Bharada E Berdoa Sebelum Tembak Brigadir J, sang Ayah Sebut Anaknya Terbiasa Berdoa Sejak Kecil
Ayah Bharada E, Sunandag Junus Lumiu bicara soal Bharada E yang berdoa di toilet, berharap Ferdy Sambo tak jadi perintahkan untuk tembak Brigadir J.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Ayah Bharada E, Sunandag Junus Lumiu memberikan tanggapannya terkait sang anak, Bharada Richard Eliezer yang menyempatkan diri untuk berdoa sebelum menembak Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Perlu diketahui pada saat kejadian, Bharada E mengaku berdoa di toilet sebelum ia melaksanakan perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.
Saat itu, Bharada E berdoa agar Ferdy Sambo mengurungkan niatnya untuk melakukan pembunukan kepada Brigadir J.
Menanggapi hal tersebut, Sunandag mengatakan Bharada E berdoa memang sudah menjadi kebiasaan anaknya sejak kecil.
Sejak dulu sewaktu masih sekolah, Bharada E selalu berdoa di balik pintu sebelum bersekolah.
Sehingga hingga kini kebiasaan berdoa tersebut masih sering dilakukan Bharada E sebelum memulai suatu kegiatan.
Baca juga: Ayah Bharada E: Ferdy Sambo Jantahlah, Harus Bertanggungjawab
"Karena Ichad (Bharada E) sudah kebiasaan dari kecil, jadi dari kecil itu sudah kebiasaan untuk berdoa. Jadi sebelum sekolah dia harus berdoa dulu di balik pintu. Jadi sudah jadi kebiasaan."
"Dalam setiap dia membuat suatu kegiatan, atau macam tes-tes semua ini, dia tetap selalu berdoa dulu, baru dia melaksanakan. Itu sudah jadi kebiasaannya," kata Sunandag dalam video di kanal YouTube Kompas TV, Jumat (2/12/2022).
Sementara itu, sang ibu Rynecke Alma Pudihang mengaku tidak bisa membayangkan bagaimana posisi dan kondisi Bharada E saat kejadian.
Rynecke menuturkan, mungkin saja pada saat itu Bharada E berpikir untuk tidak melakukan penembakan kepada Brigadir J.
Baca juga: LPSK Pastikan Bharada E Berkata Jujur soal Wanita Menangis di Rumah Ferdy Sambo
Namun Bharada E takut untuk membantah perintah Ferdy Sambo tersebut.
"Saya enggak bisa membayangkan posisi dia saat itu, apa yang dia pikirkan. Mungkin saat itu dia berpikir untuk tidak melakukan, tapi dia takut dibawah perintah."
"Saya juga enggak bisa bayangkan, kalau itu di posisi itu, apa yang harus saya lakukan," ungkap Rynecke.
Baca juga: Pengakuan Bharada E soal Perempuan Menangis Keluar dari Rumah Ferdy Sambo Disebut Hanya Karangan
Bharada E Sempat Berdoa di Toilet Agar Pikiran Ferdy Sambo Berubah
Diberitakan sebelumnya, Terdakwa Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022).
Dalam kesaksiannya, Bharada E mengaku sempat berdoa di toilet sebelum diperintahkan oleh Ferdy Sambo mengeksekusi mati Brigadir J.
Dia mengatakan saat itu dia diperintahkan Ferdy Sambo mengambil senjata api (senpi) di dalam mobil.
Mobil tersebut terparkir di garasi rumah Jalan Saguling Tiga, Mampang, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) lalu.
Baca juga: Tak Hanya Bharada E, Ferdy Sambo Ternyata Juga Punya Fans Club
Kemudian setelah mengambil Senpi tersebut, Bharada E langsung menuju ke toilet.
Bharada E mengungkapkan dirinya berdoa di dalam toilet lantai satu di rumah Jalan Saguling.
Richard berdoa agar tersangka Ferdy Sambo membatalkan niatnya untuk membunuh Brigadir J.
"Tuhan kalau bisa ubahkan pikiran Pak Sambo," ujar Bharada E.
Baca juga: Kronologi Bharada E Bertemu Perempuan Menangis di Bangka, Ferdy Sambo & Putri Marah saat Masuk Rumah
Takut Ferdy Sambo
Bharada E mengungkapkan alasannya mengikuti skenario membunuh Yosua.
Richard mengakui ikut skenario Sambo untuk melakukan pembunuhan di rumah dinas Kompleks Polri Duren Tiga lantaran Yosua telah melecehkan Putri Candrawathi.
“Kenapa kamu mau?” tanya Hakim Anggota Majelis Morgan Simanjuntak dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022).
"Saya merasa takut sama FS (Ferdy Sambo)," ungkap Richard.
Lantas, ia menjelaskan strata pangkat di kepolisian.
Baca juga: Pengakuan Bharada E Bohongi Kapolri soal Kematian Brigadir J: Diperintah Ferdy Sambo, Akhirnya Jujur
Richard mengungkapkan bahwa dirinya memiliki pangkat terendah di Kepolisian yaitu Bhayangkara tingkat dua alias Bharada.
Sementara, Ferdy Sambo kala itu menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) dengan pangkat Inspektur Jenderal atau bintang dua.
“Saya takut. Ini jenderal bintang dua, menjabat sebagai Kadiv Propam dan posisi saya, pangkat Bharada, pangkat terendah. Dari kepangkatan itu saja kita bisa lihat bagaikan langit dan bumi,” papar Richard.
Hakim Morgan kemudian menanyakan alasan Richard membongkar cerita sebenarnya terkait peristiwa yang menewaskan Yosua.
“Saya merasa berdosa yang mulia,” jawab Richard.
“Apa dosa kamu?” tanya hakim Morgan.
Baca juga: Kuasa Hukum Bharada E Tegaskan Ferdy Sambo yang Tarik Leher Birgadir J Sebelum Dieksekusi
“Karena saya mengikuti perintah dia (Ferdy Sambo),” kata Richard.
Richard menyinggung mimpi buruk yang kerap menghantuinya usai pembunuhan terhadap Yosua itu terjadi.
“Saya betul-betul dihantui mimpi buruk kurang lebih tiga minggu,” ungkap Richard.
“Apa mimpimu? Bertemu almarhum?" timpal Hakim.
”Betul, Yang Mulia,” ucap Bharada E.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/briza Fasti Ifhami)