masyarakat baik yang terdampak maupun yang akan membantu untuk mengetahui kerusakan dan penutupan infrastruktur jalan dan jembatan akibat gempa termasuk juga kepada mitra kerjanya yaitu Kementerian PU untuk di pulihkan secara cepat dan sempurna," ujarnya.
Apalagi saat ini, menurut BHS, Kementerian Perhubungan sedang membangun jalur kereta api cepat Jakarta - Bandung yang melewati Cianjur, seharusnya juga dilakukan pengecekan apakah ada pengaruh dampak gempa terhadap infrastruktur yang mengalami kerusakan.
"Dan sangat disayangkan Menteri Perhubungan baru hadir 4 hari setelah terjadinya gempa Jum’at 25 November 2022 dan hanya hadir di posko untuk melihat kondisi para korban membantu sembako serta kebutuhan sehari hari dan obat obatan saja tanpa meninjau untuk melakukan pengecekan kerusakan kerusakan infrastruktur yang ada di Wilayah Cianjur," katanya.