Respon Rencana Kunjungan Utusan AS Terkait LGBT, Kemlu RI Singgung Etika Bertamu
utusan khusus AS terkait LGBTQI+ Jessica Stern akan melakukan perjalanan ke Vietnam, Filipina, dan Indonesia selama November-Desember 2022
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ramai pemberitaan di media internasional terkait rencana kunjungan utusan Amerika Serikat (AS) ke Indonesia untuk membawa isu LGBT, yang direspon Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) dengan menyinggung etika bertamu.
Rilis situs pemerintah AS state.gov, utusan khusus AS terkait LGBTQI+ Jessica Stern akan melakukan perjalanan ke Vietnam, Filipina, dan Indonesia selama November-Desember 2022.
Disebutkan, utusan khusus AS terkait LGBTQI+ memiliki rencana untuk menemui pejabat pemerintah setempat dan membahas soal hak asasi manusia (HAM) yang diperoleh kelompoknya.
Namun Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah membantah telah menerima laporan rencana kunjungan tersebut.
"Tentunya kita masih harus mengkonfirmasi apakah betul kunjungan itu benar dilakukan, sehingga saya tidak terlalu jauh mengkomentari," kata Faizasyah saat ditemui di kantor pusat Kemlu RI, Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Faizasyah juga memberikan analogi etika bertamu merespon pemberitaan rencana kunjungan itu.
Sebagai mitra Indonesia, Amerika Serikat dinilai tidak sensitif terhadap budaya Indonesia.
Jubir Kemlu juga menyinggung soal penghormatan dan penghargaan kepada teman yang akan dikunjungi.
"Apabila kita berkawan dengan seseorang, kita ingin mengunjungi kawan. Tentunya hal pertama yang kita lakukan adalah apakah waktu kunjungan itu cocok dengan tempat rekan kita tinggal. Kita akan mencari hal itu tersebut, menanyakan ke yang bersangkutan apakah itu saat yang tepat untuk berkunjung dan lain lain. Dengan demikian keinginan untuk berkunjung itu harus disesuaikan dengan kecocokan waktu, tempat, orang yang akan kunjungi sebagai teman. Di sisi lain tentunya, kita juga akan menginformasikan kalau saya berkunjung ke tempat anda, saya juga akan melakukan kegiatan lain, karena selain mengunjungi teman tersebut ada baik atau eloknya digambari kita akan ketemu siapa sebagai tamu. Demikian kita menghormati dan memberikan penghargaan kepada teman kita yang akan kita kunjungi," ujarnya.
Dari analogi yang dia jabarkan, menurutnya Jubir Kemlu sebagai teman yang baik dalam etika bertamu seseorang tidak akan membawa sesuatu yang tidak berkenan atau tidak disukai, maupun tidak cocok dengan selera dari teman yang akan dikunjungi.
Baca juga: Ada Penonton Masuk Lapangan di Laga Portugal vs Uruguay Piala Dunia 2022, Bawa Bendera LGBT
"Misalnya teman kita tidak bisa mengkonsumsi makanan yang tidak halal akan lah tidak etis, tidak tepat apabila kita membawa sesuatu yang tidak cocok dengan budaya dan tradisi yang ada atau dimiliki teman kita tersebut di situlah peta hubungan teman, saya rasa menjadi satu logika dalam melihat satu permasalahan," ujarnya.
Sementara konfirmasi kehadiran utusan AS tersebut, Jubir Kemlu meminta media mengkonfirmasi langsung pihak AS.
"Lebih baik ditanyakan pada pihak AS. Kita sampai sekarang mengikuti dari pemberitaan media," ujarnya.