Hasil Survei: Penyelenggaraan KTT G20 Sukses, Kepuasan Publik Terhadap Pemerintah Jokowi 78,5 Persen
Seiring dengan suksesnya Presidensi G20, peran Indonesia semakin strategis di kancah dunia maupun kawasan, hal itu berdampak pada kepuasan pemerintah.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 telah selesai terselenggara, yang menjadi puncak dari kepemimpinan Indonesia selama Presidensi G20.
Hampir seluruh pemimpin negara hadir, di tengah kecamuk perang Rusia-Ukraina dan perebutan dominasi Amerika Serikat dan China.
Semula dikhawatirkan G20 bakal terpecah atau mengalami kebuntuan, tetapi akhirnya komunike dari para pemimpin G20 berhasil disepakati.
Indonesia juga mengantongi sejumlah kerja sama konkret dengan negara-negara anggota G20.
Seiring dengan suksesnya Presidensi G20, peran Indonesia semakin strategis di kancah dunia maupun kawasan.
Pada 2023 mendatang Indonesia mendapat giliran menjadi ketua ASEAN, mengukuhkan posisi kepemimpinan Indonesia, yang pengaruhnya meluas ke Asia-Pasifik.
Kiprah Indonesia di kancah dunia berkorelasi pula dengan kepentingan dalam negeri, di mana dunia tengah berjuang keluar dari pandemi Covid-19 serta ancaman krisis ekonomi dan perlombaan senjata.
Situasi pandemi menciptakan disrupsi rantai pasok terutama pangan dan energi, yang diperparah oleh perang Ukraina. Indonesia tak lepas dari pengaruh global, di mana inflasi terus membayangi. Pemerintah akhirnya menaikkan harga BBM bersubsidi pada September lalu.
Kenaikan tersebut tak bisa dihindari lagi, setelah berakhirnya windfall komoditas yang sempat dinikmati Indonesia.
Selama berbulan-bulan pemerintah menahan kenaikan BBM ketika banyak negara telah melakukannya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlibat aktif dalam meredam dampak perang dengan menemui langsung pemimpin Rusia dan Ukraina.
Dalam KTT G20, baik pihak Rusia maupun Ukraina diberikan kesempatan berbicara di hadapan para pemimpin dunia lainnya.
Baca juga: Hasil Survei Poltracking, Hanta Yuda: Kepuasan Terhadap Pemerintahan Jokowi-Maruf 73,2 Persen
Indonesia juga berupaya mendapatkan komitmen investasi, termasuk pada sektor-sektor hijau untuk menekan dampak perubahan iklim. Begitu pula dengan pengembangan infrastruktur seperti kereta cepat dan pembangunan ibukota negara (IKN) baru di Kalimantan.
Upaya terlibat aktif dalam percaturan global dan menangani masalah domestik membuahkan kestabilan sosial politik.