VIDEO EKSKLUSIF Kenangan Wawancara dengan Lord Rangga Sebelum Meninggal Dunia: Makna Seragamnya
Tribunnews sempat mewawancarai Lord Rangga beberapa bulan yang lalu, tepatnya pada Jumat (23/9/2022) lalu.
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Raden Rangga Sasana atau yang lebih dikenal dengan sebutan Lord Rangga meninggal dunia, Rabu (7/12/2022).
Lord Rangga merupakan mantan petinggi Sunda Empire.
Tribunnews sempat mewawancarai Lord Rangga beberapa bulan yang lalu, tepatnya pada Jumat (23/9/2022) lalu.
Pada saat itu banyak hal dibahas bersama pria yang tercatat sebagai warga Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Brebes, Jawa Tengah, yang dikabarkan meninggal dunia sekitar pukul 05.39 WIB pagi ini.
Pada awal Lord Rangga menjelaskan makna dari seragam yang selalu dia kenakan.
"Baret yang saya gunakan ini merupakan lambang perdamaian dunia," ujarnya saat itu.
Berikut petikan sesi wasancara khusus Lord Rangga dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra:
Bisa diceritakan arti dari uniform atau busana yang dikenakan Lord Rangga?
Baret yang saya gunakan ini merupakan lambang perdamaian dunia.
Karena Lord sejak keluar (lapas) ditetapkan sebagai Bapak Perdamaian Dunia.
Lalu Lord juga mengambil korp diplomatik tertinggi di mana proses dunia ketiga.
Dan Lord saat ini sebagai pemangku bumi dan dunia tatanan baru.
Jadi ini persoalannya sekarang harus ada yang mewakili dunia ini.
.Banyak orang bertanya-tanya kegiatan Lord apa akhir-akhir ini?
Selebriti ya, multitalenta juga.
Jadi lord jadi apa saja bisa diundang di manapun sunatan bisa, podcast bisa, di kampus juga. Karena Lord bisa menghibur.
Yang kedua merupakan kesibukan saat ini saya juga mau mempersiapkan masa depan membangun pabrik gula di Brebes, dengan kapasitas 10 ribu hingga 16 ribu ton per hari di bawah naungan PT Brebes Manis Jaya.
Nanti tanggal 10 November 2022 akan launching peletakan batu pertama.
Lord salah satu ownernya, investasinya company menarik investor. Mungin Lord dianggap pantas dan mampu akhirnya kita bangun pabrik gula dalam waktu pembangunan dua tahun.
Pada 2025 awal kita sudah mulai produksi. karena satu tahun ini pabrik berjalan, satu tahun kita tanam tebu dengan kapasitas 15 ribu hektare.
Lima ribu hektare inti, plasma 10 ribu hektare.
Nilai investasinya Rp4,7 triliun.
Petani kita mendorong untuk menggunakan modal dari Kementerian Pertanian dari sisi KUR. Kalau dana tadi mutlak untuk pembangunan pabrik.(*)