TNI AL Fokus Pencarian di dalam Laut pada Operasi SAR Helikopter Polri yang Jatuh di Belitim
Kedua, kata dia, di area kedua tempat munculnya barang-barang yang diduga serpihan atau dari helikopter.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI TNI Nurhidayat mengatakan timnya fokus melakuakan pencarian di dalam laut dalam operasi SAR Helikopter NBO–105 dengan nomor registrasi P-1103 milik Polri yang jatuh di Perairan Buku Limau, Belitung Timur, Minggu (27/11/2022).
Ia menjelaskan sejumlah area yang menjadi fokus timnya dalam operasi tersebut.
Upaya tersebut, kata dia, di antaranya adalah dengan mencari di posisi helikopter hilang kontak.
Kedua, kata dia, di area kedua tempat munculnya barang-barang yang diduga serpihan atau dari helikopter.
Baca juga: Update Korban Helikopter Polri Jatuh di Belitung Timur, 3 Kru Ditemukan, 1 Korban Masih Dicari
Ketiga, kata dia, mencari di jalur arus melalui rekayasa arus berdasarkan data yang ada.
"Sehingga kami fokusnya di dasar lautnya. Kalau Polisi dan teman-teman yang melakukan SAR di permukaannya. Kami konstsentrasi di bawah," kata Nurhidayat di Mako Pushidrosal Ancol Jakarta Utara pada Kamis (1/12/2022).
Nurhidayat menjelaskan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam upaya pencarian bangkai helikopter tersebut.
Tantangan tersebut di antaranya adalah terkait perubahan arus.
Selain itu, yakni material helikopter yang cenderung sulit terdeteksi apabila pecah berkeping-keping.
"Kalau heli itu cenderung karena dia gampang bergerak akhirnya dibuat kaca supaya bisa dilihat penggunaan kaca itu yang kami juga menyulitkan untuk diambil karena kalau kita menggunakan magneto meter yang kena itu metalnya. Metalnya heli kecil," kata dia.
"Kita semua berdoa mudah2an cepat selesai karena pencarian ini memang tidak luas daerahnya. Di daerah itu ada beberapa pulau," lanjut dia.
Diberitakan sebelumnya TNI Angkatan Laut (TNI AL) melalui jajarannya Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) mengerahkan empat alat canggih untuk membantu Search and Rescue (SAR) Helikopter NBO–105 dengan nomor registrasi P-1103 milik Polri yang jatuh di Perairan Buku Limau, Belitung Timur, Minggu (27/11/2022).
Pertama adalah Multibeam Ecosounder T50P yang digunakan untuk membaca kedalaman dan pendeteksian fitur-fitur bawah air.
Kedua, Conductivity Temperature Density (CTD) yang digunakan untuk koreksi sound velocity.
Ketiga, adalah magneto meter atau alat pendeteksi tingkat magnet.
Keempat, adalah Side Scan Sonar yang digunakan untuk pencitraan bawah air.
Selain alat deteksi bawah air, TNI AL juga mengerahkan KRI Spica-934, KRI Teluk Cirebon-543, KRI Pulau Rangsang-727, KRI Pulau Rengat-711, KRI Karotang-872, KRI Siwar-646, KAL Manau dari Lanal Babel, Pesawat udara (Pesud) CN-235 P-8305 dari Puspenerbal, 1 Tim Tanggap Darurat dari Pushidrosal, dan 12 personel Penyelam TNI AL.
Ketua Pelaksana SAR Helikopter NBO-105 Register P-1103 Kombes Pol Hendrawan mengatakan bahwa KRI Spica dan KRI Teluk Cirebon akan tiba di perairan Burung Mandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur sekitar pukul 10.00 WIB.
KRI tersebut diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
Menurutnya, dukungan peralatan canggih sangat diperlukan untuk mendeteksi benda-benda berupa logam yang ada di bawah air.
Apalagi jangkauan sonar dari alat ini sangat luas, sehingga bisa mempermudah pencarian.
Pencarian akan fokus di perairan Burung Mandi atau pada area sekitar tiga Mill Laut dari pesisir pantai tersebut.
Area pencarian ini, kata dia, merupakan lokasi ditemukannya serpihan-serpihan Helikopter dan jenazah Bripda Muhammad Khoirul Anam satu dari empat awak heli itu.
"Luas area pencarian akan dilakukan sekitar 20 mil ke arah utara. Untuk pencarian kami bagi tujuh area, dengan delapan kapal yang sudah disiapkan," kata Kombes Hendrawan dalam keterangan resmi Dinas Penerangan TNI AL pada Selasa (29/11/2022).
Helikopter yang merupakan Helikopter BKO Polda Kalimantan Tengah tersebut sebelumnya take off dari Pangkalan Bun dan bertolak ke Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Helikopter tersebut mengangkut empat anggota Polri yakni AKP Arif Saleh yang merupakan Capt Helikopter, Briptu Lasminto, Aipda Joko M, dan Bripda Khoirul Anam.
Aksi TNI AL tersebut disebutkan sebagai bentuk pelaksanaan tugas prajurit Jalasena sesuai perintah KSAL Laksamana TNI Yudo Margono untuk menjaga kepercayaan negara dan rakyat kepada TNI AL melalui kerja nyata yang bermanfaat bagi institusi, masyarakat, bangsa dan negara.