Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aktivis Perempuan Pilih Bela Ibu Yosua daripada Putri Candrawathi yang Mengaku Alami Kekerasan

Ratna menyatakan, pihaknya juga akan berdiri untuk istri puluhan anggota Polri yang suaminya menjadi korban skenario bohong Ferdy Sambo.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Aktivis Perempuan Pilih Bela Ibu Yosua daripada Putri Candrawathi yang Mengaku Alami Kekerasan
Kompas.com/Kristianto Purnomo
Putri Candrawathi, terdakwa pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis Jaringan Pembela Hak Perempuan Korban Kekerasan Seksual Ratna Batara Munti memilih untuk tidak membela Putri Candrawathi (PC) yang mengaku diperkosa.

Ratna menyebut, pihaknya lebih membela Rosti Simanjuntak, ibu dari korban Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hubatarat.

Hal tersebut disampaikan Ratna dalam program Rosi KOMPAS TV, yang dikutip Jumat (16/12/2022).

“Kita membela Ibu Yosua, Ibu Yosua itu korban yang anaknya dibunuh dengan keji, dieksekusi seperti itu. Kita tentunya enggak terima ya, main hakim sendiri dan sangat keji, tentunya kita bersama dengan Ibu Yosua dan keluarganya,” ucap Ratna Batara Munti.

Selain itu Ratna menyatakan, pihaknya juga akan berdiri untuk istri puluhan anggota Polri yang suaminya menjadi korban skenario bohong mantan kadiv propam Ferdy Sambo.

Disebutkan dalam persidangan, setidaknya sampai saat ini ada 95 anggota Polri yang terlibat obstruction of justice atau perintangan penyidikan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua.

Berita Rekomendasi

"Itu tentunya ketika dipecat, itu juga banyak perempuan-perempuan yang menjadi korban yang selama ini secara ekonomi bergantung dengan suaminya, itu korban,” ujar perempuan berambut panjang ini.

Baca juga: Aktivis Perempuan Ragukan Kesaksian Putri Candrawathi Sebagai Korban Pelecehan: Banyak Kebohongan

Karena itulah Ratna menyatakan, hakim juga perlu mempertimbangkan hal-hal tadi.

“Itu harus dipertimbangkan bukan hanya PC (Putri Candrawathi),” tambahnya.

Ada Kejanggalan

Pada kasus Putri Candrawathi, Ratna menilai ada banyak kejanggalan meski Putri mengaku diperkosa.

Sebagai korban perkosaan, Ratna Batara Munti meragukan kebenaran Putri Candrawathi mengalami kekerasan seksual.

Menurut Ratna Batara Munti, bagaimana mungkin orang yang diperkosa dan dibanting 3 kali mampu bertemu pelakunya beberapa saat setelah kejadian.

“Dia bukan mencerminkan kebanyakan, mayoritas korban perempuan yang kita damping selama ini, banyak kejanggalan,” ujar Ratna

“Ada enggak korban perkosaan yang dibanting sampai 3 kali, yang mengalami tentu saja perkosaan itu pemaksaan penetrasi pe**s ke va***a yang tidak dikehendaki oleh korban dan itu kan pasti secara fisik dan psikis itu menimbulkan depresi trauma, ada enggak yang meminta ketemu pelakunya belum lama kejadian,” lanjut Ratna.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas