Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Johanis Tanak Pernah Coba Disuap Rp 500 Juta: 'Kalau Saya Jadikan Mobil Kijang Bisa Dapat 7'

Johanis Tanak mengatakan dirinya pernah coba disuap sebesar 500 juta pada tahun 2000an. Namun uang tersebut ditolaknya.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Cerita Johanis Tanak Pernah Coba Disuap Rp 500 Juta: 'Kalau Saya Jadikan Mobil Kijang Bisa Dapat 7'
Dokumentasi Humas KPK
Johanis Tanak mengatakan dirinya pernah coba disuap sebesar 500 juta pada tahun 2000an. Namun uang tersebut ditolaknya. Johanis Tanak melakukan Pengucapan Janji sebagai Wakil Ketua merangkap Anggota Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk sisa masa jabatan tahun 2019 – 2023, dengan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2022). 

Jadi 5 komisioner ini harus mempunyai suatu pandangan yang sama.

Jadi itu yang saya rasakan bagaimana menyamakan suatu persepsi, sehingga penegakan hukum yang dilakukan oleh KPK itu benar-benar dapat terlaksana dengan baik dan penuh dengan rasa tanggung jawab, sebagaimana yang diharapkan.

Tentu jam terbang Bapak sebagai aparat penegak hukum pasti sudah 30 tahun, di antara jam terbang bapak yang 30 tahun, pernahkah bapak mengalami sesuatu yang tidak pernah Bapak lupakan, selama 30 tahun mengabdi sebagai penegak hukum?

Kalau dalam konteks penanganan perkara tindak pidana korupsi saya mulai dari subjeknya. Subjeknya siapa yang sedang kami proses dalam proses penyelidikan penyidikan dan penuntutan.

Yang saya merasa terhormat ketika mendapat perintah dari Pak Jaksa Agung untuk menangani perkara mantan Mensesneg, mantan pimpinan tinggi Golkar, Pak Akbar Tanjung.

Baca juga: KPK Sambut Johanis Tanak: Sarat Pengalaman dari Kejaksaan Agung, Penguat Pemberantasan Korupsi

Ketika itu Jaksa Agungnya Pak Baharuddin Lopa. Kemudian saya salah satu tim penyidik dalam perkara Bulog Gate 1 yang melibatkan tersangka Akbar Tanjung.

Dari tahap penyelidikan, memang banyak tantangan dan cobaan, sampai tahap penyidikan pun demikian. Dan saya hanya sampai tahap penyidikan.

Berita Rekomendasi

Selain itu, masih ada perkara-perkara lainnya seperti dilibatkan penanganan perkara tindak pidana korupsi dalam tim perkaranya Pak Harto, itu juga saya ikut dalam tim untuk menangani. Untuk di Kejaksaan Agung.

Yang berkesan juga bagi saya, pertama kali dilantik menjadi jaksa kemudian ditugaskan di bidang Jaksa Agung muda Tindak Pidana Khusus yang dikenal dengan Gedung Bundar.

Di situ saya untuk pertama kali dipercaya untuk menangani perkara dalam tahap penyidikan perkara restitusi pajak, dengan nilai korupsi Rp 3 miliar. Pada waktu itu gede banget, tahun 1993. Itulah pertama kali menangani kasus korupsi.

Waktu itu tantangan utamanya apa Pak?

Iya tantangan utamanya itu faktor kesulitan tinggi, karena menetapkan tersangkanya itu saja sulit.

Karena kita melibatkan orang dalam dan melibatkan orang luar, kemudian orang luar menggunakan dia mendirikan perusahaan tetapi yang diangkat menjadi direktur itu direktur bayangan saja itu tukang sapunya, cleaning servicenya.

Jadi kita sulit untuk mencari siapa sebenarnya yang pelaku utama, intelektualnya tidak mungkinlah masa cleaning service menjadi direktur utama. Ternyata memang benar, dia hanya sebagai kambing hitamnya saja.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas