Fakta Sesar Cugenang Penyebab Gempa M 5,6 di Cianjur, Punya Panjang 9 Kilometer Lewati 9 Desa
Penyebab gempa bumi berskala M 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada 21 November 2022 diakibatkan Sesar Cugenang. Berikut fakta-faktanya.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Penyebab gempa bumi berskala 5,6 magnitudo yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada 21 November 2022 ternyata bukan diakibatkan Sesar Cimandiri seperti yang selama ini disebut-sebut.
Gempa yang menewaskan ratusan orang tersebut disebabkan sesar yang baru terpetakan bernama Sesar Patahan Cugenang atau Sesar Cugenang.
Diketahui ada 295 patahan atau sesar aktif yang sudah teridentifikasi di Indonesia.
Namun, untuk Sesar Cugenang selama ini belum teridentifikasi dan baru diketahui setelah Cianjur dilanda gempa yang menyebabkan longsor, bangunan rusak, dan korban jiwa pada 21 November lalu.
Ada empat dasar ilmiah dalam menetapkan strike patahan aktif atau sesar Cugenang yang dilakukan BMKG, di antaranya;
Baca juga: BMKG Sebut Desa Cipendawa Cianjur Tak Layak Jadi Tempat Relokasi Korban Gempa, Ini Alasannya
1. Analisis focal mechanism dan sebaran gempa-gempa susulan.
2. Pelamparan kemenerusan surface rupture atau retakan permukaan tanah.
3. Sebaran kerusakan bangunan dan titik longsor karena gempa.
4. Kelurusan morfologi atau liniament.
Terkait focal mechanism, hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa zona bahaya di sepanjang Sesar Cugenang mengarah ke barat laut-tenggara, yang mana kawasan tersebut harus dikosongkan pada radius 300-500 meter.
Baca juga: Bantuan Lanjutan dari KSAD Jenderal Dudung Abdurachman Tiba di 4 Lokasi Korban Gempa Cianjur
Berikut sejumlah fakta yang dihimpun Tribunnews.com terkait Sesar Cugenang:
1. Asal Usul Nama Sesar Cugenang
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan nama Sesar Cugenang diambil karena patahan tersebut melintasi wilayah Cugenang, Cianjur.
Baca juga: Presiden Tinjau Rumah Contoh Tahan Gempa di Cianjur
"Karena patahan ini melintasi Kecamatan Cugenang maka ditetapkan sebagai Patahan Cugenang," kata Dwikorita Karnawati pada wartawan, Jumat (9/12/2022).