Cerita Aisyah Terjebak Reruntuhan Rumah Selama 1,5 Jam Saat Gempa Cianjur: Cuma Bisa Zikir
Awalnya, Aisyah mengaku tengah mencuci beras di kamar mandi yang nantinya akan dimasak untuk makan keluarganya.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aisyah (43), warga Desa Ciheurang, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat menceritakan dirinya sempat terjabak di bawah reruntuhan rumahnya saat gempa berkekuatan 5,6 SR mengguncang.
Aisyah mengaku selama 1,5 jam dia berusaha bertahan hidup bersama anak-anaknya.
"Saya tuh ketimbun sama anak, tapi pisah. Saya di dapur kalau anak di teras sendirian. Ada kali 1,5 jam, itu beberapa menit lagi nggak tau, mungkin nggak ke tolong," kata Aisyah saat ditemui di tenda pengungsian, Senin (28/11/2022).
Awalnya, Aisyah mengaku tengah mencuci beras di kamar mandi yang nantinya akan dimasak untuk makan keluarganya
Namun, saat itu guncangan yang lumayan besar membuat rumahnya tak kuat berdiri kokoh dan runtuh seketika.
"Iya susah napas, kan ketimbun balokan gitu ininya, langsung goyang terus langsung itu mau keluar ga bisa langsung kejebak gitu," tuturnya.
Aisyah menyebut awalnya suara teriakan minta tolongnya tidak didengar oleh siapapun saat itu. Bahkan, suara kakaknya yang mencari dirinya juga tidak tidak ia dengar.
"Udah minta tolong tapi enggak ada yang dengar. Ada yang ngambil itu ya, kakak saya manggil-manggil 'Ai kamu dimana, kamu dimana?' saya enggak denger gitu. Iya teriak enggak denger," ucapnya.
Saat itu, anaknya yang baru berusia satu tahun pun hanya terdiam. Dalam benaknya, Aisyah mengira sang anak sudah kembali ke pangkuan sang ilahi.
Beruntung ada mesin cuci yang menjadi penghalang sehingga reruntuhan bangunan tidak langsung mengenai dirinya.
Baca juga: Gempa Cianjur Kandaskan Keinginan Irma Nurhayati dan Firman Menjadi Pasangan Suami Istri
"Saya zikir aja, banyak istigfar, selalu istigfar. Namanya Allah masih sayang sama kita gitu," ungkapnya.
Setelah 1,5 jam lamanya, akhirnya dia mendengar suara kakaknya yang mencari keberadaannya dan akhirnya terselamatkan.
"Jadi waktu itu kakak saya bolak balik, kata saya teh 'kakak tolong kakak tolong, kamu dimana? Saya di sini, di dapur, saya bilang saya sebelah kanan deket kamar mandi," bebernya.
Sambil menangis, Aisyah berulang kali mengucap syukur karena dirinya dan anak-anaknya bisa lolos dari maut saat gempa melanda pemukimannya.
"Alhamdulillah, cuma luka kecil aja, sekarang udah Alhamdulillah," jelasnya.
Update korban tewas
Sebanyak 323 jiwa orang dilaporkan meninggal dunia setelah gempa Cianjur, Jawa Barat, yang terjadi pada Senin (21/11/2022) pekan lalu.
Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 itu, juga mengakibatkan 108 orang mengalami luka berat dan ratusan ribu warga mengungsi per Senin (28/11/2022) sore.
Hal tersebut, disampaikan Bupati Cianjur, Herman Suherman, ketika mengumumkan perkembangan terbaru jumlah korban akibat gempa Cianjur, Jawa Barat pada Senin, kemarin.
Bupati Cianjur mengungkapkan, Tim Basarnas berhasil menemukan dua korban gempa Cianjur yang tertimbun tanah di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
"Sehingga meninggal dunia sudah tercatat 323 jiwa, artian penambahan hari ini, Senin, tanggal 28 bulan 11, dua jiwa," ucapnya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube BNPB Indonesia, Selasa (29/11/2022).
Terkait korban hilang, lanjut Herman Suherman, masih ada sembilan korban lagi yang belum ditemukan.
Untuk itu, Bupati Cianjur menyebut, pencarian korban hilang akan dilanjutkan pada Selasa (29/11/2022) ini.
"Mudah-mudahan ini besok (hari ini) kita teruskan, mohon doanya bisa ditemukan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Herman Suherman, menyampaikan korban luka berat yang masih dirawat di rumah sakit ada 108 orang.
Sementara itu, korban luka ringan sudah tertangani dan kembali ke rumah masing-masing.
Adapun untuk jumlah pengungsi di Cianjur mencapai 100.330 jiwa.
Rinciannya, pengungsi laki-laki berjumlah 48.490 jiwa dan pengungsi perempuan sebanyak 51.840 jiwa.
Kemudian, titik pengungsian yang sudah berjalan berdasarkan survei per hari Selasa pukul 16.00 WIB, ada 449 titik.
"Dengan rincian 331 titik terpusat dan 118 mandiri yang berada di tempat rumahnya masing-masing yang berdekatan dengan memasang tenda," ucap Herman Suherman.